Rabu, 14 April 2010
TOKOH - TOKOH SUFI
“ ASIF BIN BERCHIA”
yang telah mendatangkan
mahligai ratu Bilqis
kehadapan Nabi Sulaiman
dengan selejap mata
“ HUZAIFAH BIN JAMAN
“ HASAN AL-BASHRY
“ UWES AL-QARNY
“ IBRAHIM BIN ADAM
“ ABU YAZID ALBUSTHAMY
“ BASYIR ALHAFI
“ MALIK BIN DINAR
“ RABI”AH AL’ADAWIYAH
“ ALJUNAID
“ DZUNUN AL-MISHRY
“ ABDUL HUSAIN ANNURY
“ IBIN ‘ATHA ASSAKANDARY
“ ABDUL QODIR JAELANY
‘’ ABUL AL-WAFA BIN AQIL
‘’ ABUSA’ID
‘’ AL MUHASIBI
‘’ HUSAIN AN-NUR AL-BAGHDADI
‘’ IBRAHIM AL-KHAUWASH
’’ MULIA SADRA
‘’ ABU NAWAS
‘’ SAYID AHMAD AL-FARUQI SARHINDi
‘’ SAYYIDAH NAFISAH
‘’ SYU’AIB ABU MADYAN AL- MAGHRIBI
‘’ UWAIS AL-QARNI
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
yang telah mendatangkan
mahligai ratu Bilqis
kehadapan Nabi Sulaiman
dengan selejap mata
“ HUZAIFAH BIN JAMAN
“ HASAN AL-BASHRY
“ UWES AL-QARNY
“ IBRAHIM BIN ADAM
“ ABU YAZID ALBUSTHAMY
“ BASYIR ALHAFI
“ MALIK BIN DINAR
“ RABI”AH AL’ADAWIYAH
“ ALJUNAID
“ DZUNUN AL-MISHRY
“ ABDUL HUSAIN ANNURY
“ IBIN ‘ATHA ASSAKANDARY
“ ABDUL QODIR JAELANY
‘’ ABUL AL-WAFA BIN AQIL
‘’ ABUSA’ID
‘’ AL MUHASIBI
‘’ HUSAIN AN-NUR AL-BAGHDADI
‘’ IBRAHIM AL-KHAUWASH
’’ MULIA SADRA
‘’ ABU NAWAS
‘’ SAYID AHMAD AL-FARUQI SARHINDi
‘’ SAYYIDAH NAFISAH
‘’ SYU’AIB ABU MADYAN AL- MAGHRIBI
‘’ UWAIS AL-QARNI
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
TUHAN ADALAH NUR
Tuhan adalah Nur,” cahaya dilangit dan dibumi.
Atas nama Nur, “ ini dan dengan hidayahNya, dengan keridoanNya, mari kita terbang diangkasa raja ketasaufan. Dari keimanan mereka ahli ibadah orang2 suci, mari kita ambil pelita2 tasauf untuk kita pancarkan cahayanya dilangit kehidupan kita,
Nur, cahaya, dalam arti kiasan, bukan dalam arti sebenarnya. Kata2 Nur semacam ini banyak dipakai, ump. Agama itu nur. Kitab suci nur, Rasul Nur dan Tuhanpun Nur dilangit dan dibumi. Dikatakan dalam ayat Qur’an “ ( …………………. Mereka berusaha hendak memadamkan nur Allah, dengan jalan lisandan tindakan ) nur disini berarti hidayah kitab suci dan wahyu. Demikianlahartinya nur dalam do’a Nabi, ia minta supaya diberi nur dalam daging, tulang, urat ; rambut, kulit, kuping, mata beliau, Nur disini bukan arti Nur betul sehingga mata, telinga dan semua anggota badan menyorotkan sinar memancar, tapi nur dalam arti kiasan.
Agar mendapat keyakinan dan hidayahnya.
Mari kita buka jendela2 dunia kita ini, yang sedang diselubungi oleh kegelapan macam2 dosa dan kemungkaran, dunia yang sedang tenggelam dalam lautan kebendaan, supaya ditembusi oleh itu cahaya, supaya diliputi perdamaian dan supaya dipimpin dengan keimana.
Mari, mari kita tinggalkan manusia yang telah diperbudak oleh Hawa Nafsunya, untuk kita bicara tentang itu manusia sempurna, raja semua makhluk, pahlawan sejarah, kekasih Tuhan dan Chalifahnya diatas bumi ini dengan semboyan : Bahwa semua untuk Allah, dari Allah, kepada Allah, bahwa hidup ini adalah rahmat dan restu dengan Ibadah sebagai titik tujuanya, dan kecintaan sebagai undang2 dasarnya.
Cunta kepada Allah, cinta kepada semua Nabi, cinta kepada semua Manusia, cinta untuk berbuat baik dan mengenyahkan penderitaan dari semua yang bernyawa.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Atas nama Nur, “ ini dan dengan hidayahNya, dengan keridoanNya, mari kita terbang diangkasa raja ketasaufan. Dari keimanan mereka ahli ibadah orang2 suci, mari kita ambil pelita2 tasauf untuk kita pancarkan cahayanya dilangit kehidupan kita,
Nur, cahaya, dalam arti kiasan, bukan dalam arti sebenarnya. Kata2 Nur semacam ini banyak dipakai, ump. Agama itu nur. Kitab suci nur, Rasul Nur dan Tuhanpun Nur dilangit dan dibumi. Dikatakan dalam ayat Qur’an “ ( …………………. Mereka berusaha hendak memadamkan nur Allah, dengan jalan lisandan tindakan ) nur disini berarti hidayah kitab suci dan wahyu. Demikianlahartinya nur dalam do’a Nabi, ia minta supaya diberi nur dalam daging, tulang, urat ; rambut, kulit, kuping, mata beliau, Nur disini bukan arti Nur betul sehingga mata, telinga dan semua anggota badan menyorotkan sinar memancar, tapi nur dalam arti kiasan.
Agar mendapat keyakinan dan hidayahnya.
Mari kita buka jendela2 dunia kita ini, yang sedang diselubungi oleh kegelapan macam2 dosa dan kemungkaran, dunia yang sedang tenggelam dalam lautan kebendaan, supaya ditembusi oleh itu cahaya, supaya diliputi perdamaian dan supaya dipimpin dengan keimana.
Mari, mari kita tinggalkan manusia yang telah diperbudak oleh Hawa Nafsunya, untuk kita bicara tentang itu manusia sempurna, raja semua makhluk, pahlawan sejarah, kekasih Tuhan dan Chalifahnya diatas bumi ini dengan semboyan : Bahwa semua untuk Allah, dari Allah, kepada Allah, bahwa hidup ini adalah rahmat dan restu dengan Ibadah sebagai titik tujuanya, dan kecintaan sebagai undang2 dasarnya.
Cunta kepada Allah, cinta kepada semua Nabi, cinta kepada semua Manusia, cinta untuk berbuat baik dan mengenyahkan penderitaan dari semua yang bernyawa.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
TASHAUF SEBAGAI NALURI MANUSIA.
TASHAUF SEBAGAI NALURI MANUSIA.
Jiwa manusia itu, suatu benda yang hidup, Setiap yang hidup memerlukan makanan, makanan yang tumbuh dibumi, karena itulah wataknya. Jika tubuh kasar ini memerlukan makanan untuk hidupnya, demikian juga jiwa. Makananya ialah Iman, karena itulah nalurinya. Dan sebagaimana raga jika kurang makanannya menjadi kurus keringa dan lemah, demikian juga Jiwa, bisa redup dan kabur atau cemerlang bercahaya menurut ukuran kekuatan keimananya.
Jadi keimana dan keabadian jiwa dan kelanggengan kehidupan akherat, adalah naluri asli manusia, yang diciptakan Tuhan bersama diciptakannya manusia itu. Jiwanya itulah yang dapat mengangkatnya ketingkat yang lebih tinggi. Kepada jiwanya itulah, Tuhan memberikan kekuasaan yang dapat menguasai bumi dan alam sekitarnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Jiwa manusia itu, suatu benda yang hidup, Setiap yang hidup memerlukan makanan, makanan yang tumbuh dibumi, karena itulah wataknya. Jika tubuh kasar ini memerlukan makanan untuk hidupnya, demikian juga jiwa. Makananya ialah Iman, karena itulah nalurinya. Dan sebagaimana raga jika kurang makanannya menjadi kurus keringa dan lemah, demikian juga Jiwa, bisa redup dan kabur atau cemerlang bercahaya menurut ukuran kekuatan keimananya.
Jadi keimana dan keabadian jiwa dan kelanggengan kehidupan akherat, adalah naluri asli manusia, yang diciptakan Tuhan bersama diciptakannya manusia itu. Jiwanya itulah yang dapat mengangkatnya ketingkat yang lebih tinggi. Kepada jiwanya itulah, Tuhan memberikan kekuasaan yang dapat menguasai bumi dan alam sekitarnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
TASHAUF SUATU ALIRAN INTERNATIONAL
dengan panduan jiwa dan raga, timbulah falsafah peribadatan ( Ketashaufan ) yang menjadi aliran Internationa, yang berbeda-beda pada tiap2 bangsa menurut kepercayaan dan pemikirannya.
Apakah hidup itu apa titik tujuannya ? Manusia berpikir dan terus berpikir. Mencari dan meniolainya, dan semakin tinggi ia berpikir, sampai kepada apa yang langgeng dan kekal. Ia mencari siapa pencipta hidup dan siapa Tuhannya.
Manusia berpikir dan terus berpikir, tentang kenyataan hidup ini. Ia melihat bahwa semua yang kokoh kuat akan lemah jua, semua yang hidup bakal mati, semua yang tumbuh akan patah. Demikianlah patah tumbuh hilang berganti. Baru dia mengertibahwa dibalik hidup yang fana ini, ada lagi hidup yang kekal dan abadi.
Tuhan itulah hakikat wujud dalam hidup. Jika manusia tidak mendekati Tuhannya, maka sia-sialah selaluruh hidupnya. Sebab titik tujuan hidup itu adalah mencapai keridhoan Tuhan, pencipta yang maha Besar.
Demikianlah garis besarnya tashauf pada Umumnya.
Hanya Tashauf menurut pandangan Islam ada berbeda-beda dasarnya Tauhid yang lurus Ukhlas yang diambil dari tuntunan Al-Qur’an dan Nur Muhammad.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Apakah hidup itu apa titik tujuannya ? Manusia berpikir dan terus berpikir. Mencari dan meniolainya, dan semakin tinggi ia berpikir, sampai kepada apa yang langgeng dan kekal. Ia mencari siapa pencipta hidup dan siapa Tuhannya.
Manusia berpikir dan terus berpikir, tentang kenyataan hidup ini. Ia melihat bahwa semua yang kokoh kuat akan lemah jua, semua yang hidup bakal mati, semua yang tumbuh akan patah. Demikianlah patah tumbuh hilang berganti. Baru dia mengertibahwa dibalik hidup yang fana ini, ada lagi hidup yang kekal dan abadi.
Tuhan itulah hakikat wujud dalam hidup. Jika manusia tidak mendekati Tuhannya, maka sia-sialah selaluruh hidupnya. Sebab titik tujuan hidup itu adalah mencapai keridhoan Tuhan, pencipta yang maha Besar.
Demikianlah garis besarnya tashauf pada Umumnya.
Hanya Tashauf menurut pandangan Islam ada berbeda-beda dasarnya Tauhid yang lurus Ukhlas yang diambil dari tuntunan Al-Qur’an dan Nur Muhammad.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
TASHAUF MENURUT TUNTUNAN AL- QUR’AN
Para ahli tashauf telah mencipta tariqatnya berdasarkan tuntunan ayat2 Qur’an, dalam menyederhanakan cara hidup mereka, untuk menuju kepada Tuhan, karena harapan dan cinta kepada Tuhan semata-mata.
Dalam banyak ayat2 Qur’an diterangkan; bahwa dunia sebagai barang pulasan belaka, hanya main2 dan suka-suka, bermegah-megah kekayaan dan anak istri, yang semua itu akan musnah.
Qur’an dalam garis besarnya, semua ayatnya membawa jiwa manusia kearah kerohanian, dengan titik terakhir alam akhirat, alam yang kekal dimana ada kebahagiaan abadi. Didalam Al-Qur’an diterangkan dengan jelas arti hidup yang sebenarnya dan mudah, diterangkan bahwa : ,, Aku tidak menjadikan jin dan manusia, hanya supaya mereka beribadah kepadaKu “ . jadi hidup itu adalah ibadah.
Diterangkan bahwa semua yang ada dialam wujud ini ; langit, bumi dan seisinya, manusia, malaikat, jin semua menyembah dan memuja kepada Yuhan.
Ahli tashauf yang pertama-tama dalam Islam, adalah mereka disebut“( AHLUSSUFAH ) , yaitu orang2 Muhajirin dan Anshar yang miskin, yang tidak punya apa2, hanya Iman, kepada Tuhanya dan Rasulnya. Tempat tinggal mereka di( Shuffah ), diserambi belakang mesjid. Ditempat inilah mereka beribadah, berpuasa, mengaji Qur’an dan bersemedi.
Azas2 dan dasar Ilmu Tashauf, diambil dari Qur’an ; Tuhan adalah Nur, Cahya dilangit dan diBumi . ( Dimana kamu berada, di situ Tuhan ada ). ( Sebutlah nama Tuhanmu. Sampai engkau mendapat keyakinan ).
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Dalam banyak ayat2 Qur’an diterangkan; bahwa dunia sebagai barang pulasan belaka, hanya main2 dan suka-suka, bermegah-megah kekayaan dan anak istri, yang semua itu akan musnah.
Qur’an dalam garis besarnya, semua ayatnya membawa jiwa manusia kearah kerohanian, dengan titik terakhir alam akhirat, alam yang kekal dimana ada kebahagiaan abadi. Didalam Al-Qur’an diterangkan dengan jelas arti hidup yang sebenarnya dan mudah, diterangkan bahwa : ,, Aku tidak menjadikan jin dan manusia, hanya supaya mereka beribadah kepadaKu “ . jadi hidup itu adalah ibadah.
Diterangkan bahwa semua yang ada dialam wujud ini ; langit, bumi dan seisinya, manusia, malaikat, jin semua menyembah dan memuja kepada Yuhan.
Ahli tashauf yang pertama-tama dalam Islam, adalah mereka disebut“( AHLUSSUFAH ) , yaitu orang2 Muhajirin dan Anshar yang miskin, yang tidak punya apa2, hanya Iman, kepada Tuhanya dan Rasulnya. Tempat tinggal mereka di( Shuffah ), diserambi belakang mesjid. Ditempat inilah mereka beribadah, berpuasa, mengaji Qur’an dan bersemedi.
Azas2 dan dasar Ilmu Tashauf, diambil dari Qur’an ; Tuhan adalah Nur, Cahya dilangit dan diBumi . ( Dimana kamu berada, di situ Tuhan ada ). ( Sebutlah nama Tuhanmu. Sampai engkau mendapat keyakinan ).
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
HIDUP RASULULLAH CARA TASHAUF
HIDUP RASULULLAH CARA TASHAUF
Sebelum Muhammad menjadi Rasul, Beliau suka sekali bersemedi di Gua Hira, hidup memencil, hanya …..
uzlah ; Tapa, memncilkan diri dari masyarakat, untuk bersemedi dan bertaqarub kepada Tuhan. Nabi Muhammad SAW. Sebelum menjadi Rasul. Pernah beruzlah di Gua Hira untuk beribadah dan memikirkan sosial masyarakat, bagaimana cara memperbaikinya, dengan meminta pimpinan dan tujuan tuntunan dari Allah. ‘Uzlah tidak baik untuk seumur hidup, harus membuat amal, sebagaimana sabda Rasulullah ; manusia yang baik, ialah yang banyak jasanya terhadap masyarakat.
Dengan hati dan jiwanya saja, sambil membaca kitabulwujud, buku yang terbentang luas, padang sahara yang hening sepi membisu, langit yang gemerlapan bintangnya, beliau melepes pandangan dibalik alam wujud ini, bahwa ada penciptanya. Inilah kebenaran hakiki yang kekal dan abadi. Maka lenyaplah semua perasaan pancaindranya, lebur dalam keagugan dan kecintaan kepada Tuhan Rabbul Izzati.
Inilah pancaran pertama dalam dunia ketashaufan dalam Islam.
Satu kehidupan rohani yang suci dan bersih dari pengaruh keduniawian. Sehingga jiwanya menjadi suci dan hatinya menjadi cemerlang bercahaya. Dengan demikian cukuplah persediaan beliau sebagai Rasul untuk menerima Wahyu Ilahi.
Tashauf itu, adalah ibadah, kesucian dan penyederhanaan hidup, kemudian tersingkap Kasjaf / kasfah dan berpancaranlah Nur cahaya, lalu berpadu hubungan langsung dengan Zat Pencipta alam jagat raya ini.
Muhammad Rasulullah, adalah Iman pertama, iman besar dari para ahli Tashauf . semalam malaman suntuk beliau terus beribadah tahajud, Istighfar, Dzikir, sembahyang sampai bengkak2 kakinya, sehingga tuhan kasihan kepadanya, sebagaimana firmanNya ; ( Thoh ( Muhammad )! Bukan maksud kami menurunkan Qur’an ini, supaya kamu menderita ).
Jajirah arabia ada dibawah kekuasaan Rasulullah, tetapi beliau tetap hidup sederhana. Suatu hari ‘Umar datang kerumah Rasulullah, dilihatnya Rasulullah sedang baring diatas tikar itu nampak pada punggungnya. Iba hati ‘Umar melihatnya dan menitiklah air matanya.
kenapa kau menangis ? “ tanya Rasulullah.
.. saya lihat raja Rumawi dan Persia diatas kasur sutra yang empuk. Tapi tuan tidur diatas sehelai tikar saja “ .
"Apa ? kau mau supaya aku turut dan titu caracara kaisar hai ‘Umar?"
dari ajaran dan tuntunan Rasulullah tersebut diatas, kita dapat mengerti apa maksudnya do’a beliau ; “ ya Tuhan semoga aku diberi karunia hidup sebagai seorang miskin dan kelak semoga aku dibangkitkan bersama-sama golongan orang miskin pula “ .
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Sebelum Muhammad menjadi Rasul, Beliau suka sekali bersemedi di Gua Hira, hidup memencil, hanya …..
uzlah ; Tapa, memncilkan diri dari masyarakat, untuk bersemedi dan bertaqarub kepada Tuhan. Nabi Muhammad SAW. Sebelum menjadi Rasul. Pernah beruzlah di Gua Hira untuk beribadah dan memikirkan sosial masyarakat, bagaimana cara memperbaikinya, dengan meminta pimpinan dan tujuan tuntunan dari Allah. ‘Uzlah tidak baik untuk seumur hidup, harus membuat amal, sebagaimana sabda Rasulullah ; manusia yang baik, ialah yang banyak jasanya terhadap masyarakat.
Dengan hati dan jiwanya saja, sambil membaca kitabulwujud, buku yang terbentang luas, padang sahara yang hening sepi membisu, langit yang gemerlapan bintangnya, beliau melepes pandangan dibalik alam wujud ini, bahwa ada penciptanya. Inilah kebenaran hakiki yang kekal dan abadi. Maka lenyaplah semua perasaan pancaindranya, lebur dalam keagugan dan kecintaan kepada Tuhan Rabbul Izzati.
Inilah pancaran pertama dalam dunia ketashaufan dalam Islam.
Satu kehidupan rohani yang suci dan bersih dari pengaruh keduniawian. Sehingga jiwanya menjadi suci dan hatinya menjadi cemerlang bercahaya. Dengan demikian cukuplah persediaan beliau sebagai Rasul untuk menerima Wahyu Ilahi.
Tashauf itu, adalah ibadah, kesucian dan penyederhanaan hidup, kemudian tersingkap Kasjaf / kasfah dan berpancaranlah Nur cahaya, lalu berpadu hubungan langsung dengan Zat Pencipta alam jagat raya ini.
Muhammad Rasulullah, adalah Iman pertama, iman besar dari para ahli Tashauf . semalam malaman suntuk beliau terus beribadah tahajud, Istighfar, Dzikir, sembahyang sampai bengkak2 kakinya, sehingga tuhan kasihan kepadanya, sebagaimana firmanNya ; ( Thoh ( Muhammad )! Bukan maksud kami menurunkan Qur’an ini, supaya kamu menderita ).
Jajirah arabia ada dibawah kekuasaan Rasulullah, tetapi beliau tetap hidup sederhana. Suatu hari ‘Umar datang kerumah Rasulullah, dilihatnya Rasulullah sedang baring diatas tikar itu nampak pada punggungnya. Iba hati ‘Umar melihatnya dan menitiklah air matanya.
kenapa kau menangis ? “ tanya Rasulullah.
.. saya lihat raja Rumawi dan Persia diatas kasur sutra yang empuk. Tapi tuan tidur diatas sehelai tikar saja “ .
"Apa ? kau mau supaya aku turut dan titu caracara kaisar hai ‘Umar?"
dari ajaran dan tuntunan Rasulullah tersebut diatas, kita dapat mengerti apa maksudnya do’a beliau ; “ ya Tuhan semoga aku diberi karunia hidup sebagai seorang miskin dan kelak semoga aku dibangkitkan bersama-sama golongan orang miskin pula “ .
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
PARA SAHABAT RASUL DENGAN TASHAUF
Abubakar Sidiq Chalifah I adalah seorang yang sangat rajin beribadah, dan sangat takut kepada Allah. Beliau suka sekali membaca Qur’an sampai jauh malam.
Dalam suatu pertempuran besar, Rasulullah menganjurkan supaya umat islam memberikan pengorbanan ; harta bendanya. Maka datanglah Abubakar membawa semua harta kekayaannya. Rasulullah bertanya :
“ Apa yang kau tinggalkan buat anak istrimu dirumah ? “
“ Aku tinggalkan Allah dan RasulNya buat mereka “ .
Amirulmu’minin ‘Umar bin Ckathab itu Kepala Negara yang telah menggoncangkan sendi2 kerajaan Cosru dan Kaisar, yang dibanjiri oleh kekayaan dunia dari segenap penjuru, tetapi bagaimana kehidupannya, dan waktu beliau terlambat datang kemesjid, orang bertanya ; Kenapa beliau lambat datang
“ Maaf aku baru selesai mencuci bajuku ini “ . Baju yang hanya satu-satunya itu .
beliau biasa makan roti tampa yang lain lainnya, hanya ditaburi garam sedikit, dan biasa duduk atau baring diatas pasir.
“ Ali bin Abi Thalib, pahlawan yang gagah berani, pernah satu bulan hanya makan 3 butir kurma saja setiap harinya. Dalam rumah tangganya tidak punya perabotan apa-apa, kecuali sebilah pedang, yang jika dipakai, didak ada buat amparannya, jika diamparkan tidak ada buat selimutnya.
Mereka itu semua, kepala2 Negara. Dimana kemaharajaan Romawi dan Parsi bertekuk lutut dibawah kekuasaan mereka.
Tashauf adalah hidup sederhana hidup bakti dan taat, hidup cinta dan pengorbanan, hidup berjuang dijalan Allah demi untuk keunggulan Agama.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Dalam suatu pertempuran besar, Rasulullah menganjurkan supaya umat islam memberikan pengorbanan ; harta bendanya. Maka datanglah Abubakar membawa semua harta kekayaannya. Rasulullah bertanya :
“ Apa yang kau tinggalkan buat anak istrimu dirumah ? “
“ Aku tinggalkan Allah dan RasulNya buat mereka “ .
Amirulmu’minin ‘Umar bin Ckathab itu Kepala Negara yang telah menggoncangkan sendi2 kerajaan Cosru dan Kaisar, yang dibanjiri oleh kekayaan dunia dari segenap penjuru, tetapi bagaimana kehidupannya, dan waktu beliau terlambat datang kemesjid, orang bertanya ; Kenapa beliau lambat datang
“ Maaf aku baru selesai mencuci bajuku ini “ . Baju yang hanya satu-satunya itu .
beliau biasa makan roti tampa yang lain lainnya, hanya ditaburi garam sedikit, dan biasa duduk atau baring diatas pasir.
“ Ali bin Abi Thalib, pahlawan yang gagah berani, pernah satu bulan hanya makan 3 butir kurma saja setiap harinya. Dalam rumah tangganya tidak punya perabotan apa-apa, kecuali sebilah pedang, yang jika dipakai, didak ada buat amparannya, jika diamparkan tidak ada buat selimutnya.
Mereka itu semua, kepala2 Negara. Dimana kemaharajaan Romawi dan Parsi bertekuk lutut dibawah kekuasaan mereka.
Tashauf adalah hidup sederhana hidup bakti dan taat, hidup cinta dan pengorbanan, hidup berjuang dijalan Allah demi untuk keunggulan Agama.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
ARTI TASHAUF
Bermacam-macam orang memberikan ( divinisi ) tentang Tashauf :
a. berasal dari nama seorang ahli ibadah dizaman jahiliyah, bernama Shufah.
b. Berasal dari kata Shuf, baju dari bulu , yang menjadi syi’ar ( tanda ) mereka.
c. Berasal dari kata Shafa, suci.
d. Berasal dari kata Ahlussuffah.
e. Pengertian yang lebih tepat, adalah sebagaimana keterangan Qusyairy, sederhana dan tidak begitu dicari2 , adalah sebagai berikut :
_ Kaum Muslimin dimasa Rasulullah disebut Para Sahabat .
_ Angkatan sesudah mereka , disebut Para Tabi’in.
_ Arkian, maka pertentangan2 diantara Umat Islam semakin memuncak, maka ada diantara para Ulama Ahlussunnah yang memisahkan diri, meninggakan masyarakat, bersemedi dan bertaqarub kepada Tuhan, yang kemudian dimasa Imam Ahmad bin Hambal, disebut Ahli Tashauf. Jadi timbulnya istilah Tashauf itu dimasa Imam Ahmad.
“ HUZAIFAH BIN JAMAN “
Beliau yang mula-mula memfalsafahkan tentang Ibadah Untuk itu disusunnya tatacara tertentu.
Huzaifah mengajarkan tarikatnya dalam sebuah madrasah kecil sederhana. Diantara para muridnya, ada beberapa sahabat yang terkenal, seperti ; ( Washibah dan Hasan Al-Bashry ).
“ HASAN AL-BASHRY “
Seorang Muridnya Huzaifah, seorang Mahaguru yang banyak menghasilkan imam2 yang terkenal, sep : Malik bin Dinar Dll.
Beliau membangun madrasahnya yang besar di Bashrah, dimasa Ckalifah ‘Ali. Kemudian disusul oleh madrasah yang ke II di Irak , dibawah asuhan Sa’id bin Musajjah. Lalu menyusul pula Madrasah yang ke III di Churasan, dibawah asuhan Ibrahim bin Adam.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
a. berasal dari nama seorang ahli ibadah dizaman jahiliyah, bernama Shufah.
b. Berasal dari kata Shuf, baju dari bulu , yang menjadi syi’ar ( tanda ) mereka.
c. Berasal dari kata Shafa, suci.
d. Berasal dari kata Ahlussuffah.
e. Pengertian yang lebih tepat, adalah sebagaimana keterangan Qusyairy, sederhana dan tidak begitu dicari2 , adalah sebagai berikut :
_ Kaum Muslimin dimasa Rasulullah disebut Para Sahabat .
_ Angkatan sesudah mereka , disebut Para Tabi’in.
_ Arkian, maka pertentangan2 diantara Umat Islam semakin memuncak, maka ada diantara para Ulama Ahlussunnah yang memisahkan diri, meninggakan masyarakat, bersemedi dan bertaqarub kepada Tuhan, yang kemudian dimasa Imam Ahmad bin Hambal, disebut Ahli Tashauf. Jadi timbulnya istilah Tashauf itu dimasa Imam Ahmad.
“ HUZAIFAH BIN JAMAN “
Beliau yang mula-mula memfalsafahkan tentang Ibadah Untuk itu disusunnya tatacara tertentu.
Huzaifah mengajarkan tarikatnya dalam sebuah madrasah kecil sederhana. Diantara para muridnya, ada beberapa sahabat yang terkenal, seperti ; ( Washibah dan Hasan Al-Bashry ).
“ HASAN AL-BASHRY “
Seorang Muridnya Huzaifah, seorang Mahaguru yang banyak menghasilkan imam2 yang terkenal, sep : Malik bin Dinar Dll.
Beliau membangun madrasahnya yang besar di Bashrah, dimasa Ckalifah ‘Ali. Kemudian disusul oleh madrasah yang ke II di Irak , dibawah asuhan Sa’id bin Musajjah. Lalu menyusul pula Madrasah yang ke III di Churasan, dibawah asuhan Ibrahim bin Adam.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
PELAJARAN TASHAUF
Pelajaran tashauf dalam Islam terbagi dalam ;
1. pendidikan kerohanian dan pendidikan budi pekerti, yang menurut istilah Tashauf disebut Ilmulmu’amalah “ ( tatacara hidup bermasyarakat ).
2. Latihan kerohanian dengan jalan beribadah dan mencintai Tuhan yang memancarkan Nur dan untuk memperoleh Ilham. Bagian ini dinamakan .. Tarikat
Tarikat terbagi dalam 4 Fase :
1 Fase I .: Praktek lahir, masa beribadah dengan berpaling dari keduniawian dan kemewahan, memencilkan diri dengan jalan I”tikaf , Dzikir , Istighfar, Sembahyang, disamping menjalankan kewajiban-kewajiban fardu, sunnat dan tatawwu.
2 Fase II . : Masa praktek batin, dengan jalan keluhuran budi kesucian hati, kemurnian jiwa,melawan nafsu dan memperindah acklaq.
3 Fase III. : Masa latihan dan perjuangan, dengan perjuangan mana jiwa menjadi kuat, terlepas dari kotoran keduniawian, membubung tinggi menjadi suci murni Rabbani, sehingga terlukis pada jiwa itu arti yang menjadi hakekatnya alam ujud ini. Sedikit demi sedikit tersingkap kasfah, Tabir yang menyelubungi jiwa, sehingga sampai pada keridhoan dan nurani yang tinggi.
4 Fase IV. : Masa peleburan secara keseluruhan, dimana waktu bermunajat seluruh perasaan pancaindra menjadi lenyap sama sekali, dengan sampainya jiwa pada tingkat ini, dapatlah mengenal ( Hakekatulwujud ) dengan mendapat kasfah, mengetahui rahasia2 alam dari ketuhanan, yang akhirnya dapat merasakan Ni’mat dan bahagia dalam menghadap kehadirat Tuhan.
Pada masa terahir fase IV. Banyak menghadapi kesulitan2 yang berbahaya, kalau kurang2 kuat Imannya, banyak para Shufi yang kehilangan kesadarannya, menjadi sinting atau abnormal.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Blok A 11 Cirebon Jabar
1. pendidikan kerohanian dan pendidikan budi pekerti, yang menurut istilah Tashauf disebut Ilmulmu’amalah “ ( tatacara hidup bermasyarakat ).
2. Latihan kerohanian dengan jalan beribadah dan mencintai Tuhan yang memancarkan Nur dan untuk memperoleh Ilham. Bagian ini dinamakan .. Tarikat
Tarikat terbagi dalam 4 Fase :
1 Fase I .: Praktek lahir, masa beribadah dengan berpaling dari keduniawian dan kemewahan, memencilkan diri dengan jalan I”tikaf , Dzikir , Istighfar, Sembahyang, disamping menjalankan kewajiban-kewajiban fardu, sunnat dan tatawwu.
2 Fase II . : Masa praktek batin, dengan jalan keluhuran budi kesucian hati, kemurnian jiwa,melawan nafsu dan memperindah acklaq.
3 Fase III. : Masa latihan dan perjuangan, dengan perjuangan mana jiwa menjadi kuat, terlepas dari kotoran keduniawian, membubung tinggi menjadi suci murni Rabbani, sehingga terlukis pada jiwa itu arti yang menjadi hakekatnya alam ujud ini. Sedikit demi sedikit tersingkap kasfah, Tabir yang menyelubungi jiwa, sehingga sampai pada keridhoan dan nurani yang tinggi.
4 Fase IV. : Masa peleburan secara keseluruhan, dimana waktu bermunajat seluruh perasaan pancaindra menjadi lenyap sama sekali, dengan sampainya jiwa pada tingkat ini, dapatlah mengenal ( Hakekatulwujud ) dengan mendapat kasfah, mengetahui rahasia2 alam dari ketuhanan, yang akhirnya dapat merasakan Ni’mat dan bahagia dalam menghadap kehadirat Tuhan.
Pada masa terahir fase IV. Banyak menghadapi kesulitan2 yang berbahaya, kalau kurang2 kuat Imannya, banyak para Shufi yang kehilangan kesadarannya, menjadi sinting atau abnormal.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Blok A 11 Cirebon Jabar
ALAM MISTAL
Menurut kepercayaan ahli Tashauf, bahwa antara alam Jasmani dan alam Rohani itu, ada suatu alam, yang mereka sebut alam Mistal, atau alam Achal, alam titisan atau alam penjelmaan dengan dalih. :
1. Maka Jibrilpun menjelmalah kepada Maryam dengan rupa seorang manusia yang bagus “ . ( Qur’an )
2. menjelmanya Jibril as, waktu turun membawa wahyu Ilahy kepada Nabi , dalam bermacam-macam rupa dan bentuk . sekali merupakan seorang Badui, dsb.
3. Bangsa Jin, dapat menjelma dalam berbagai bentuk dan rupa.
Dengan dalih diatas, para shufi berpendapat ; Jika para Malaikat dan Jin dapat menjelma demikian rupa, maka jiwa Manusia yang taat dan sucipun, bila sudah sampai kepada derajat tertentu dalam keimana, peribadatan dan pelepasan jiwanya pada khadirat Tuhan , maka tidak Mustahil untuk dapat Menjelma sedemikian rupa.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
1. Maka Jibrilpun menjelmalah kepada Maryam dengan rupa seorang manusia yang bagus “ . ( Qur’an )
2. menjelmanya Jibril as, waktu turun membawa wahyu Ilahy kepada Nabi , dalam bermacam-macam rupa dan bentuk . sekali merupakan seorang Badui, dsb.
3. Bangsa Jin, dapat menjelma dalam berbagai bentuk dan rupa.
Dengan dalih diatas, para shufi berpendapat ; Jika para Malaikat dan Jin dapat menjelma demikian rupa, maka jiwa Manusia yang taat dan sucipun, bila sudah sampai kepada derajat tertentu dalam keimana, peribadatan dan pelepasan jiwanya pada khadirat Tuhan , maka tidak Mustahil untuk dapat Menjelma sedemikian rupa.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
ALAM MISTAL
Menurut kepercayaan ahli Tashauf, bahwa antara alam Jasmani dan alam Rohani itu, ada suatu alam, yang mereka sebut alam Mistal, atau alam Achal, alam titisan atau alam penjelmaan dengan dalih. :
1. Maka Jibrilpun menjelmalah kepada Maryam dengan rupa seorang manusia yang bagus “ . ( Qur’an )
2. menjelmanya Jibril as, waktu turun membawa wahyu Ilahy kepada Nabi , dalam bermacam-macam rupa dan bentuk . sekali merupakan seorang Badui, dsb.
3. Bangsa Jin, dapat menjelma dalam berbagai bentuk dan rupa.
Dengan dalih diatas, para shufi berpendapat ; Jika para Malaikat dan Jin dapat menjelma demikian rupa, maka jiwa Manusia yang taat dan sucipun, bila sudah sampai kepada derajat tertentu dalam keimana, peribadatan dan pelepasan jiwanya pada khadirat Tuhan , maka tidak Mustahil untuk dapat Menjelma sedemikian rupa.
Rahmat Mulyadi taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
1. Maka Jibrilpun menjelmalah kepada Maryam dengan rupa seorang manusia yang bagus “ . ( Qur’an )
2. menjelmanya Jibril as, waktu turun membawa wahyu Ilahy kepada Nabi , dalam bermacam-macam rupa dan bentuk . sekali merupakan seorang Badui, dsb.
3. Bangsa Jin, dapat menjelma dalam berbagai bentuk dan rupa.
Dengan dalih diatas, para shufi berpendapat ; Jika para Malaikat dan Jin dapat menjelma demikian rupa, maka jiwa Manusia yang taat dan sucipun, bila sudah sampai kepada derajat tertentu dalam keimana, peribadatan dan pelepasan jiwanya pada khadirat Tuhan , maka tidak Mustahil untuk dapat Menjelma sedemikian rupa.
Rahmat Mulyadi taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
SYARI’AT DAN HACICAT
perhatikan kisah Chidir beserta Musa :
Waktu mereka keduanya naik perahu. Perahunya, oleh Chidir dirusakan, bertemu dengan seorang anak, anak itu dibunuhnya oleh Chidir, dilihatnya ada tembok yang hampir runtuh, tembok itu oleh Chidir diperbaikinya dengan tidak mengharapkan sesuatu upah.
Musa marah dan menuduh Chidir berbuat kejam, karena menurut pandapatnya / pada lahirnya, Chidir salah, itulah ( Syare’at.)
Chidir berani bertindak tegas, karena tahu, apa akibat dibalik tindakannya itu, sekalipun akibat itu belum menjadi kenyataan, itulah ( Hakikat.)
Mengetahui hakikat yang belum menjadi kenyataan, itu namanya ( Kasfah ) atau disebut juga ( Ma’rifat ).
Ada pencuri tertangkap. Pencuri itu dibawa kepada Rasulullah . Rasulullah menyruh Bunuh. Tetapi para sahabat mencegah.
Kata Rasulullah ; ,, Bunuh saja “ ! “ ya Rasulullah, kata para sahabat, dia kan hanya sekedar mencuri saja, mengapa mesti dibunuh ? “
,, Baiklah, jika demikian pendapatmu, potong saja tangannya” !
kemudian orang itu mencuri lagi, lalu dipotong pula kakinya,
dizaman Chalifah Abubakar, kedapatan orang itu mencuri lagi, lalu dipotong lagi anggotanya yang lainnya.
Tetapi orang itu masih juga dapat mencuri lagi.
Benar kata Abubakar, memang Rasulullah lebih tahu perihal orang tersebut, makanya beliau menyuruh dibunuh saja.
Achirnya orang itu dibunuh juga, hukum potong tangan menurut pendapat para sahabat, itulah hukun ( Syari’at ) namanya
Hukum bunuh , menurut pendapat Rasulullah, itulah hukum ( Hakikat ) namanya.
Tinjauan Rasulullah, bahwa pencuri itu mau tidak mau, harus dibunuh juga, itulah ( Kasfah ) namanya, atau dengan perkataan lain disebut ( Ma’rifat )
Jadi Syari’at , adalah keadaan menurut wajarnya / kenyataannya.
Hakikat : keadaan yang sebenarnya.
Kasfah : peninjauan lebih jauh, menurut istilahnya, tersingkapnya tabir lahir, untuk dapat ditinjau dari sudut batin , yang disebut juga (Ma’rifat ).
Ma’rifat : Pengetahuan dalam arti kata yang luas.
Atau dengan kata lain ; Syari’at itu pohon dan Hakikat buahnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 cirebon Jabar
Waktu mereka keduanya naik perahu. Perahunya, oleh Chidir dirusakan, bertemu dengan seorang anak, anak itu dibunuhnya oleh Chidir, dilihatnya ada tembok yang hampir runtuh, tembok itu oleh Chidir diperbaikinya dengan tidak mengharapkan sesuatu upah.
Musa marah dan menuduh Chidir berbuat kejam, karena menurut pandapatnya / pada lahirnya, Chidir salah, itulah ( Syare’at.)
Chidir berani bertindak tegas, karena tahu, apa akibat dibalik tindakannya itu, sekalipun akibat itu belum menjadi kenyataan, itulah ( Hakikat.)
Mengetahui hakikat yang belum menjadi kenyataan, itu namanya ( Kasfah ) atau disebut juga ( Ma’rifat ).
Ada pencuri tertangkap. Pencuri itu dibawa kepada Rasulullah . Rasulullah menyruh Bunuh. Tetapi para sahabat mencegah.
Kata Rasulullah ; ,, Bunuh saja “ ! “ ya Rasulullah, kata para sahabat, dia kan hanya sekedar mencuri saja, mengapa mesti dibunuh ? “
,, Baiklah, jika demikian pendapatmu, potong saja tangannya” !
kemudian orang itu mencuri lagi, lalu dipotong pula kakinya,
dizaman Chalifah Abubakar, kedapatan orang itu mencuri lagi, lalu dipotong lagi anggotanya yang lainnya.
Tetapi orang itu masih juga dapat mencuri lagi.
Benar kata Abubakar, memang Rasulullah lebih tahu perihal orang tersebut, makanya beliau menyuruh dibunuh saja.
Achirnya orang itu dibunuh juga, hukum potong tangan menurut pendapat para sahabat, itulah hukun ( Syari’at ) namanya
Hukum bunuh , menurut pendapat Rasulullah, itulah hukum ( Hakikat ) namanya.
Tinjauan Rasulullah, bahwa pencuri itu mau tidak mau, harus dibunuh juga, itulah ( Kasfah ) namanya, atau dengan perkataan lain disebut ( Ma’rifat )
Jadi Syari’at , adalah keadaan menurut wajarnya / kenyataannya.
Hakikat : keadaan yang sebenarnya.
Kasfah : peninjauan lebih jauh, menurut istilahnya, tersingkapnya tabir lahir, untuk dapat ditinjau dari sudut batin , yang disebut juga (Ma’rifat ).
Ma’rifat : Pengetahuan dalam arti kata yang luas.
Atau dengan kata lain ; Syari’at itu pohon dan Hakikat buahnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 cirebon Jabar
DARI HAL CINTA
Tashauf itu ibarat satu lagu, nada-nadanya adalah cinta, musiknya adalah kerinduan, inspirasinya adalah rayuan, penerawangannya tenggelam dalam meni’mati keindahan dunia Ketuhanan yang tinggi , titik tujuannya pelepasan jiwa, peleburan secara keseluruhan dalam haribaab Tuhan.
Dan kata2 ahli Tashauf itu semuanya adalah keindahan nyanyian dan rayuan sukma, semuanya adalah lagu, nada2 dan musik, Menurut mereka, hidup ini adalah nyanyian dan rayuan, ‘Asyik dan Ma’syuk. Oleh karena mereka selamanya senang berada diharibaab Tuhan.
Begitulah kecintaan mereka itu memancar dalam setiap baris dan hurup yang mereka tuliskan untuk diabadikan. Jadi Allah itu cinta. Agama itu cinta, hidup itu cinta.
Dengan cinta itulah para Shufi dapat meningkat ketingkat yang lebih tinggi. Bagi mereka hidup ini, bukanlah gelanggang pertempuran, satu sama lain saling bunuh-membunuh, bukan pula sebagai tempat pesta, berfoya-foya dan bikan pula kumpulan derita dan sengsara. Tapi bagi mereka, hidup ini adalah kesucian, keindahan, nada2 merdu dan Nur yang memancar, hubungan langsung dengan Tuhan dan cinta yang kudus dan abadi.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Dan kata2 ahli Tashauf itu semuanya adalah keindahan nyanyian dan rayuan sukma, semuanya adalah lagu, nada2 dan musik, Menurut mereka, hidup ini adalah nyanyian dan rayuan, ‘Asyik dan Ma’syuk. Oleh karena mereka selamanya senang berada diharibaab Tuhan.
Begitulah kecintaan mereka itu memancar dalam setiap baris dan hurup yang mereka tuliskan untuk diabadikan. Jadi Allah itu cinta. Agama itu cinta, hidup itu cinta.
Dengan cinta itulah para Shufi dapat meningkat ketingkat yang lebih tinggi. Bagi mereka hidup ini, bukanlah gelanggang pertempuran, satu sama lain saling bunuh-membunuh, bukan pula sebagai tempat pesta, berfoya-foya dan bikan pula kumpulan derita dan sengsara. Tapi bagi mereka, hidup ini adalah kesucian, keindahan, nada2 merdu dan Nur yang memancar, hubungan langsung dengan Tuhan dan cinta yang kudus dan abadi.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
ARTI CINTA MENURUT QUR’AN
Dasar-dasar cinta dalam Tashauf itu, dinukil dari Nurulqur’an dan nada-nada Nubuwah, seperti ayat2 berikut ini ; katakanlah, jika kamu masih lebih mencintai orang tuamu, anak2mu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum kerabatmu, harta benda yang kamu kumpulkn, perdaganganmu yang kamu takutkan rugi, lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya dan lebih kamu sukai daripada berjuang dijalan Allah, maka tunggulah, nanti Allah akan bertindak tegas terhadapmu.
Diantara do’a Rasulullah dalam bermunajat kepada Allah, sebagai berikut ; ,, ya Tuhan, aku mohon kecintaanMu dan kecintaan orang yang mencintaiMu, aku mohon dapat mengerjakan perbuatan yang dapat menyampaikan kepada kecintaanMu ya Allah, aku mohon supaya aku dapat lebih mencintaiMu daripada mencintai diriku sendiri dan mencintai anak istriku dan dari air tawar ‘’
Diterangkan oleh Rasulullah, cinta yang lebih tinggi lagi, katanya :
,, Ada manusia2 diantara hamba2 Allah yang mereka itu bukan para Nabi dan bukan pula para Syahid, tetapi para Nabi dan para Syahid bangga terhadap mereka “ . orang bertanya ;
,, Siapa mereka itu gerangan, ya Rasulullah, dan apa yang mereka kerjakan ? semoga kamipun dapat mencintai mereka “ .
,, Mereka, adalah satu kaum yang mencintai Tuhan, sedang mereka tidak mempunyai sanak saudara, tidak mempunyai harta apa2 . demi Allah wajah mereka memancarkan Nur , mereka itu ada ditempat2 cahaya. Mereka tidak pernah takut tidak pernah merasa susah “.
Siapa gerangan manusia2 yang berada ditempat2 yang begitu tinggi, sebagaimana diterangkan dalam ( Hadits Qudsi ; …..) Begitulah, hambaKu itu selalu bertaqarub kepadaKu dengan jalan membanyakan ibadah2 sunat, sehingga Aku cinta kepadanya. Dan dimana Aku adalah menjadi telinganya, sebagai alat pendengarannya, Aku menjadi matanya, sebagai alat penglihatannya dan aku menjadi tangannya, sebagai alat untuk menyerang lawannya. ………”
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Diantara do’a Rasulullah dalam bermunajat kepada Allah, sebagai berikut ; ,, ya Tuhan, aku mohon kecintaanMu dan kecintaan orang yang mencintaiMu, aku mohon dapat mengerjakan perbuatan yang dapat menyampaikan kepada kecintaanMu ya Allah, aku mohon supaya aku dapat lebih mencintaiMu daripada mencintai diriku sendiri dan mencintai anak istriku dan dari air tawar ‘’
Diterangkan oleh Rasulullah, cinta yang lebih tinggi lagi, katanya :
,, Ada manusia2 diantara hamba2 Allah yang mereka itu bukan para Nabi dan bukan pula para Syahid, tetapi para Nabi dan para Syahid bangga terhadap mereka “ . orang bertanya ;
,, Siapa mereka itu gerangan, ya Rasulullah, dan apa yang mereka kerjakan ? semoga kamipun dapat mencintai mereka “ .
,, Mereka, adalah satu kaum yang mencintai Tuhan, sedang mereka tidak mempunyai sanak saudara, tidak mempunyai harta apa2 . demi Allah wajah mereka memancarkan Nur , mereka itu ada ditempat2 cahaya. Mereka tidak pernah takut tidak pernah merasa susah “.
Siapa gerangan manusia2 yang berada ditempat2 yang begitu tinggi, sebagaimana diterangkan dalam ( Hadits Qudsi ; …..) Begitulah, hambaKu itu selalu bertaqarub kepadaKu dengan jalan membanyakan ibadah2 sunat, sehingga Aku cinta kepadanya. Dan dimana Aku adalah menjadi telinganya, sebagai alat pendengarannya, Aku menjadi matanya, sebagai alat penglihatannya dan aku menjadi tangannya, sebagai alat untuk menyerang lawannya. ………”
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
UWES AL- QARNY
,, Hai ‘Umar, hai ‘Ali, Jika kamu bertemu dengan Uwea Al-Qarny kelak, mintalah kepadanya, supaya memintakan ampunan buat kamu, sebab do’anya sangat mustajab “. Bagitulah pesan Rasulullah.
Nun. Di-tengah padang sahara, hidup seorang pengembala kambing, bajunya compang camping, itulah Uwes Al-Qarny. Kepadanya ‘Umar dan ‘Ali mengharap supaya memintakan ampunan kepada Tuhan. Tetapi Uwes menolak, katanya ;
"Selamanya aku tidak pernah memintakan ampunan buat seseorang, aku hanya memintakan buat kaum Muslimin seluruhnya"
‘Umar minta nasihat
,, Dalam berbakti kepada Allah, mintalah RahmatNya, hati-hatilah akan kemurkanNya sewaktu kau berbuat ma’siat kepadaNya. Dalam pada itu janganlah engkau berputus asa “
Setelah bercakap-cakap beberapa lamanya, Uwes pamitan, tetapi oleh ‘Ali ditahan, katanya ia masih seneng bercakap-cakap dengannya.
,, Sungguh aneh, kata Uwes, tidak kusangka bahwa orang yang telah mengenal Tuhannya, masih suka bercakap-cakap dengan orang lain .” Sambil pergi meninggalkan mereka.
Disamping ahli ibadah, Uwes juga adalah sebagai pahlawan yang gagah berani. Ia turut menumpas pemberontakan pemerintahan di Shifin yang hendak menggulingkan pemerintahan ‘Ali bin Abi thalib. Juga ia turut bertempur dalam melawan kerajaan Rumawi yang kemudian ia gugur sebagai syahid . Uwes tidak dikenal dalam masyarakat dibumi, tapi ia dikenal oleh semua penghuni dilangit.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Nun. Di-tengah padang sahara, hidup seorang pengembala kambing, bajunya compang camping, itulah Uwes Al-Qarny. Kepadanya ‘Umar dan ‘Ali mengharap supaya memintakan ampunan kepada Tuhan. Tetapi Uwes menolak, katanya ;
"Selamanya aku tidak pernah memintakan ampunan buat seseorang, aku hanya memintakan buat kaum Muslimin seluruhnya"
‘Umar minta nasihat
,, Dalam berbakti kepada Allah, mintalah RahmatNya, hati-hatilah akan kemurkanNya sewaktu kau berbuat ma’siat kepadaNya. Dalam pada itu janganlah engkau berputus asa “
Setelah bercakap-cakap beberapa lamanya, Uwes pamitan, tetapi oleh ‘Ali ditahan, katanya ia masih seneng bercakap-cakap dengannya.
,, Sungguh aneh, kata Uwes, tidak kusangka bahwa orang yang telah mengenal Tuhannya, masih suka bercakap-cakap dengan orang lain .” Sambil pergi meninggalkan mereka.
Disamping ahli ibadah, Uwes juga adalah sebagai pahlawan yang gagah berani. Ia turut menumpas pemberontakan pemerintahan di Shifin yang hendak menggulingkan pemerintahan ‘Ali bin Abi thalib. Juga ia turut bertempur dalam melawan kerajaan Rumawi yang kemudian ia gugur sebagai syahid . Uwes tidak dikenal dalam masyarakat dibumi, tapi ia dikenal oleh semua penghuni dilangit.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
IBRAHIM BIN ADAM
Ibrahim bin Adam, seorang keturunan Raja2 Parsi yang biasa hidup mewah dengan segala kebesarannya.
Suwaktu beliau pergi berburu rusa. Ketika hendak melepas panahnya, mendesing pada telinganya, satu suara gemuruh, diangkasa raya ;
“ bukan untuk ini engkau dijadikan, bukan untuk ini engkau diperintahkan “.
Suara apakah itu, suara siapa, dan dari mana datangnya ?
Satu suara yang dasyat, satu suara dari langit.
Ibrahimbermenung, pandangnya menerawang keangkasa raya, kearah dari mana datangnya suara itu.
Ibrahim bermenung …………………………..
Bertanya-tanya dalam hatinya …………………………
Jadi ……………………………. Buat apa manusia hidup ? Apa artinya hidup ? Untuk apa manusia hidup ? Dimanakah kebenaran sejati itu ? dan kemana titik terakhirnya ?
Semua berpusat kepada satu kata, itulah hakikat yang abadi Satu kata, itulah rahasia alam ujud ini dan itulah lambang hidup , satu kata, itulah satu nama Kebesaran, yaitu ,, ALLAH ,,
Inilah jawaban, tersimpul dalam satu kata, yang merupakan sebagai jawaban, sebagai akidah, dan sebagai hakikat hidup.
Pengertian Tashauf menurut pendapat Ibrahim, adalah suatu keindahan, suatu kesempurnaan, suatu keagungan. Bukan tekanan, bukan penderitaan, bukan pula kesengsaraan. Tetapi Tashauf , adalah suatu keni’matan tinggi, satu pancaran suci dan satu kebahagiaan yang indah.
Dan kebahagiaan, adalah ketentaraman dan keridhoan, tetapi ketentraman tidak bisa dicapai kecuali dengan ibadah.
Demikian para Shufi, telah berhasil memetik kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rahmat MUlyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Suwaktu beliau pergi berburu rusa. Ketika hendak melepas panahnya, mendesing pada telinganya, satu suara gemuruh, diangkasa raya ;
“ bukan untuk ini engkau dijadikan, bukan untuk ini engkau diperintahkan “.
Suara apakah itu, suara siapa, dan dari mana datangnya ?
Satu suara yang dasyat, satu suara dari langit.
Ibrahimbermenung, pandangnya menerawang keangkasa raya, kearah dari mana datangnya suara itu.
Ibrahim bermenung …………………………..
Bertanya-tanya dalam hatinya …………………………
Jadi ……………………………. Buat apa manusia hidup ? Apa artinya hidup ? Untuk apa manusia hidup ? Dimanakah kebenaran sejati itu ? dan kemana titik terakhirnya ?
Semua berpusat kepada satu kata, itulah hakikat yang abadi Satu kata, itulah rahasia alam ujud ini dan itulah lambang hidup , satu kata, itulah satu nama Kebesaran, yaitu ,, ALLAH ,,
Inilah jawaban, tersimpul dalam satu kata, yang merupakan sebagai jawaban, sebagai akidah, dan sebagai hakikat hidup.
Pengertian Tashauf menurut pendapat Ibrahim, adalah suatu keindahan, suatu kesempurnaan, suatu keagungan. Bukan tekanan, bukan penderitaan, bukan pula kesengsaraan. Tetapi Tashauf , adalah suatu keni’matan tinggi, satu pancaran suci dan satu kebahagiaan yang indah.
Dan kebahagiaan, adalah ketentaraman dan keridhoan, tetapi ketentraman tidak bisa dicapai kecuali dengan ibadah.
Demikian para Shufi, telah berhasil memetik kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rahmat MUlyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
ABU YAZID AL- BUSTHAMY
sejak waktu mudanya ia sudah mulai hidup memencil. Dua puluh tahun lamanya ia bersemedi. Disangkanya bahwa ia sudah sampai kepada apa yang dimaksud. Ia kembali kepada masyarakat, bertemu dengan seorang kakek2 , kilau kemilau sinar mukanya. Orang tua itu memperingatkannya ; Nak, sebenarnya engkau baru bertunas, belum sampai kepada buah. Abu Yazidpun kembali bersemedi lagi, 20 tahun lagi lamanya. Ia beribadah dengan penuh cinta, pengagungan dan peleburan pribadi dalam Zat Hakikat yang abadi.
Tetapi ia belum merasa puas, katanya ; sejak itu saja turut beribadah bersama-sama ahli2 Ibadah, turut berjuang bersama-sama pejuang2, turut sembahyang bersama-sama ahli sembahyang dan berpuasa bersama-sama ahli puasa, tetapi saja masih belum tahu tempat berpijak. Maka saja berdo’a, saja bertanya kepada Tuhan :
• ada manusia yang diajak bicara oleh Tuhannya, seperti Musa pernah diajak bicara waktu dibukit Sinai. Tetapi bicaranya, bukanlah seperti pembicaraan antara kita, tetapi bersifat wahyu, seperti diterangkan dalam ayat lain. Yang berbunyi : ( Tidak ada seorangpun manusia diajak bicara oleh Tuhan, hanya dengan jalan wahyu )
• ya Tuhan bagaimana caranya bisa sampai kepadaMu ?
• tinggalkan dulu dirimu, baru kau boleh datang kepadaKu “
menurut Abu Yazid, huibungan kepada Allah itu, terbagi dalam :
a. Ma’rifat, mengenal penghambaan dan ketuhanan, thaat dan ma’siat.
b. Ma’rifat, mengenal keagungan, kebesaran, kemurahan, dan taufiknya.
c. Ma’rifat, mengenal munajat dan merasa senang di HadiratNya.
d. Ma’rifat, mengenal Hati / jiwa.
e. Ma’rifat, mengenal rahasianya.
Abu Yazid sudah mengenal apa yang dikatakan rahasia itu, maka pribadinya lebur dalam ilham Tuhan, lebur pancaran NyrNya.
Ia hidup cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama manusia, cinta kepada semua yang hidup.
Ia hidup dengan semboyan cinta, makannya cinta, minumnya cinta dan hidupnya cinta.
Itulah bakti, itulah cinta kesucian.
Abu Yazid berseru kepada Tuhan, ya Tuhan, Ya Tuhan, Tuhan didunia dan diakhirat.
Ya Tuhan, inilah aku datang kepadaMu, kurniailah aku, meni’mati Nur cahayaMu.
Ya Tuhan semua yang didunia ini tidak ada artinya buat saya, kecuali Engkau satu. Kasihanilah hambaMu ini, yang sangat cinta kepadaMu, yang sangat rindu kepadaMu dan yang sangat mengharap kerinduanMu.
Maha suci Engkau dan Maha Qudus.
Engkau yang awal dan yang akhir, yang Dzahir dan yang Bathin. Semua tidak ada artinya bagiku, kecuali Engkau satu.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Tetapi ia belum merasa puas, katanya ; sejak itu saja turut beribadah bersama-sama ahli2 Ibadah, turut berjuang bersama-sama pejuang2, turut sembahyang bersama-sama ahli sembahyang dan berpuasa bersama-sama ahli puasa, tetapi saja masih belum tahu tempat berpijak. Maka saja berdo’a, saja bertanya kepada Tuhan :
• ada manusia yang diajak bicara oleh Tuhannya, seperti Musa pernah diajak bicara waktu dibukit Sinai. Tetapi bicaranya, bukanlah seperti pembicaraan antara kita, tetapi bersifat wahyu, seperti diterangkan dalam ayat lain. Yang berbunyi : ( Tidak ada seorangpun manusia diajak bicara oleh Tuhan, hanya dengan jalan wahyu )
• ya Tuhan bagaimana caranya bisa sampai kepadaMu ?
• tinggalkan dulu dirimu, baru kau boleh datang kepadaKu “
menurut Abu Yazid, huibungan kepada Allah itu, terbagi dalam :
a. Ma’rifat, mengenal penghambaan dan ketuhanan, thaat dan ma’siat.
b. Ma’rifat, mengenal keagungan, kebesaran, kemurahan, dan taufiknya.
c. Ma’rifat, mengenal munajat dan merasa senang di HadiratNya.
d. Ma’rifat, mengenal Hati / jiwa.
e. Ma’rifat, mengenal rahasianya.
Abu Yazid sudah mengenal apa yang dikatakan rahasia itu, maka pribadinya lebur dalam ilham Tuhan, lebur pancaran NyrNya.
Ia hidup cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama manusia, cinta kepada semua yang hidup.
Ia hidup dengan semboyan cinta, makannya cinta, minumnya cinta dan hidupnya cinta.
Itulah bakti, itulah cinta kesucian.
Abu Yazid berseru kepada Tuhan, ya Tuhan, Ya Tuhan, Tuhan didunia dan diakhirat.
Ya Tuhan, inilah aku datang kepadaMu, kurniailah aku, meni’mati Nur cahayaMu.
Ya Tuhan semua yang didunia ini tidak ada artinya buat saya, kecuali Engkau satu. Kasihanilah hambaMu ini, yang sangat cinta kepadaMu, yang sangat rindu kepadaMu dan yang sangat mengharap kerinduanMu.
Maha suci Engkau dan Maha Qudus.
Engkau yang awal dan yang akhir, yang Dzahir dan yang Bathin. Semua tidak ada artinya bagiku, kecuali Engkau satu.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
BASYIR ALHAFI
Chalifah Ma’mun ingin sekali bertemu dengan Basyir, orang yang hidupnya berkaki telanjang, tidak pernah pakai sepatu, atau terompah. Tetapi Basyir selalu menolak setiap diminta datang.
Chalifah minta bantuan Imam Ahmad, supaya suka membujuknya. Tetapi Basyir sudah lari dari kota . payah Imam Ahmad mencarinya. Nun jauh, disebuah pedusunan, ada sebuah gubuk yang menyerupai biara, atau biara menyerupai gubuk. Itulah rumah tempat tinggal Basyir.
Imam Ahmad diterima dengan baik, dan setelah menyatakan maksudnya, Basyir menjawab :
,, Apa sebenarnya yang dikehendaki oleh Chalifah daripadaku orang miskin ini. Apa perlunya kepadaku, kalu beliau selalu menuruti hawa nafsunya saja, sedangkan rakyat sekelilingnya tidak diperhatikan sama sekali nasibnya. Katakan kepadanya : Bahwa setiap Muslim akan ditanya dihadapan Allah tentang amalnya masing2. tetapi beliau nanti akan ditanya dan harus bertanggungjawab tentang nasib rakyatnya. Apa perlunya Chalifah meminta aku datang, bukankah aku ini orang miskin. Kalau pelu untuk menghiburnya, carilah orang lain, jangan aku. Aku adalah hamba Allah, aku tidak mau jadi budaknya”.
Demikianlah Basyir lari dari Ma’mun, lari dari Baghdad, lari dari keramaian kota dan maksiatnya, lari dari segala2, untuk mendekat kepada Allah.
Tashauf menurut Basyir adalah :
1. Hendaknya orang jangan memendamkan Nur kesuciannya sendiri, karena cahaya pengetahuannya.
2. Hendaklah orang jangan sampai bertentangan suara bathinnya dengan perintah2 Qur’an dan Hadits.
3. Hendaklah orang jangan sampai menggunakan kekeramatannya untuk merusak kehormatan orang lain.
Siapa manusia yang seperti Basyir ? Ia lepaskan sepetunya untukm pergi kepada Tuhannya
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Chalifah minta bantuan Imam Ahmad, supaya suka membujuknya. Tetapi Basyir sudah lari dari kota . payah Imam Ahmad mencarinya. Nun jauh, disebuah pedusunan, ada sebuah gubuk yang menyerupai biara, atau biara menyerupai gubuk. Itulah rumah tempat tinggal Basyir.
Imam Ahmad diterima dengan baik, dan setelah menyatakan maksudnya, Basyir menjawab :
,, Apa sebenarnya yang dikehendaki oleh Chalifah daripadaku orang miskin ini. Apa perlunya kepadaku, kalu beliau selalu menuruti hawa nafsunya saja, sedangkan rakyat sekelilingnya tidak diperhatikan sama sekali nasibnya. Katakan kepadanya : Bahwa setiap Muslim akan ditanya dihadapan Allah tentang amalnya masing2. tetapi beliau nanti akan ditanya dan harus bertanggungjawab tentang nasib rakyatnya. Apa perlunya Chalifah meminta aku datang, bukankah aku ini orang miskin. Kalau pelu untuk menghiburnya, carilah orang lain, jangan aku. Aku adalah hamba Allah, aku tidak mau jadi budaknya”.
Demikianlah Basyir lari dari Ma’mun, lari dari Baghdad, lari dari keramaian kota dan maksiatnya, lari dari segala2, untuk mendekat kepada Allah.
Tashauf menurut Basyir adalah :
1. Hendaknya orang jangan memendamkan Nur kesuciannya sendiri, karena cahaya pengetahuannya.
2. Hendaklah orang jangan sampai bertentangan suara bathinnya dengan perintah2 Qur’an dan Hadits.
3. Hendaklah orang jangan sampai menggunakan kekeramatannya untuk merusak kehormatan orang lain.
Siapa manusia yang seperti Basyir ? Ia lepaskan sepetunya untukm pergi kepada Tuhannya
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
MALIK BIN DINAR
pada mulanya malik bin Dinar, orang yang bergajul, seorang polisi yang kasar dan bengis, Ia jatuh cinta kepada seorang hamba wanita cantik, yang kemudian dikawininya. Tidak lama wanita itu meninggal, dan meninggalkan seorang anak perempuan. Tidak lama pula anaknyapu meninggal. Maka untuk melipur hatinya yang sedang gundah itu, ia cari hiburan dengan mabuk-mabukan minuman keras.
Sepanjang hari kerjanya hanya keliaran dijalan2 dipasar2 diwarung2. kalau hari sudah petang, baru ia pulang.
Suatu malam ia mimpi. Mimpi hari Qiamat yang dasyat. Seekor naga besar dari langit menyambar2 memuntahkan api dari mulutnya. Malik bin Dinar lari pontang panting. Bertemu dengan seorang tua yang sudah lanjut umurnya. Malik minta tolong Orang tua itu hanya menyuruh supaya lekas lari. Malik terus lari dan lari ……………….. terengah – engah, kembang kempis perutnya, letih lunglai seluruh persendiannya. Akhirnya ia bertemu anaknya itu memberi nasehat supaya Malik lekas kembali kepada Tuhan. Diterangkannya bahwa naga yang hendak mencaploknya itu adalah amalnya yang jahat, dan orang tua yang tidak sanggup memberi pertolongan itu amalnya yang baik yang hanya sedikit.
Setelah bangun dari tidurnya, Malik bin Dinar segera melempar2kan gelas dan botol2 minumannya kerasnya. Terus bertobat nasuha. Sejak itu, ia terus beribadah dan bertaqarub kepada Allah.
Malik bin Dinar jadi seorang penghiba dan santun, kasih sayang dan cinta terhadap sesama manusia dan semua manusia cinta kepadanya.
Saudara2 ! Kata Malik bin Dinar. Tuhan itu kasih sayang. Berbahagialah Sdr2 yang telah mendapat kasih sayangNya. Dan katakanlah kepada orang banyak bahwa Tuhan itu sangat kasih sayang kepada manusia semua. Sekiranya saudara2 tahu tentang kasih sayang itu, niscaya kalian tidak akan berbuat ma’siat kepadaNya, cintakah saudara2 kepada Allah ? jika benar2 kalian cinta kepadaNya itu, ialah banyak berdzikir, banyak ingat kepadaNya ; orang yang tidak suka me-muja2 kepada Tuhannya, itulah orang picik ilmunya, orang buta mata bathinnya, dan sia2lah seluruh hidupnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Sepanjang hari kerjanya hanya keliaran dijalan2 dipasar2 diwarung2. kalau hari sudah petang, baru ia pulang.
Suatu malam ia mimpi. Mimpi hari Qiamat yang dasyat. Seekor naga besar dari langit menyambar2 memuntahkan api dari mulutnya. Malik bin Dinar lari pontang panting. Bertemu dengan seorang tua yang sudah lanjut umurnya. Malik minta tolong Orang tua itu hanya menyuruh supaya lekas lari. Malik terus lari dan lari ……………….. terengah – engah, kembang kempis perutnya, letih lunglai seluruh persendiannya. Akhirnya ia bertemu anaknya itu memberi nasehat supaya Malik lekas kembali kepada Tuhan. Diterangkannya bahwa naga yang hendak mencaploknya itu adalah amalnya yang jahat, dan orang tua yang tidak sanggup memberi pertolongan itu amalnya yang baik yang hanya sedikit.
Setelah bangun dari tidurnya, Malik bin Dinar segera melempar2kan gelas dan botol2 minumannya kerasnya. Terus bertobat nasuha. Sejak itu, ia terus beribadah dan bertaqarub kepada Allah.
Malik bin Dinar jadi seorang penghiba dan santun, kasih sayang dan cinta terhadap sesama manusia dan semua manusia cinta kepadanya.
Saudara2 ! Kata Malik bin Dinar. Tuhan itu kasih sayang. Berbahagialah Sdr2 yang telah mendapat kasih sayangNya. Dan katakanlah kepada orang banyak bahwa Tuhan itu sangat kasih sayang kepada manusia semua. Sekiranya saudara2 tahu tentang kasih sayang itu, niscaya kalian tidak akan berbuat ma’siat kepadaNya, cintakah saudara2 kepada Allah ? jika benar2 kalian cinta kepadaNya itu, ialah banyak berdzikir, banyak ingat kepadaNya ; orang yang tidak suka me-muja2 kepada Tuhannya, itulah orang picik ilmunya, orang buta mata bathinnya, dan sia2lah seluruh hidupnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
AL-JUNAID
Gemuruh suara genderang, manusia berjejal-jejal ingin melihat Chalifah lalu, pergi berburu, bersukaria dengan segala kebesaran dan pengiringnya.
Tiba2 menyeruak diantara orang banyak, seorang tinggi putih dengan menyeret-nyeret langkahnya, kemilau berpancaran sinar mukanya, semua mata memandang kepadanya, lalu datang mengurumuninya.
Dua kebesaran sedang bersaing. Masing2 merupakan lambang kebesaran keduniawian dan yang lain merupakan lambang kebesaran keimanan atau keachiratan.
Orang banyak yang datang mengurumuninya itu, dibawa oleh junaid kemesjid tempat beliau memberi ceramah dan wejangan, dimana banyak para pujangga dan sastrawan mendengarkan kuliahnya, banyak para fuqaha yang mengambil fatwa-fatwanya, banyak para sarjana yang mempelajarinya, banyak ahli Fashauf yang mrengikuti pelajarannya.
Disamping menjadi mahaguru, juga beliau seorang maha alim yang amalnya dalam satu malam ( 300 ) rakaat dan ( 30,000 ) tasbih, yang banyak berpuasa.
Tashauf menurut Al-Junaid, adalah menuruti jejak Rasulullah SAW.
Tashauf adalah kenaikan suci bagi jiwa yang suci untuk berhubungan langsung dengan Tuhan.
Hendaklah kamu beribadah kepada Allah, seperti kau lihat Dia, jika engkau tidak melihatNya, maka Dia melihatmu “.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Tiba2 menyeruak diantara orang banyak, seorang tinggi putih dengan menyeret-nyeret langkahnya, kemilau berpancaran sinar mukanya, semua mata memandang kepadanya, lalu datang mengurumuninya.
Dua kebesaran sedang bersaing. Masing2 merupakan lambang kebesaran keduniawian dan yang lain merupakan lambang kebesaran keimanan atau keachiratan.
Orang banyak yang datang mengurumuninya itu, dibawa oleh junaid kemesjid tempat beliau memberi ceramah dan wejangan, dimana banyak para pujangga dan sastrawan mendengarkan kuliahnya, banyak para fuqaha yang mengambil fatwa-fatwanya, banyak para sarjana yang mempelajarinya, banyak ahli Fashauf yang mrengikuti pelajarannya.
Disamping menjadi mahaguru, juga beliau seorang maha alim yang amalnya dalam satu malam ( 300 ) rakaat dan ( 30,000 ) tasbih, yang banyak berpuasa.
Tashauf menurut Al-Junaid, adalah menuruti jejak Rasulullah SAW.
Tashauf adalah kenaikan suci bagi jiwa yang suci untuk berhubungan langsung dengan Tuhan.
Hendaklah kamu beribadah kepada Allah, seperti kau lihat Dia, jika engkau tidak melihatNya, maka Dia melihatmu “.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
“ DZUNUN AL- MISHRY “
haus , ia pergi mencari air, Rindu ia pergi mencari kekasih.
Ia pergi meninggalkan kampung halaman, pergi berkelana, dari kota kekota, mencari guru, mencari Syekh, pergi mengembara dari sahara ke sahara, dari lembah kelembah, mencari kekasih mencari hakekat.
Akhirnya bertemu dengan seorang Syekh ( guru ) disebuah gua ;
Dzunun : bagaimana jalannya supaya sampai kepada Tuhan ?
Syekh : Tinggalkan semua perselisihan dan pertentangan ! “
Dzunun : Bukanlah perselisihan antara para Ulama itu, suatu rahmat ? “
Syekh : Betul, kecuali dalam kemurnian kemahaesaan “ ( Tauhid ).
Dzunun : Apa maksudnya kemurnian dalam Kemahaesaan ? “
Syekh : Tidak adanya perhatian terhadap sesuatu, selain kepada Tuhan “
Dzunun : Apakah seorang Ulama akan merasa menyesal, bila kehilangan sesuatu selain dari Allah ? “
Syekh : Tetapi kenapa, Tuhan bisa lenyap dari pandangannya, hanya sewaktu bila merindu saja ? “
Dzunun : Berilah aku wejangan “ ,
Syekh : Ucapkan ,, ALLAH ,, dengan penuh rasa ketakutan “ .
Dzunun : Itu sudah sering aku ucapkan tapi tidak ada menyelinap dalam hati rasa takut sedikitpun “ .
Syekh : itu sebab kau Ucapkan menurut istilahmu, bukan menurut kehendak Tuhan “
Dzunun : Apa saranmu kepadaku dan apa tugasku sekarang ? “
Syekh : Hai Dzunun ! Bersemedi itu gampang, tetapi memberi penerangan dan tuntunan kepada masyarakat itu menjadi tugasmu yang utama “
Memang benar apa yang diwejangkan oleh Syekh tadi.
Penduduk lembah sungai Nyl ; kaum Alim Ulamanya, hanya sibuk memperb incangkan sekitar Zat, Sifat, Qidam, dan baharu, sebab dan musabab, tetapi hati mereka kosong dari ketakutan dan Chusyu ; sedang rakyat umum tenggelam dalam kechurafaan dan kema’siatan.
Dzinun mulai memetik kecapinya, memperdenganrkan kepada chalayak ramai lagu2 keimanan. Antaranya beliau berkata :
Jiwa itu murni,
Seperti cahaya yang lembut,
Sebab jiwa adalah urusan Tuhan.
Jiwa itu diciptakan oleh Allah tampa ada tabir alang-alang antara dia dan Tuhan. Tetapi karena hawa nafsunya, maka jiwa menjadi berselubung. Barang siapa bisa melawan hawa nafsunya, jiwa menjadi tinggi membungbung kealam atas, tersingkap kasfah, maka ia bisa bertemu dengan Tuhan .
Sebenarnya Tuhan tidak dapat dilihat. Dan ayat-ayat menyanggah melihat Tuhan, seperti :( Berkata Musa : … ya Tuhan, biar aku dapat melihat Engkau “ ,, Tidak mungkin engkau dapat melihatku, dijawab oleh Allah “ dan ayat yang berbunyi : ( Dia tidak bisa dicapai oleh penglihatan mata ). Adalah lebih tegas daripada ayat2 yang menetapkan melihat Tuhan, sep :( Waktu itu ada orang2 yang mukanya indah cemerlang, sambil melihat kepada Tuhannya ) yang aslinya berbunyi : ,, ILA RABBIHAA NAADZIRAH “ dan banyak kata2 ( Nadzara ) dalam Qur’an, yang berarti menunggu. Jadi , ,, sambil menunggu keputusan dari Allah “. Dalam Hadits Mi’raj. ‘Aisyah menyanggah bahwa Nabi telah melihat Tuhannya, katanya : bohong orang yang mengatakan, bahwa Nabi telah melihat Tuhannya “.
Perkataannya ini ditentang oleh orang banyak dan dituduh Zindiq . dia dipanggil oleh Chalifah di Baghdad dan untuk diperiksa. Akhirnya Dzinnun dijatuhi hukuman mati. Tetapi hukuman mati itu dicabut kembali, setelah Chalifah dibikin berputar-putar diatas kursi singgasananya pada empat penjuru ruangan, oleh keramatnya. Dengan ini Chalifah mengakui kebenarannya.
Sungguhpun Dzinnun memiliki kekuatan bathin ( jiwa ) yang besar, namun jiwanya tetap merindu kepada Tuhan. Karenanya ia lebih senang bersemedi hidup memencil, daripada di kota penuh ma’siat.
•Zindiq orang yang pura2 Islam, tapi bathinnya tetap kafir. Sebagaimana dulu banyak orang-orang Yahudi dan Majusi, yang masuk Islam atau pura2 masuk Islam. Mereka berusaha menanam kekufuran, menyebarkan Bid’ah2 yang membawa kepada kenifakan, atau yang menjerumuskan umat Islam kedalam perpecahan, dengan maksud untu menjatuhkan Islam dan menggulingkan pemerintahan Islam.
Ia pergi meninggalkan kampung halaman, pergi berkelana, dari kota kekota, mencari guru, mencari Syekh, pergi mengembara dari sahara ke sahara, dari lembah kelembah, mencari kekasih mencari hakekat.
Akhirnya bertemu dengan seorang Syekh ( guru ) disebuah gua ;
Dzunun : bagaimana jalannya supaya sampai kepada Tuhan ?
Syekh : Tinggalkan semua perselisihan dan pertentangan ! “
Dzunun : Bukanlah perselisihan antara para Ulama itu, suatu rahmat ? “
Syekh : Betul, kecuali dalam kemurnian kemahaesaan “ ( Tauhid ).
Dzunun : Apa maksudnya kemurnian dalam Kemahaesaan ? “
Syekh : Tidak adanya perhatian terhadap sesuatu, selain kepada Tuhan “
Dzunun : Apakah seorang Ulama akan merasa menyesal, bila kehilangan sesuatu selain dari Allah ? “
Syekh : Tetapi kenapa, Tuhan bisa lenyap dari pandangannya, hanya sewaktu bila merindu saja ? “
Dzunun : Berilah aku wejangan “ ,
Syekh : Ucapkan ,, ALLAH ,, dengan penuh rasa ketakutan “ .
Dzunun : Itu sudah sering aku ucapkan tapi tidak ada menyelinap dalam hati rasa takut sedikitpun “ .
Syekh : itu sebab kau Ucapkan menurut istilahmu, bukan menurut kehendak Tuhan “
Dzunun : Apa saranmu kepadaku dan apa tugasku sekarang ? “
Syekh : Hai Dzunun ! Bersemedi itu gampang, tetapi memberi penerangan dan tuntunan kepada masyarakat itu menjadi tugasmu yang utama “
Memang benar apa yang diwejangkan oleh Syekh tadi.
Penduduk lembah sungai Nyl ; kaum Alim Ulamanya, hanya sibuk memperb incangkan sekitar Zat, Sifat, Qidam, dan baharu, sebab dan musabab, tetapi hati mereka kosong dari ketakutan dan Chusyu ; sedang rakyat umum tenggelam dalam kechurafaan dan kema’siatan.
Dzinun mulai memetik kecapinya, memperdenganrkan kepada chalayak ramai lagu2 keimanan. Antaranya beliau berkata :
Jiwa itu murni,
Seperti cahaya yang lembut,
Sebab jiwa adalah urusan Tuhan.
Jiwa itu diciptakan oleh Allah tampa ada tabir alang-alang antara dia dan Tuhan. Tetapi karena hawa nafsunya, maka jiwa menjadi berselubung. Barang siapa bisa melawan hawa nafsunya, jiwa menjadi tinggi membungbung kealam atas, tersingkap kasfah, maka ia bisa bertemu dengan Tuhan .
Sebenarnya Tuhan tidak dapat dilihat. Dan ayat-ayat menyanggah melihat Tuhan, seperti :( Berkata Musa : … ya Tuhan, biar aku dapat melihat Engkau “ ,, Tidak mungkin engkau dapat melihatku, dijawab oleh Allah “ dan ayat yang berbunyi : ( Dia tidak bisa dicapai oleh penglihatan mata ). Adalah lebih tegas daripada ayat2 yang menetapkan melihat Tuhan, sep :( Waktu itu ada orang2 yang mukanya indah cemerlang, sambil melihat kepada Tuhannya ) yang aslinya berbunyi : ,, ILA RABBIHAA NAADZIRAH “ dan banyak kata2 ( Nadzara ) dalam Qur’an, yang berarti menunggu. Jadi , ,, sambil menunggu keputusan dari Allah “. Dalam Hadits Mi’raj. ‘Aisyah menyanggah bahwa Nabi telah melihat Tuhannya, katanya : bohong orang yang mengatakan, bahwa Nabi telah melihat Tuhannya “.
Perkataannya ini ditentang oleh orang banyak dan dituduh Zindiq . dia dipanggil oleh Chalifah di Baghdad dan untuk diperiksa. Akhirnya Dzinnun dijatuhi hukuman mati. Tetapi hukuman mati itu dicabut kembali, setelah Chalifah dibikin berputar-putar diatas kursi singgasananya pada empat penjuru ruangan, oleh keramatnya. Dengan ini Chalifah mengakui kebenarannya.
Sungguhpun Dzinnun memiliki kekuatan bathin ( jiwa ) yang besar, namun jiwanya tetap merindu kepada Tuhan. Karenanya ia lebih senang bersemedi hidup memencil, daripada di kota penuh ma’siat.
•Zindiq orang yang pura2 Islam, tapi bathinnya tetap kafir. Sebagaimana dulu banyak orang-orang Yahudi dan Majusi, yang masuk Islam atau pura2 masuk Islam. Mereka berusaha menanam kekufuran, menyebarkan Bid’ah2 yang membawa kepada kenifakan, atau yang menjerumuskan umat Islam kedalam perpecahan, dengan maksud untu menjatuhkan Islam dan menggulingkan pemerintahan Islam.
ABDUL HUSAIN AN-NURY
MANUSIA Tashauf bukan orang mati yang sudah tidak mempunyai kemauan apa2, jika ia sedang bersemedi dan bertaqarrub. Bukan manusia pasip yang tidak mau tahu atau tidak mempunyai rasa tanggungjawab terhadap masyarakat sekelilingnya, jika ia sedang sembahyang dan bertahajud.
Satu jiwa yang tenang dan tentram, satu jiwa yang sedang suka dan ridho, satu waktu bisa memberontak dan menentang yang bersewenang-wenangan.
Satu hari Annury ke air, ketepi sungai Dajlah hendak berwudhu, lalulah sebuah perahu tentara bersenjata lengkap. Perahu itu penuh muatan botol minuman keras.
Tiba-tiba annury melompat kedalam perahu itu. Semua, manusia Baghdad tahu siapa
Annury, dia seorang yang keras dalam membela Agama.
,, Ini kepunyaan Chalifah Almu’atadlid “. Seperti perajurit2 dalam perahu mempertahankan botol2 yang mereka bawa.
,, Tidak peduli “ Jawab Annury, sambil menerjang dan memecahkan semua botol2 dengan besi,
Annury ditangkap dan dibawa kemuka Chalifah, untuk diadili.
,, kenapa kau begitu berani berbuat salah ? “
,, Kaulah yang salah, kau dan pengikut-pengikutmu. Saya berani berbuat itu, karena saya kasihan kepadamu, supaya kau jangan terjerumus kedalam neraka, dan karena saya kasihan terhadap rakyat, sebab jika ada yang tidak beranibertindak, maka seluruh masyarakat akan berdosa “ .
,, Tapi, apa kau tidak takut akan hukuman Tuhan seru sekalian alam ? “
,, kalau begitu kau boleh kubebaskan dengan syarat jangan sekali-kali lagi berbuat begitu
,, Saya terima, dengan syarat; kau pun jangan sekali-kali lagi berbuat demikian. Dan jika kau berbuat, aku bertindak pula “.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Satu jiwa yang tenang dan tentram, satu jiwa yang sedang suka dan ridho, satu waktu bisa memberontak dan menentang yang bersewenang-wenangan.
Satu hari Annury ke air, ketepi sungai Dajlah hendak berwudhu, lalulah sebuah perahu tentara bersenjata lengkap. Perahu itu penuh muatan botol minuman keras.
Tiba-tiba annury melompat kedalam perahu itu. Semua, manusia Baghdad tahu siapa
Annury, dia seorang yang keras dalam membela Agama.
,, Ini kepunyaan Chalifah Almu’atadlid “. Seperti perajurit2 dalam perahu mempertahankan botol2 yang mereka bawa.
,, Tidak peduli “ Jawab Annury, sambil menerjang dan memecahkan semua botol2 dengan besi,
Annury ditangkap dan dibawa kemuka Chalifah, untuk diadili.
,, kenapa kau begitu berani berbuat salah ? “
,, Kaulah yang salah, kau dan pengikut-pengikutmu. Saya berani berbuat itu, karena saya kasihan kepadamu, supaya kau jangan terjerumus kedalam neraka, dan karena saya kasihan terhadap rakyat, sebab jika ada yang tidak beranibertindak, maka seluruh masyarakat akan berdosa “ .
,, Tapi, apa kau tidak takut akan hukuman Tuhan seru sekalian alam ? “
,, kalau begitu kau boleh kubebaskan dengan syarat jangan sekali-kali lagi berbuat begitu
,, Saya terima, dengan syarat; kau pun jangan sekali-kali lagi berbuat demikian. Dan jika kau berbuat, aku bertindak pula “.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
HUJJATUL ISLAM IMAM AL- GHAZALI
Dia mencari ………………….
Dia tidak puas ………………….
Dipelajarinya Ilmu Fiqih sedalam-dalamnya, yaitu Ilmu Hukum2 Syara’, Undang2 Pidana dan perdata dalam Islam.
Tetapi ia belum puas, sebab jiwanya tidak bisa menerima cara diskusi2 an, cara soal jawab yang berbelit-belit. Apa yang ditulis oleh para Fuqaha, tidak dapat diresapkan dalam bathinnya, sebab yang dicarinya, ialah yang dapat diterima oleh jiwa dan hati.
Dipelajarinya ilmu Klam, atau Ilmu Tauhid, suatu Ilmu intinya falsafah keagamaan. Ulama2 ini banyak membicarakan hal Ketuhanan dan sifat2 Ketuhanan dan membikin gambar rencana pembangunan dengan Ilmu Pasti dan Al-jabarnya.
Dipelajarinya tentang falsafah, yang menjadi kebanggaan otak manusia, tetapi ia jadi bingbang tentang teori2 rumus2 kefalsafahan. Apa yang dicarinya masih belum ketemu, jiwanya masih kehausan, hatinya masih belum puas, kemajuan yang sudah dicapai oleh otak manusia itu, baru sedikit, jika dibanding dengan ilmunya Tuhan.
Sebab itu, dia pergi kepada Tuhan, memencilkan diri dari masyarakat ramai, bersemedi, bermunajat dan bertaqarrub kepada Tuhan, diserambi-serambi dan di-menara-menara mesjid.
Disinilah Ghazali baru merasa tenang dan tentram jiwanya.
Menurut Ghazali ; Cinta kepada Tuhan dan pelepasan jiwa dalam beribadah kepada Tuhan, itulah hidup, itulah tujuan hidup, itulah kebahagiaan hidup.
Dibawah ini dipersilahkan membaca teori’ Ghazali. Tentang hidup : kebahagiaan itu, adalah keni’matan dan kelezatan. Kelezatan sesuatu, menurut wataknya, dan wataknya sesuatu menurut kejadiannya.
Maka kelezatan mata dalam melihat yang indah2, kelezatan telinga dalam mendengar suara yang merdu. Demikianlah buat semua anggota. Dan kelezatan jiwa ialah Ma’rifat kepada Tuhan. Sebab untuk itulah jiwa dijadikan. Apa yang belum diketahui manusia, gembira. Jika sudah duketahuinya, ia merasa gembira. Demikianlah halnya jika manusia itu sudah mempunyai Ma’rifat kepada Tuhan, ia merasa senang dan dirindu, oleh karena kelezatan jiwa itu ialah Ma’rifat, semakin banyak Ma’rifat, semakin banyak pula kelezatannya. Tidak ada Ma’rifat yang lebih tinggi daripada Ma’rifat kepada Tuhan, dan tidak ada kelezatanyang lebih ni’mat daripada kelezatan Ma’rifat kepada Tuhan.
Semua kelezatan birahi bergantung kepada nafsu, bisa hilang karena mati. Tetapi kelezatan Ma’rifat kepada Tuhan, adalah bergantung kepada jiwa, kelezatan mana tidak bisa hilang karena mati, sebab jiwa tidak bisa mati, tetapi abadi. Bahkan kelezatan jiwa itu akan bertambah besar dan lebih banyak lagi, karena dengan kematian itu jiwa telah meninggalkan kegelapan kearah terang.
Imam Ghazali, telah berjasa besar terhadap masyarakat Islam, dengan membawa angin baru yang meniup kedalam jiwa dengan keimanan yang murni menuju kepada Tuhan, yang dapat dicapai oleh semua lapisan masyarakat, oleh para Ulama, oleh para sarjana dan oleh rakyat pada Umumnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Dia tidak puas ………………….
Dipelajarinya Ilmu Fiqih sedalam-dalamnya, yaitu Ilmu Hukum2 Syara’, Undang2 Pidana dan perdata dalam Islam.
Tetapi ia belum puas, sebab jiwanya tidak bisa menerima cara diskusi2 an, cara soal jawab yang berbelit-belit. Apa yang ditulis oleh para Fuqaha, tidak dapat diresapkan dalam bathinnya, sebab yang dicarinya, ialah yang dapat diterima oleh jiwa dan hati.
Dipelajarinya ilmu Klam, atau Ilmu Tauhid, suatu Ilmu intinya falsafah keagamaan. Ulama2 ini banyak membicarakan hal Ketuhanan dan sifat2 Ketuhanan dan membikin gambar rencana pembangunan dengan Ilmu Pasti dan Al-jabarnya.
Dipelajarinya tentang falsafah, yang menjadi kebanggaan otak manusia, tetapi ia jadi bingbang tentang teori2 rumus2 kefalsafahan. Apa yang dicarinya masih belum ketemu, jiwanya masih kehausan, hatinya masih belum puas, kemajuan yang sudah dicapai oleh otak manusia itu, baru sedikit, jika dibanding dengan ilmunya Tuhan.
Sebab itu, dia pergi kepada Tuhan, memencilkan diri dari masyarakat ramai, bersemedi, bermunajat dan bertaqarrub kepada Tuhan, diserambi-serambi dan di-menara-menara mesjid.
Disinilah Ghazali baru merasa tenang dan tentram jiwanya.
Menurut Ghazali ; Cinta kepada Tuhan dan pelepasan jiwa dalam beribadah kepada Tuhan, itulah hidup, itulah tujuan hidup, itulah kebahagiaan hidup.
Dibawah ini dipersilahkan membaca teori’ Ghazali. Tentang hidup : kebahagiaan itu, adalah keni’matan dan kelezatan. Kelezatan sesuatu, menurut wataknya, dan wataknya sesuatu menurut kejadiannya.
Maka kelezatan mata dalam melihat yang indah2, kelezatan telinga dalam mendengar suara yang merdu. Demikianlah buat semua anggota. Dan kelezatan jiwa ialah Ma’rifat kepada Tuhan. Sebab untuk itulah jiwa dijadikan. Apa yang belum diketahui manusia, gembira. Jika sudah duketahuinya, ia merasa gembira. Demikianlah halnya jika manusia itu sudah mempunyai Ma’rifat kepada Tuhan, ia merasa senang dan dirindu, oleh karena kelezatan jiwa itu ialah Ma’rifat, semakin banyak Ma’rifat, semakin banyak pula kelezatannya. Tidak ada Ma’rifat yang lebih tinggi daripada Ma’rifat kepada Tuhan, dan tidak ada kelezatanyang lebih ni’mat daripada kelezatan Ma’rifat kepada Tuhan.
Semua kelezatan birahi bergantung kepada nafsu, bisa hilang karena mati. Tetapi kelezatan Ma’rifat kepada Tuhan, adalah bergantung kepada jiwa, kelezatan mana tidak bisa hilang karena mati, sebab jiwa tidak bisa mati, tetapi abadi. Bahkan kelezatan jiwa itu akan bertambah besar dan lebih banyak lagi, karena dengan kematian itu jiwa telah meninggalkan kegelapan kearah terang.
Imam Ghazali, telah berjasa besar terhadap masyarakat Islam, dengan membawa angin baru yang meniup kedalam jiwa dengan keimanan yang murni menuju kepada Tuhan, yang dapat dicapai oleh semua lapisan masyarakat, oleh para Ulama, oleh para sarjana dan oleh rakyat pada Umumnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
IBIN ‘ATHA AS-SAKANDARY
Guru besar, ulama besar pada Universitas Azhar. Kuliahnya paling banyak dikunjungi oleh para siswa. Beliau seorang ulama ahli ( Dzahir ), kontra ahli Tashauf dan ahli kebathinan, terutama beliau banyak menyerang ( Abil ‘Abbas Al-Mursi dan Imam Syadzili ).
Suatu waktu, ketika beliau sedang memberikan ceramah dihadapan murid2nya dan orang banyak, beliau menyerang dan memaki-maki kedua tokoh ahli Tashauf tersebut habis-habisan, tiba2 beliau berhenti dan bertekun, terdengarlah olehnya suatu suara membisik ; ,, mereka itu, adalah orang-orang yang telah diridhoi oleh Tuhan dan mereka ridho kepadaNya. Karenanya tidak patut kau menyerang mereka “.
Suara pakah itu ?
Siapakah yang membisik pada telinganya dengan nada yang lembut merayu itu ?
Pikirannya kalut, hatinya gelisah. Akhirnya diputuskannya untuk berkunjung kepada ( Imam Abil Abbas Al-Musri ) . seorang tokoh Tashauf yang besar dengan harapan dapatlah kiranya suatu petunjuk daripadanya.
Kebetulan Imam Mursi sedang memberikan ceramah tentang ketashaufan, diantaranya beliau menerangkan :
Bahwa tingkata para Salikin ( Orang2 yang mengamalkan ketashaufan ) itu adalah ;
1. Islam, tingkatan ini berarti penyerahan diri dan ketaatan, dengan menjalankan kewajiban2 Syara.
2. Iman, tingkatan ini, tingkatan Ma’rifat, mengenal hakekatnya Syara’, dengan jalan mempelajari dan mengetahui kewajiban2 peribadatan.
3. Ihsan, tingkatan ini berarti penyaksian atas hakekat Tuhan dan ketuhanan, dalam jiwa.
Atau jika disimpulkan sebagai berikut :
1. Syare’at
2. Hakekat
3. Yaqin
Keesokan harinya Ibin ‘Atha pergi lagi, diantara percakapannya sbb :
Ibin ‘Atha ; sebenarnya, kini aku jadi cinta kepadamu “.
Abul ‘Abbas : ,, Semoga Tuhanpun cinta kepadamu, sebagaimana engkau cinta kepadaku “
Ibin ‘Atha : Aku tidak mengerti apa yang menjadi pangkal dan sebabnya kini aku jadi susah dan gelisah “
Abul ‘Abbas : ,, Sifat manusia hanya empat : senang dan susah, taat dan ma’siat ;
Jika sedang senang, sewajibnya kau bersyukur,
Jika sedang susah, sewajibnya kau sabar,
Jika sedang menjalankan taat sewajibnya kau banyak berterima kasih,
Jika terlanjur Ma’siat, sewajibnya kau lekas minta ampunan “.
Dengan pergaulannya yang samakin rapat dengan Imam Abul ‘Abbas Almursi, maka kini Ibin ‘Atha, disamping sebagai tokoh ( Ahluddzahir ), juga terkenal sebagai tokoh besar Tashauf.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Blok A 11 Cirebon Jabar
Suatu waktu, ketika beliau sedang memberikan ceramah dihadapan murid2nya dan orang banyak, beliau menyerang dan memaki-maki kedua tokoh ahli Tashauf tersebut habis-habisan, tiba2 beliau berhenti dan bertekun, terdengarlah olehnya suatu suara membisik ; ,, mereka itu, adalah orang-orang yang telah diridhoi oleh Tuhan dan mereka ridho kepadaNya. Karenanya tidak patut kau menyerang mereka “.
Suara pakah itu ?
Siapakah yang membisik pada telinganya dengan nada yang lembut merayu itu ?
Pikirannya kalut, hatinya gelisah. Akhirnya diputuskannya untuk berkunjung kepada ( Imam Abil Abbas Al-Musri ) . seorang tokoh Tashauf yang besar dengan harapan dapatlah kiranya suatu petunjuk daripadanya.
Kebetulan Imam Mursi sedang memberikan ceramah tentang ketashaufan, diantaranya beliau menerangkan :
Bahwa tingkata para Salikin ( Orang2 yang mengamalkan ketashaufan ) itu adalah ;
1. Islam, tingkatan ini berarti penyerahan diri dan ketaatan, dengan menjalankan kewajiban2 Syara.
2. Iman, tingkatan ini, tingkatan Ma’rifat, mengenal hakekatnya Syara’, dengan jalan mempelajari dan mengetahui kewajiban2 peribadatan.
3. Ihsan, tingkatan ini berarti penyaksian atas hakekat Tuhan dan ketuhanan, dalam jiwa.
Atau jika disimpulkan sebagai berikut :
1. Syare’at
2. Hakekat
3. Yaqin
Keesokan harinya Ibin ‘Atha pergi lagi, diantara percakapannya sbb :
Ibin ‘Atha ; sebenarnya, kini aku jadi cinta kepadamu “.
Abul ‘Abbas : ,, Semoga Tuhanpun cinta kepadamu, sebagaimana engkau cinta kepadaku “
Ibin ‘Atha : Aku tidak mengerti apa yang menjadi pangkal dan sebabnya kini aku jadi susah dan gelisah “
Abul ‘Abbas : ,, Sifat manusia hanya empat : senang dan susah, taat dan ma’siat ;
Jika sedang senang, sewajibnya kau bersyukur,
Jika sedang susah, sewajibnya kau sabar,
Jika sedang menjalankan taat sewajibnya kau banyak berterima kasih,
Jika terlanjur Ma’siat, sewajibnya kau lekas minta ampunan “.
Dengan pergaulannya yang samakin rapat dengan Imam Abul ‘Abbas Almursi, maka kini Ibin ‘Atha, disamping sebagai tokoh ( Ahluddzahir ), juga terkenal sebagai tokoh besar Tashauf.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Blok A 11 Cirebon Jabar
ABDUL QODIR JAELANI
Aneh ………………………..
Hari puasa, bulan Ramadhan. Suatu hari suntuk, bayi itu tidak mau menete, tapi anehnya waktu berbuka, bayi itu menangis minta menete. Benar setelah diberinya susu oleh ibunya, ia terus mengisap.
Itulah Abdul qodir Jaelany, waktu masih bayi, sebulan suntuk dalam bulan Ramadhan, ia tidak mau menete waktu siangnya, ia baru mau menete bersamaan dengan para sha’imin berbuka.
Sejak bayi Abdul qodir jaelany sudah hidup dalam ibadah. Begitulah sampai ia dewasa, ia menyingkiri masyarakat ramai, pergi memncil di gurun sahara, untuk mencari Tuhannya, mencari kehidupan rohani, mencari pancaran2 Nur Illahy.
Dua puluh lima tahun lamanya, ia hidup berkelana dengan beribadat, tidak mengenal masyarakat dan tidak dikenal oleh masyarakat. Dalam pada itu ia bertemu dengan Nabi Chidir dan berkenalan dengan beliau. Lama Abdul Qodir Jaelany berkenalan dengan Nabi Chidir, tetapi ia tidak tahu. Bahwa temannya itu, adalah Nabi Chidir.
Achirnya setelah cukup amalnya dan telah banyak peroleh Ilham, baru abdulqodir Jaelany tahu, bahwa temannya itu adalah Nabi Chidir, setelah beliau mengucapkan selamat
berpisah ; Hari ini kita berpisah, untuk menjadi teman selanjutnya, cukuplah kau punya hati dengan Ilham dari Tuhan, dan kini Tuhan telah memperkenankan engkau untuk kembali kepada Masyarakat.
Demikianlah Abdulqodir Jaelany kembali kebaghdad, untuk memberikan tuntunan dan bingbingan kepada masyarakat.
Waktu siang ia mengajar. Waktu malam ia beribadah, sembahyang dan berdzikir, sampai sepertiga malam. Pada waktu itu, demikian kata Al Hury menceritakan Abdulqodir Jaelany diwaktu malam, ketika saya bertemu kerumahnya, ku lihat badannya menjadi kecil dan semakin kecil, lalu kembali jadi besar dan semakin besar, achirnya naik menghubung keudara, sampai lenyap dari pandanganku.
Seterusnya kata Hury ; pada waktu sepertiga malam yang kedua ( tengah malam ) dia sembahyang, membaca Qur’an, lama ia sujud, lalu duduk dan bertekun, ia berdo’a dan berdzikir. Dalam pada itu kulihat dia sudah diliputi oleh Nur cahaya Rabbany, dan ……………….. ia lenyap dalam Nur itu.
Praktek Tashauf, kata Abdulqadir Jaelany, bukan barang yang gampang dan enteng, tapi itu adalah amal para alim dan para Nabi. Tashauf adalah jalan menuju Hakekat, hanya orang2 besar yang mendapat ilhalah yang dapat menempuh jalan itu. Tashauf adalah suatu bidang yang penuh cobaan dan ujian, orang tidak bisa tahan, kecuali mereka orang2 kuat dan ada bakat, mereka para rohaniawan ( Ahli kerohanian ). Tashauf adalah kenaikan jiwa membungbung keatas langit, tidak akan sampai kesana, hanya garuda2 yang besar dan kuat sayapnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Hari puasa, bulan Ramadhan. Suatu hari suntuk, bayi itu tidak mau menete, tapi anehnya waktu berbuka, bayi itu menangis minta menete. Benar setelah diberinya susu oleh ibunya, ia terus mengisap.
Itulah Abdul qodir Jaelany, waktu masih bayi, sebulan suntuk dalam bulan Ramadhan, ia tidak mau menete waktu siangnya, ia baru mau menete bersamaan dengan para sha’imin berbuka.
Sejak bayi Abdul qodir jaelany sudah hidup dalam ibadah. Begitulah sampai ia dewasa, ia menyingkiri masyarakat ramai, pergi memncil di gurun sahara, untuk mencari Tuhannya, mencari kehidupan rohani, mencari pancaran2 Nur Illahy.
Dua puluh lima tahun lamanya, ia hidup berkelana dengan beribadat, tidak mengenal masyarakat dan tidak dikenal oleh masyarakat. Dalam pada itu ia bertemu dengan Nabi Chidir dan berkenalan dengan beliau. Lama Abdul Qodir Jaelany berkenalan dengan Nabi Chidir, tetapi ia tidak tahu. Bahwa temannya itu, adalah Nabi Chidir.
Achirnya setelah cukup amalnya dan telah banyak peroleh Ilham, baru abdulqodir Jaelany tahu, bahwa temannya itu adalah Nabi Chidir, setelah beliau mengucapkan selamat
berpisah ; Hari ini kita berpisah, untuk menjadi teman selanjutnya, cukuplah kau punya hati dengan Ilham dari Tuhan, dan kini Tuhan telah memperkenankan engkau untuk kembali kepada Masyarakat.
Demikianlah Abdulqodir Jaelany kembali kebaghdad, untuk memberikan tuntunan dan bingbingan kepada masyarakat.
Waktu siang ia mengajar. Waktu malam ia beribadah, sembahyang dan berdzikir, sampai sepertiga malam. Pada waktu itu, demikian kata Al Hury menceritakan Abdulqodir Jaelany diwaktu malam, ketika saya bertemu kerumahnya, ku lihat badannya menjadi kecil dan semakin kecil, lalu kembali jadi besar dan semakin besar, achirnya naik menghubung keudara, sampai lenyap dari pandanganku.
Seterusnya kata Hury ; pada waktu sepertiga malam yang kedua ( tengah malam ) dia sembahyang, membaca Qur’an, lama ia sujud, lalu duduk dan bertekun, ia berdo’a dan berdzikir. Dalam pada itu kulihat dia sudah diliputi oleh Nur cahaya Rabbany, dan ……………….. ia lenyap dalam Nur itu.
Praktek Tashauf, kata Abdulqadir Jaelany, bukan barang yang gampang dan enteng, tapi itu adalah amal para alim dan para Nabi. Tashauf adalah jalan menuju Hakekat, hanya orang2 besar yang mendapat ilhalah yang dapat menempuh jalan itu. Tashauf adalah suatu bidang yang penuh cobaan dan ujian, orang tidak bisa tahan, kecuali mereka orang2 kuat dan ada bakat, mereka para rohaniawan ( Ahli kerohanian ). Tashauf adalah kenaikan jiwa membungbung keatas langit, tidak akan sampai kesana, hanya garuda2 yang besar dan kuat sayapnya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
TEGURAN DARA JELITA
KEPADA DZUN NUN AL - MISHRI
Selain sebagai tokoh besar tasauf , Wali Allah yang sati ini juga dianggap sebagai ahli Al-Kimia yang mempunyai kekuatan Ghoib , bahkan telah mengetahui rahasia tulisan Hiroglif Mesir……..
Abul faiz Tsuban bin Ibrahim Al-mishri yang dijuluki Dzun Nun lahir dikota Ekhmim yang terletak di pedalaman Mesir,sekitar tahun 180 H / 796 M . pada masa hidupnya. Di dalam pengembaraannya di negri Arab dan Syria , banyak guru yang telah di ikutinya. Bahkan ada serangkaian syair dan risalah yang diduga merupakan hasil karyanya. Dia Wafat di Kota Kairo pada tahun 246 H / 861 M, dan sampai sekarang masih terpelihara dengan baik.
Tentang poertoubatannya tercatat beberapa hal . di antaranya, pada suatu hari dia mendengar bahwa disuatu tempat ada seorang pertapa. Kabar itu mengusik hati Dzun Nun untuk mendatanginya. Dan setibanya di sana, dia mendapati sang pertapa sedang bergantung pada sebatang pohon dan berseru kepada dirinya sendiri, ( Wahai Tubuh, Bantualah aku dalam mentaati perintah Allah, kalau tidak , akan kubiarkan engkau tergantung seperti ini sampai engkau mati kelaparan. )
Menyaksikan hal itu, Dzun Nun tak dapat menahan tangis. Maka, bertanyalah si pertapa kepadanya, “ Siapakah itu yang telah menaruh belas kasihan kepada diriku yang tak mempunyai malu dan banyak berbuat aniaya ini ?”
Dzun Nun segera menghampirim si pertapa dan mengucapkan salam. Kemudian dia bertanya , “ Mengapakah engkau berbuat seperti ini ? “
“ Tubuhku ini telah menghalang halangiku untuk mentaati perintah Allah. Tubuhku ini ingin bercengkrama dengan manusia – manusia lain, “ Jawabnya.
Dzun Nun terkejut karena tadi dia mengira bahwa orang itu telah membunuh sesama orang Islam atau melakukan dosa besar lainnya.
Sang pertapa melanjutkan, “ tidakkah engkau menyadari bahwa begitu engkau bergaul menusia ramai, maka segala sesuatu dapat terjadi ? “
“ engkau benar – benar seorang pertapa yang kukuh, “ kata Dzun Nun .
“ Maukah engkau menemui seorang pertapa yang lebih dari aku?” Tanya sang pertapa .
“ Ya tentu siapa ! “
pergilah kegunung yang ada di sana. Di situlah engkau akan menemuinya, “ tampa banyak tanya, pergilah Dzun Nun ke gunung yang dimaksud , dan setibanya di sana, dia menjumpai seorang pemuda yang sedang duduk di dalam sebuah pertapaan. Salah satu kakinya telah putus dan potongannya sengaja dibuang keluar dan dipenuhi cacing. Dzun Nun menghampiri dan mengucapkan Salam, kemudian menanyakan tentang kedaan diri si pertapa yang ada di depannya .
si pertapapun berkisah ; “ suatu hari, ketika kau sedang duduk di dalam pertapaan
ini , kebetulan, lewat seorang wanita. Hatiku tergetar menginginkannya , sedang jasmaniku mendorong agar aku mengerjakannya. Ketika salah satu kakiku telah melangkah ke luar dari ruangan pertapaan ini, terdengarlah olkehku sebuah seruan ; ‘ setelah mengabdi dan mentaati Allah selama tiga puluh tahun, tidakkah engkau merasa
malu untuk mengikuti syetan dan mengejar seorang pelacur ? ‘ karena menyesal , maka kupotong kaki yang telah kulangkahkan itu. Dan kini duduk menantikan apa yang akan terjadi dan menimpa diriku.”
Dzun Nun merasa haru mendengar kisah itu .lalu, sipertapa kembali berkata. “ Tetapi , apa yang telah mendorongmu untuk menemui orang yang berdosa seperti diriku ? jika engkau ingin menjumpai seorang Hamba Allah yang sejati, pergilah kepuncak gunung ini ! “
Sayang, puncak gunung itu terlalu tinggi . Dzun Nun nun merasa tak mampu untuk mendakinya. Oleh karena itu, dia hanya bertanya – tanya tentang diri si pertapa yang dimaksud.
Seorang mengisahkan kepada Dzun Nun, “ Memang ada seorang lelaki yang sudah sangat lama mengabdi kepada Allah SWT di dalam pertapaan di puncak gunung iyu. Pada suatu hari, seseorang menjumpainya dan berbantah – bantahan . Orang itu berkata bahwa sehari – hari setiap manusia harus mencari makanan sendiri. Sipertapa kemudian bersumpah tidak akan memakan makanan yang telah di usahakannya. Berhari – hari lamanya dia tidak akan makan sesuatu apapun . Akhirnya, Allah mengutus sekawanan lebah yang melayang – layang mengelilinginya kemudian memberikan madu kepadanya.
Demikian kisah itu, segala sesuatu yang telah disaksikan dan didengar oleh Dzun Nun sangat menyentuh hatinya . dan sadar, bahwa barang siapa memasrahkan diri kepada Allah, ciscaya Allah akan memelihara dan tidak akan menyia – nyiakan penderitaannya.
Di dalam perjalanan menuruni gunung itu, Dzun Nun melihat seekor Burung yang sedang bertengger di atas pohon. Tubuhnya kecil dan setelah diamati ternyata matanya Buta, lantas dia berkata dlama hatinya, “ dari manakah makhluk lemah tidak berdaya ini memperoleh makanan dan minumannya ? “
Tiba – tiba si burung melompat turun dengan mematuk matukan dan mencungkilkan paruhnya ke tanah, tak berapa lama kemudian nampak oleh Dzun Nun dua buah Cawan. Yang sebuah terbuat dari Emas penuh dengan biji gandum,dan yang sebuah lagi terbuat dari perak dan dipenuhi Air Mawar. Setelah makan dan minum sepuasnya, burung itu melompat lagi kembali ke atas dahan dimana tadi dia hinggap sementara, kedua cawan tadi kembali terpendam tanah.
Kejadian itu membuat Dzun Nun terpfana . dan sejak itu , dia mempercayakan jiwa dan raga serta benar – benar berbuat kepada Allah.
Pada suatu ketila, setelah lama berjalan, Dzun Nun dan kawan – kawannya tiba di suatu kawasan padang pasir. Di sana mereka menemukan sebuah guci berisi kepingan emas dan batu permata, sedang tutupnya terbuat dari papan yang bertuliskan nama Allah. Salah seorang sahabatnya langsung membagi – bagikan kepada yang lainnya, sedang Dzun Nun hanya minta papan yang bertuliskan Nama Allah tidak yang lainnya.!
Papan itu diciuminya siang dan malam. Berkat papan itu , dia memperoleh kemajuan spiritual yang sedemikian pesat sehingga pada suatu malam dalam
mimipinya Dzun Nun mendengar ada seruan , “ semua sahabatmu lebih suka memilih Emas dan permata. Karena benda – benda itu mahal harganya sedang engkau lebih memilih nama-Ku yang lebih berharga dari pada emas dan permata. Oleh karena itu, aku bukakann untukmu pintu pengetahuan dan kebijaksanaan !
Setelah itu, Dzun Nun kembali kekota . tetapi, setibanya di kota, dia lebih memilih untuk melakukan pengembaraan.
Pada suatu hari, Dzun Nun berjalan – jalan hingga sampai ketepian sebuah sungai. Disitu dia melihat sebuah villa. Dan setelah selesai bersuci di sungai itu, tampa sengaja matanya memandang kearah lotengnya. Tampak seorang Dara Jelita sedang berdiri.
Karena ingin mempertegas penglihatannya, “ Siapakah engkau ini ? “
Yang ditanya pun menjawab, “ Dzu Nun ! “
Dari kejauhan kukira engkau seorang gila. Ketika agak dekat kukira engkasu seorang pelajar. Dan ketika sudah dekat, kukira engkau seorang Mistikus ( Sufi ). Tetapi kini jelas bagiku, engkau bukan gila, bukan seorang terpelaja dan bukan seorang Mistikus . “
“ mengapa engkau berkata sedemikian ? “ tanya Dzun Nun.
“ seandainya engkau gila, niscaya tidak bersuci. Seandainya engkau terpelajar., nis caya tidak memandang yang tik boleh dipandang, dan seandainya engkau seorang mistikus, pasti engkau tak memandang suatupun selain Allah. “
setelah berkata demikian, dara itupun menghilang. Sadarlah Dzun Nun bahwa yang barusaja dilihatnya bukanlah manusia biasa. Sesungguhnya dia diutus Allah untuk memberi peringatan kepada dirinya. Api sesalpun langsung membakar dirinya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Selain sebagai tokoh besar tasauf , Wali Allah yang sati ini juga dianggap sebagai ahli Al-Kimia yang mempunyai kekuatan Ghoib , bahkan telah mengetahui rahasia tulisan Hiroglif Mesir……..
Abul faiz Tsuban bin Ibrahim Al-mishri yang dijuluki Dzun Nun lahir dikota Ekhmim yang terletak di pedalaman Mesir,sekitar tahun 180 H / 796 M . pada masa hidupnya. Di dalam pengembaraannya di negri Arab dan Syria , banyak guru yang telah di ikutinya. Bahkan ada serangkaian syair dan risalah yang diduga merupakan hasil karyanya. Dia Wafat di Kota Kairo pada tahun 246 H / 861 M, dan sampai sekarang masih terpelihara dengan baik.
Tentang poertoubatannya tercatat beberapa hal . di antaranya, pada suatu hari dia mendengar bahwa disuatu tempat ada seorang pertapa. Kabar itu mengusik hati Dzun Nun untuk mendatanginya. Dan setibanya di sana, dia mendapati sang pertapa sedang bergantung pada sebatang pohon dan berseru kepada dirinya sendiri, ( Wahai Tubuh, Bantualah aku dalam mentaati perintah Allah, kalau tidak , akan kubiarkan engkau tergantung seperti ini sampai engkau mati kelaparan. )
Menyaksikan hal itu, Dzun Nun tak dapat menahan tangis. Maka, bertanyalah si pertapa kepadanya, “ Siapakah itu yang telah menaruh belas kasihan kepada diriku yang tak mempunyai malu dan banyak berbuat aniaya ini ?”
Dzun Nun segera menghampirim si pertapa dan mengucapkan salam. Kemudian dia bertanya , “ Mengapakah engkau berbuat seperti ini ? “
“ Tubuhku ini telah menghalang halangiku untuk mentaati perintah Allah. Tubuhku ini ingin bercengkrama dengan manusia – manusia lain, “ Jawabnya.
Dzun Nun terkejut karena tadi dia mengira bahwa orang itu telah membunuh sesama orang Islam atau melakukan dosa besar lainnya.
Sang pertapa melanjutkan, “ tidakkah engkau menyadari bahwa begitu engkau bergaul menusia ramai, maka segala sesuatu dapat terjadi ? “
“ engkau benar – benar seorang pertapa yang kukuh, “ kata Dzun Nun .
“ Maukah engkau menemui seorang pertapa yang lebih dari aku?” Tanya sang pertapa .
“ Ya tentu siapa ! “
pergilah kegunung yang ada di sana. Di situlah engkau akan menemuinya, “ tampa banyak tanya, pergilah Dzun Nun ke gunung yang dimaksud , dan setibanya di sana, dia menjumpai seorang pemuda yang sedang duduk di dalam sebuah pertapaan. Salah satu kakinya telah putus dan potongannya sengaja dibuang keluar dan dipenuhi cacing. Dzun Nun menghampiri dan mengucapkan Salam, kemudian menanyakan tentang kedaan diri si pertapa yang ada di depannya .
si pertapapun berkisah ; “ suatu hari, ketika kau sedang duduk di dalam pertapaan
ini , kebetulan, lewat seorang wanita. Hatiku tergetar menginginkannya , sedang jasmaniku mendorong agar aku mengerjakannya. Ketika salah satu kakiku telah melangkah ke luar dari ruangan pertapaan ini, terdengarlah olkehku sebuah seruan ; ‘ setelah mengabdi dan mentaati Allah selama tiga puluh tahun, tidakkah engkau merasa
malu untuk mengikuti syetan dan mengejar seorang pelacur ? ‘ karena menyesal , maka kupotong kaki yang telah kulangkahkan itu. Dan kini duduk menantikan apa yang akan terjadi dan menimpa diriku.”
Dzun Nun merasa haru mendengar kisah itu .lalu, sipertapa kembali berkata. “ Tetapi , apa yang telah mendorongmu untuk menemui orang yang berdosa seperti diriku ? jika engkau ingin menjumpai seorang Hamba Allah yang sejati, pergilah kepuncak gunung ini ! “
Sayang, puncak gunung itu terlalu tinggi . Dzun Nun nun merasa tak mampu untuk mendakinya. Oleh karena itu, dia hanya bertanya – tanya tentang diri si pertapa yang dimaksud.
Seorang mengisahkan kepada Dzun Nun, “ Memang ada seorang lelaki yang sudah sangat lama mengabdi kepada Allah SWT di dalam pertapaan di puncak gunung iyu. Pada suatu hari, seseorang menjumpainya dan berbantah – bantahan . Orang itu berkata bahwa sehari – hari setiap manusia harus mencari makanan sendiri. Sipertapa kemudian bersumpah tidak akan memakan makanan yang telah di usahakannya. Berhari – hari lamanya dia tidak akan makan sesuatu apapun . Akhirnya, Allah mengutus sekawanan lebah yang melayang – layang mengelilinginya kemudian memberikan madu kepadanya.
Demikian kisah itu, segala sesuatu yang telah disaksikan dan didengar oleh Dzun Nun sangat menyentuh hatinya . dan sadar, bahwa barang siapa memasrahkan diri kepada Allah, ciscaya Allah akan memelihara dan tidak akan menyia – nyiakan penderitaannya.
Di dalam perjalanan menuruni gunung itu, Dzun Nun melihat seekor Burung yang sedang bertengger di atas pohon. Tubuhnya kecil dan setelah diamati ternyata matanya Buta, lantas dia berkata dlama hatinya, “ dari manakah makhluk lemah tidak berdaya ini memperoleh makanan dan minumannya ? “
Tiba – tiba si burung melompat turun dengan mematuk matukan dan mencungkilkan paruhnya ke tanah, tak berapa lama kemudian nampak oleh Dzun Nun dua buah Cawan. Yang sebuah terbuat dari Emas penuh dengan biji gandum,dan yang sebuah lagi terbuat dari perak dan dipenuhi Air Mawar. Setelah makan dan minum sepuasnya, burung itu melompat lagi kembali ke atas dahan dimana tadi dia hinggap sementara, kedua cawan tadi kembali terpendam tanah.
Kejadian itu membuat Dzun Nun terpfana . dan sejak itu , dia mempercayakan jiwa dan raga serta benar – benar berbuat kepada Allah.
Pada suatu ketila, setelah lama berjalan, Dzun Nun dan kawan – kawannya tiba di suatu kawasan padang pasir. Di sana mereka menemukan sebuah guci berisi kepingan emas dan batu permata, sedang tutupnya terbuat dari papan yang bertuliskan nama Allah. Salah seorang sahabatnya langsung membagi – bagikan kepada yang lainnya, sedang Dzun Nun hanya minta papan yang bertuliskan Nama Allah tidak yang lainnya.!
Papan itu diciuminya siang dan malam. Berkat papan itu , dia memperoleh kemajuan spiritual yang sedemikian pesat sehingga pada suatu malam dalam
mimipinya Dzun Nun mendengar ada seruan , “ semua sahabatmu lebih suka memilih Emas dan permata. Karena benda – benda itu mahal harganya sedang engkau lebih memilih nama-Ku yang lebih berharga dari pada emas dan permata. Oleh karena itu, aku bukakann untukmu pintu pengetahuan dan kebijaksanaan !
Setelah itu, Dzun Nun kembali kekota . tetapi, setibanya di kota, dia lebih memilih untuk melakukan pengembaraan.
Pada suatu hari, Dzun Nun berjalan – jalan hingga sampai ketepian sebuah sungai. Disitu dia melihat sebuah villa. Dan setelah selesai bersuci di sungai itu, tampa sengaja matanya memandang kearah lotengnya. Tampak seorang Dara Jelita sedang berdiri.
Karena ingin mempertegas penglihatannya, “ Siapakah engkau ini ? “
Yang ditanya pun menjawab, “ Dzu Nun ! “
Dari kejauhan kukira engkau seorang gila. Ketika agak dekat kukira engkasu seorang pelajar. Dan ketika sudah dekat, kukira engkau seorang Mistikus ( Sufi ). Tetapi kini jelas bagiku, engkau bukan gila, bukan seorang terpelaja dan bukan seorang Mistikus . “
“ mengapa engkau berkata sedemikian ? “ tanya Dzun Nun.
“ seandainya engkau gila, niscaya tidak bersuci. Seandainya engkau terpelajar., nis caya tidak memandang yang tik boleh dipandang, dan seandainya engkau seorang mistikus, pasti engkau tak memandang suatupun selain Allah. “
setelah berkata demikian, dara itupun menghilang. Sadarlah Dzun Nun bahwa yang barusaja dilihatnya bukanlah manusia biasa. Sesungguhnya dia diutus Allah untuk memberi peringatan kepada dirinya. Api sesalpun langsung membakar dirinya.
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
KAROMAH SAYYIDAH NAFISAH
Para penulis sejarah tentang riwayat hidup
Sayyidah nafisah, cicit Nabi Muhammad SAW,
ada yang menjelaskan sampai 150 karomah. Kami nukilkan beberapa di antaranya
Menuturkan tentang salah seorang sufi besar wanita yakni Sayyidah Nafisah, putri Hasan Al Anwar bin Zaid Al Ablaj bin Imam Hasan ‘Ali bin Abi Thalib, dan persahabatannya dengan Imam Syafi’i.
Kali ini kami menuturkan kisah Sayyidah Nafisah, khusus yang berkaitan dengan keramat atau karomah yang dinisbahkan kepada beliau.
Perlu diketahui, karomah-karomah yang dinisbahkan kepada Sayyidah Nafisahsangatlah banyak. Para penulis tentang riwayat hidupnya menceritakan dengan panjang lebar, bahkan ada yang menceritakan sampai 150 karomah.
Sebagian karomah itu terjadi ketika Sayyidah Nafisah masih hidup, sedangkan yang lainnya terjadi setelah wafat. Di antara karomah – karomahnya yang terjadi ketika dia masih hidup adalah yang berhubungan dengan kesembuhan seorang gadis Yahudi dari dari penyakit Lumpuh.
Diceritakan bahwa sayyida nafisah datang ke Mesir, dia tinggal bertetangga dengan keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak gadis hang lumpuh. Pada suatu hari, ibu si gadis pergi untuk suatu keperluan . Sang ibu menitipkan anaknya di tempat tetangganya, Sayyidah Nafisah.
Ketika Sayyidah Nafisah Berwudhu, air basuhannya jatuh ketempat gadis Yahudi yang lumpuh itu. Tiba-tiba Allah memberi ilham kepada si gadis, agar mengambil air wudhu tersebut sedikit dengan tangannya, dan membasuh kedua kakinya dengan air itu.
Maka dengan izin Allah, anak itu dapat berdiri dan lumpuhnya hilang. Saat itu terjadi, Sayyidah Nafisah sudah sibuk dengan shalatnya. Ketika anak itu tau ibunya sudah kembali, dia mendatanginya dengan berlari dan mengisahkan apa yang telah terjadi.
Maka menangislah si ibu karena sangat gembiranya, lalu berkata, “ tidak ragu lagi, agama Sayyidah Nafisah yang mulia itu sungguh-sungguh agama yang benar ! “
Kemudian dia masuk ketempat Sayyida Nafisah untuk menciuminya. Lalu dia mengucapkan Kalimat Syahadat dengan Ikhlas karena Allah SWT. Kemudian datang ayahnya si gadis yang bernama ( Ayub Abu Assaraya ), yang merupakan seorang tokoh yahudi. Ketika dia melihat anak gdisnya telah sembuh, dia pun sangat gembira dan bertanya
kepada istrinya tentang sebab kesembuhannya.
Setelah mendengar cerita istrinya, sang ayah mengangkat tangan ke langit dan berkata, “ Maha Suci Engkau yang memberikan petunjuk kepada orang yang Engkau kehendaki. Demi Allah, inilah dia agama yang benar.”
Lalu dia menuju rumah Sayyidah Nafisah dan minta izin untuk masuk. Sayyidah Nafisah mengizinkannya. Ayah si gadis itu bicara kepadanya dari balik tirai. Dia berterima kasih kepada Sayyidah Nafisah dan menyatakan masuk Islam dengan mengatakan , “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan bahwa datukmu, Muhammad, adalah Rasul Allah, “
Kisah ini kemudian menjadi sebab masuk islam-nya sekelompok Yahudi yang lain, yang tinggal bertetangga dengan Sayyidah Nafisah.
Diantara keramat Sayyidah Nafisah juga dikisahkan bahwa seorang laki-laki menikah dengan wanita Dzimi dan mendapatkan seorang anak laki-laki darinya.
Anak itu lalu tumbuh dewasa. Pada suatu hari, si anak melakukan perjalanan. Ternyata dia menjadi wartawan di negri musuh. Ibunya pergi ketempat ibadahnya dan merendahkan dirinya, namun tidak ada jawaban.
Maka dia berkata dengan suaminya, “ Aku mendengar bahwa di antara kalian( orang – orang islam ) terdapat seorang wanita bernama Nafisah binti Al-Hasan Al-Anwar. Pergilah kepadanya. Mungkin dia dapat mendo’akan anak kita agar dapat pulang jika anak kita selamat, aku akan beriman ( Masuk Islam ) melalui dia.
Berangkatlah si suami ke tempat Sayyidah Nafisah untuk meminta do’a untuk anaknya itu. Sayyidah Nafisah mengabulkan permintaan tersebut.
Setelah itu, ketika waktu malam datang, tiba-tiba ada ketukan di pintu rumahnya sang ibu yang kehilangan anaknya. Maka dia bangkit membukakan pintu. Ternyata anaknya telah datang.
Dia lalu bertanya kepada anaknya, “ bagaimana engkau bisa pulang ? “ anaknya menjawab, “ Aku tahu, tiba-tiba ada tangan di atas belengguku, dan aku mendengar ada orang yang mengatakan, lepaskan dia, karena Nafisah binti Al-hasan Al-Anwari telah memberikan syafaat kepadanya.’ Kemudian aku tidak tahu apa-apa sampai aku telah berdiri di pintu ini.
Esok paginya wanita itu pergi menemui Sayyidah Nafisah. Setelah berterima kasih kepadanya, dia menyatakan masuk islam.
Berikutnya ada cerita tentang seorang penguasa yang lalim dan apa yang terjadi padanya. Diceritakan bahwa salah seorang ( penguasa Mesir ) benar-benar terkenal akan kelalimannya.
Pada suatu hari, penguasa ini memerintahkan dilakukan penangkapan terhadap seseorang untuk disiksa. Orang itu lalu ditangkap. Ketika Dia bersama para pembantu sang penguasa melewati rumah Sayyidah Nafisah, dia meminta perlindungan kepadanya.
Sayyidah Nafisah mendengar permohonan orang malang itu. Setelah mendo’akannya agar selamat, Sayyidah berkata kepadanya, “ Hijab Allah akan menghalangi pandangan orang lalim darimu.”
Orang tersebut dibawa dihadapkan kepada penguasa lalim itu. Tetapi, si penguasa tidak melihatnya, dia bertanya kepada para pengawal, “ mana orang itu ? “ mereka menjawab, “ dia telah berdiri di hadapan paduka. “
Penguasa itu berkata lagi, “ Demi Allah aku tidak melihatnya, “ seorang pengawal kemudian bercerita, “ kami tadi melewati Sayyidah Nafisah dan orang ini meminta do’a kepadanya. Lalu Sayyidah Nafisah berkata kepadanya. ‘ Hijab Allah akan menghalangi padangan orang-orang yang lalim darimu, “ begitulah paduka. “
Maka berkatalah penguasa itu, “apakah kelalimanku membuat Allah menghalangi pandanganku dari orang orang yang dilalimi berkat do’a Sayyidah Nafisah ? “
Penguasa itu lalu bertaubat kepada Allah dan merendahkan diri padaNya agar taubatnya diterima dan menyingkapkan pandangannya. Ia memohon , “ Ya Allah Ya Tuhanku, aku bertaubat kepadamu.
Seketika dia pun dapat melihat orang yang dilaliminya sedang berdiri di hadapannya. Dia lalu memanggilnya, kemudian mencium kepalanya dan memberinya hadiah serta mempersilahkan pergi dari tempat itu dengan mengucapkan terima kasih.
Kemudian si penguasa mengumpulkan hartang dan menyedekahkan kepada para fakir miskin. Dia juga mengirimkan 100,000 dhirham kepada Sayyidah Nafisah dan mengatakan kepadanya, “ ini sebagai tanda syukur kepada Allah dari seorang hamba yang telah bertaubat kepadaNya.”
Sayyidah mengambil uang itu dan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Imam Al Manawi saat berbicara tentang karomah-karomah Sayyidah Nafisah, mengutip keterangan yang diriwayatkan oleh Al Azhari dalam kitab ( Al-Khawakib As-Sayyarah ) yang secara ringkas menyebutkan, sebagai berikut ini :
Ada seorang wanita tua yang memiliki empat orang gadis. Mereka dari hari – ke hari makan dari hasil tenunan wanita itu. Sepanjang waktu dia membawa tenunan yang dihasilkannya ke pasar untuk di jual. Setengah hasilnya digunakan untuk membeli bahan tenunan. Sedangkan setengahnya untuk biaya makan minum mereka.
Suatu ketika, wanita itu membawa tenunannya yang ditutupi kain lusuh berwarna merah ke pasar tiba-tiba seekor burung menyambar kain itu beserta isinya, yang merupakan
hasil usahanya selama seminggu.
Menyadari musibah yang menimpanya, wanita miskin itu jatuh pingsan. Ketika sadar, di duduk sambil menangis. Dia berpikir bagaimana akan memberi makan anak-anak yatim yang diasuhnya.
Melihat kesedihan nenek ini, orang-orang kemudian memberikan petunjuk kepadanya agar menemui Sayyidah Nafisah. Sang nenekpun menuruti nasehat tersebut. Dia pergi ketempat Sayyidah Nafisah dan menceritakan musibah yang menimpa dirinya seraya meminta do’a kepadanya.
Sayyidah Nafisah lalu berdo’a,” Wahai Allah, Wahai Yang Maha Tinggi dan Maha Memiliki, gantikanlah untuk hambaMu. Ini apa yang telah rusak. Karena, karena mereka adalah makhluMu dan tanggunganMu. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Setelah berdo’a demikian, kemudian Sayyidah Nafisah berkata kepada wanita tua itu, “ duduklah, sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. “
Maka duduklah wanita tersebut menantikan kelapangan atas musibahnya, sementara hatinya terus menangisi anak-anaknya yang masih kecil.
Tidak beberapa lama kemudian, datanglah sekelompok orang menemui Sayyidah Nafisah. Mereka bercerita tentang apa saja yang baru dialami. Diceritakan, mereka sedang mengadakan perjalanan laut ketika tiba-tiba terjadi kebocoran dan perahu mereka nyaris tenggelam.
Sekonyong-konyong datang seekor burung yang menempelkan kain merah berisi tenunan di lobang itu, sehingga lobang tersebut tersumbat. Dengan izin Allah perahu pun tidak jadi tenggelam dan terus berlayar sampai kepelabuhan.
Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Atas keselamatan mereka, kepada Sayyidah Nafisah orang-orang itu memberikan uang ( Limaratus dinar ). Maka menangislah Sayyidah Nafisah seraya mengatakan, “ Tuhanku, Jungjunganku, dan Penolongku, alangkah kasih dan sayangnya Engkau kepda hamba-hambaMu.
Sayyidah Nafisah kemudian mendatangi wanita tua tadi, dan bertanya kepadanya berapa dia menjual tenunanya. “ Dua puluh dirham, ‘ jawabnya. Sayyidah Nafisah memberinya ( Limaratus dinar )
Wanita itu mengambil uang tersebut, lalu pulang kerumahnya. Kepada putri – putrinya, dia menceritakan kejadian yang telah dialaminya. Maka mereka datang menciummSayyidah Nafisah serta mengambil berkah darinya, seraya menawarkan diri untuk menjadi pelayan.
Disarikan dari kitab Asy-Sya’rawi :
Ana min Sulalah Ahl Al-Bait,
karya Sa’id ‘Ainain.
Rahamat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Sayyidah nafisah, cicit Nabi Muhammad SAW,
ada yang menjelaskan sampai 150 karomah. Kami nukilkan beberapa di antaranya
Menuturkan tentang salah seorang sufi besar wanita yakni Sayyidah Nafisah, putri Hasan Al Anwar bin Zaid Al Ablaj bin Imam Hasan ‘Ali bin Abi Thalib, dan persahabatannya dengan Imam Syafi’i.
Kali ini kami menuturkan kisah Sayyidah Nafisah, khusus yang berkaitan dengan keramat atau karomah yang dinisbahkan kepada beliau.
Perlu diketahui, karomah-karomah yang dinisbahkan kepada Sayyidah Nafisahsangatlah banyak. Para penulis tentang riwayat hidupnya menceritakan dengan panjang lebar, bahkan ada yang menceritakan sampai 150 karomah.
Sebagian karomah itu terjadi ketika Sayyidah Nafisah masih hidup, sedangkan yang lainnya terjadi setelah wafat. Di antara karomah – karomahnya yang terjadi ketika dia masih hidup adalah yang berhubungan dengan kesembuhan seorang gadis Yahudi dari dari penyakit Lumpuh.
Diceritakan bahwa sayyida nafisah datang ke Mesir, dia tinggal bertetangga dengan keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak gadis hang lumpuh. Pada suatu hari, ibu si gadis pergi untuk suatu keperluan . Sang ibu menitipkan anaknya di tempat tetangganya, Sayyidah Nafisah.
Ketika Sayyidah Nafisah Berwudhu, air basuhannya jatuh ketempat gadis Yahudi yang lumpuh itu. Tiba-tiba Allah memberi ilham kepada si gadis, agar mengambil air wudhu tersebut sedikit dengan tangannya, dan membasuh kedua kakinya dengan air itu.
Maka dengan izin Allah, anak itu dapat berdiri dan lumpuhnya hilang. Saat itu terjadi, Sayyidah Nafisah sudah sibuk dengan shalatnya. Ketika anak itu tau ibunya sudah kembali, dia mendatanginya dengan berlari dan mengisahkan apa yang telah terjadi.
Maka menangislah si ibu karena sangat gembiranya, lalu berkata, “ tidak ragu lagi, agama Sayyidah Nafisah yang mulia itu sungguh-sungguh agama yang benar ! “
Kemudian dia masuk ketempat Sayyida Nafisah untuk menciuminya. Lalu dia mengucapkan Kalimat Syahadat dengan Ikhlas karena Allah SWT. Kemudian datang ayahnya si gadis yang bernama ( Ayub Abu Assaraya ), yang merupakan seorang tokoh yahudi. Ketika dia melihat anak gdisnya telah sembuh, dia pun sangat gembira dan bertanya
kepada istrinya tentang sebab kesembuhannya.
Setelah mendengar cerita istrinya, sang ayah mengangkat tangan ke langit dan berkata, “ Maha Suci Engkau yang memberikan petunjuk kepada orang yang Engkau kehendaki. Demi Allah, inilah dia agama yang benar.”
Lalu dia menuju rumah Sayyidah Nafisah dan minta izin untuk masuk. Sayyidah Nafisah mengizinkannya. Ayah si gadis itu bicara kepadanya dari balik tirai. Dia berterima kasih kepada Sayyidah Nafisah dan menyatakan masuk Islam dengan mengatakan , “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan bahwa datukmu, Muhammad, adalah Rasul Allah, “
Kisah ini kemudian menjadi sebab masuk islam-nya sekelompok Yahudi yang lain, yang tinggal bertetangga dengan Sayyidah Nafisah.
Diantara keramat Sayyidah Nafisah juga dikisahkan bahwa seorang laki-laki menikah dengan wanita Dzimi dan mendapatkan seorang anak laki-laki darinya.
Anak itu lalu tumbuh dewasa. Pada suatu hari, si anak melakukan perjalanan. Ternyata dia menjadi wartawan di negri musuh. Ibunya pergi ketempat ibadahnya dan merendahkan dirinya, namun tidak ada jawaban.
Maka dia berkata dengan suaminya, “ Aku mendengar bahwa di antara kalian( orang – orang islam ) terdapat seorang wanita bernama Nafisah binti Al-Hasan Al-Anwar. Pergilah kepadanya. Mungkin dia dapat mendo’akan anak kita agar dapat pulang jika anak kita selamat, aku akan beriman ( Masuk Islam ) melalui dia.
Berangkatlah si suami ke tempat Sayyidah Nafisah untuk meminta do’a untuk anaknya itu. Sayyidah Nafisah mengabulkan permintaan tersebut.
Setelah itu, ketika waktu malam datang, tiba-tiba ada ketukan di pintu rumahnya sang ibu yang kehilangan anaknya. Maka dia bangkit membukakan pintu. Ternyata anaknya telah datang.
Dia lalu bertanya kepada anaknya, “ bagaimana engkau bisa pulang ? “ anaknya menjawab, “ Aku tahu, tiba-tiba ada tangan di atas belengguku, dan aku mendengar ada orang yang mengatakan, lepaskan dia, karena Nafisah binti Al-hasan Al-Anwari telah memberikan syafaat kepadanya.’ Kemudian aku tidak tahu apa-apa sampai aku telah berdiri di pintu ini.
Esok paginya wanita itu pergi menemui Sayyidah Nafisah. Setelah berterima kasih kepadanya, dia menyatakan masuk islam.
Berikutnya ada cerita tentang seorang penguasa yang lalim dan apa yang terjadi padanya. Diceritakan bahwa salah seorang ( penguasa Mesir ) benar-benar terkenal akan kelalimannya.
Pada suatu hari, penguasa ini memerintahkan dilakukan penangkapan terhadap seseorang untuk disiksa. Orang itu lalu ditangkap. Ketika Dia bersama para pembantu sang penguasa melewati rumah Sayyidah Nafisah, dia meminta perlindungan kepadanya.
Sayyidah Nafisah mendengar permohonan orang malang itu. Setelah mendo’akannya agar selamat, Sayyidah berkata kepadanya, “ Hijab Allah akan menghalangi pandangan orang lalim darimu.”
Orang tersebut dibawa dihadapkan kepada penguasa lalim itu. Tetapi, si penguasa tidak melihatnya, dia bertanya kepada para pengawal, “ mana orang itu ? “ mereka menjawab, “ dia telah berdiri di hadapan paduka. “
Penguasa itu berkata lagi, “ Demi Allah aku tidak melihatnya, “ seorang pengawal kemudian bercerita, “ kami tadi melewati Sayyidah Nafisah dan orang ini meminta do’a kepadanya. Lalu Sayyidah Nafisah berkata kepadanya. ‘ Hijab Allah akan menghalangi padangan orang-orang yang lalim darimu, “ begitulah paduka. “
Maka berkatalah penguasa itu, “apakah kelalimanku membuat Allah menghalangi pandanganku dari orang orang yang dilalimi berkat do’a Sayyidah Nafisah ? “
Penguasa itu lalu bertaubat kepada Allah dan merendahkan diri padaNya agar taubatnya diterima dan menyingkapkan pandangannya. Ia memohon , “ Ya Allah Ya Tuhanku, aku bertaubat kepadamu.
Seketika dia pun dapat melihat orang yang dilaliminya sedang berdiri di hadapannya. Dia lalu memanggilnya, kemudian mencium kepalanya dan memberinya hadiah serta mempersilahkan pergi dari tempat itu dengan mengucapkan terima kasih.
Kemudian si penguasa mengumpulkan hartang dan menyedekahkan kepada para fakir miskin. Dia juga mengirimkan 100,000 dhirham kepada Sayyidah Nafisah dan mengatakan kepadanya, “ ini sebagai tanda syukur kepada Allah dari seorang hamba yang telah bertaubat kepadaNya.”
Sayyidah mengambil uang itu dan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Imam Al Manawi saat berbicara tentang karomah-karomah Sayyidah Nafisah, mengutip keterangan yang diriwayatkan oleh Al Azhari dalam kitab ( Al-Khawakib As-Sayyarah ) yang secara ringkas menyebutkan, sebagai berikut ini :
Ada seorang wanita tua yang memiliki empat orang gadis. Mereka dari hari – ke hari makan dari hasil tenunan wanita itu. Sepanjang waktu dia membawa tenunan yang dihasilkannya ke pasar untuk di jual. Setengah hasilnya digunakan untuk membeli bahan tenunan. Sedangkan setengahnya untuk biaya makan minum mereka.
Suatu ketika, wanita itu membawa tenunannya yang ditutupi kain lusuh berwarna merah ke pasar tiba-tiba seekor burung menyambar kain itu beserta isinya, yang merupakan
hasil usahanya selama seminggu.
Menyadari musibah yang menimpanya, wanita miskin itu jatuh pingsan. Ketika sadar, di duduk sambil menangis. Dia berpikir bagaimana akan memberi makan anak-anak yatim yang diasuhnya.
Melihat kesedihan nenek ini, orang-orang kemudian memberikan petunjuk kepadanya agar menemui Sayyidah Nafisah. Sang nenekpun menuruti nasehat tersebut. Dia pergi ketempat Sayyidah Nafisah dan menceritakan musibah yang menimpa dirinya seraya meminta do’a kepadanya.
Sayyidah Nafisah lalu berdo’a,” Wahai Allah, Wahai Yang Maha Tinggi dan Maha Memiliki, gantikanlah untuk hambaMu. Ini apa yang telah rusak. Karena, karena mereka adalah makhluMu dan tanggunganMu. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Setelah berdo’a demikian, kemudian Sayyidah Nafisah berkata kepada wanita tua itu, “ duduklah, sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. “
Maka duduklah wanita tersebut menantikan kelapangan atas musibahnya, sementara hatinya terus menangisi anak-anaknya yang masih kecil.
Tidak beberapa lama kemudian, datanglah sekelompok orang menemui Sayyidah Nafisah. Mereka bercerita tentang apa saja yang baru dialami. Diceritakan, mereka sedang mengadakan perjalanan laut ketika tiba-tiba terjadi kebocoran dan perahu mereka nyaris tenggelam.
Sekonyong-konyong datang seekor burung yang menempelkan kain merah berisi tenunan di lobang itu, sehingga lobang tersebut tersumbat. Dengan izin Allah perahu pun tidak jadi tenggelam dan terus berlayar sampai kepelabuhan.
Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Atas keselamatan mereka, kepada Sayyidah Nafisah orang-orang itu memberikan uang ( Limaratus dinar ). Maka menangislah Sayyidah Nafisah seraya mengatakan, “ Tuhanku, Jungjunganku, dan Penolongku, alangkah kasih dan sayangnya Engkau kepda hamba-hambaMu.
Sayyidah Nafisah kemudian mendatangi wanita tua tadi, dan bertanya kepadanya berapa dia menjual tenunanya. “ Dua puluh dirham, ‘ jawabnya. Sayyidah Nafisah memberinya ( Limaratus dinar )
Wanita itu mengambil uang tersebut, lalu pulang kerumahnya. Kepada putri – putrinya, dia menceritakan kejadian yang telah dialaminya. Maka mereka datang menciummSayyidah Nafisah serta mengambil berkah darinya, seraya menawarkan diri untuk menjadi pelayan.
Disarikan dari kitab Asy-Sya’rawi :
Ana min Sulalah Ahl Al-Bait,
karya Sa’id ‘Ainain.
Rahamat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
PERJALANAN PARA URAPA
MENURUT MULIA SADRA
Pendapat ini dikemukakan oleh Mulia Sadra,
seorang Ulama Besar , Filosof .
Dia menerangkan hal ini secara luas
di dalam kitabnya yang berjudul
ASFAR AL-ARBA’AH ……
Mulia sadra adalah seorang filosof dan sufi besar di zamannya. Dia mengatakan dalam kitabnya yang berjudul ASFAR AL – ARBA’AH, bahwa seorang sufi sejati harus menempuh ( Empat perjalanan Ruhani ), yang dimaksud perjalanan disini bukanlah perjalanan dari tempat ketempat lain, tapi dari Maqom – kemaqom.
Empat perjalanan yang dikemukakan oleh Mulia Sadra adalah sebagai berikut :
1 . perjalanan seorang salik ( Hamba ) dari dunia sampai ke Tuhan ( Syarmin Al Khalq ila Al Haq ).
Perkataan sampai ke Tuhan bukan sampai kepada Dzat Tuhan atau maqom Tuhan, karena bila DzatNya dapat dicapai oleh makhluknya yang terbatas maka Allah pun terbatas.
Sifat terbatas adalah sufat kekuarangan karena terbatas masih dikelilingi oleh sesuatu yang membatasinya, seperti dimensi, ruang dan waktu, jika Allah terbatas maka Allah masih tidak sempurna karena nasuh dikelilingi makhluk ciptaanNya.
Oleh karena Allah Maha Sempurna, maka Allah tidak dikelilingi makhlukNya yang sebelumnya tiada. Sifat terbatas mempunyai awalan sehingga ketika sebelum awal bukan hanya alam materi saja tapi mencakup seluruh semua alam seperti alam manusia, alam jin, alam barzah dan lain sebagainya.
Dimana Surga dan Neraka berada ( alam realitas dan bagian alam metafisika )? Jadi, pada perjalanan pertama ini seorang salik harus meninggalkan Haram, Makruh, ( dengan hati dan badan ), kesenangan hawa nafsu walaupun halal seperti keinginan memiliki dan sebagainya.
Kasyat, keramat, ilmu laduni, surga, lauhul mahfuzh hingga ke alam Arsy ( akal, tetapi bukan akal dalam pikiran manusia ) yang pertama. Dimana Allah menciptakan langsung alma akal pertama ini yang berefek terus, sehingga tecipta semua alam ini atas izin Allah SWT.
Dan dilakukan secara spiritual dan jasmani. Dan perlu diketahui bahwa alam – alam ini bukanlah tempat yang seperti kita bayangkan, tapi alam – alam ini adalah maqom – maqom. Surga dan Neraka pun menurut sebagian besar para sufi adalah maqom bukannya tempat seperti taman atau tempat yang menyala api seperti api dunia. Sehingga jika seorang mukmin berada di neraka baginya bukan tempat siksaan tapi puncak kenikmatan yang dirasakan ruhnya karena sebenarnya ruhnya telah mencapai maqom kenikmatan yang tinggi. Demikian menurut pendapat kalangan sufi.
Perjalanan pertama seorang salik di awali dengan meninggalkanalam materi seperti haram, makruh, kesenangan dan lain – lain lalu meninggalkan alam jin yang dia lihat dengan mata batinnya.
Kemudian meninggalkan keramat seperti karomah – karomah yang dimilikinya karena karunia dan rahmat Allah SWT. Hingga dia berada dialam mistal ( Barzah ) dimana dia tidak terfana oleh indahnya Surga dan tidak takut akan buruknya Neraka. Kemudian perjalanan berlamjut ke alam akal yang memiliki tingkatan maqom hingga ke alam akal pertama.
Di makom ini tiada yang “ yang diperhatikan” kecuali Allah saja. Sesampai disini seorang salik baru bisa disebut dengan Wali Allah, tapi hanya wali kecil. Penyembayangannya bukan karena ingin surga atau takut neraka tapi kecintaannya yang amat tinggi melebihi segalanya kepada Allah saja.
2 . perjalanan seorang salik dari Tuhan ke Tuhan ( Syar bi al Haq fi Al Haq ).
Dalam perjalanan kedua ini seorang salik mengembara dalam berbagai kesempurnaan dan sifat – sifat Tuhan. Seorang salik tidak pernah lengah sedikit pun untuk menghadirkan dalam jiwanya Asma – Asma Allah dari asma yang satu ke asma yang lain.
3 . perjalanan seorang salik dari Tuhan ke Makhluk bersama Tuhan ( Syar min al Haq ila al Khalq bi al Haq ).
Yang dimaksud bersama Tuhan di sini bukan berdampingan, tapi hanya bahasa saja karena Allah tidak terbatas, seorang salik turun dari maqom mengkasyafi asma –asma Allah kepada makhluk tapi,” dengan “ Tuhan.
Jadi penglihatannya ( bukan penglihatan fisik ) kepada makhlik tidak menutupi perhatiannya kepada Tuhannya.
4 . perjalanan dari makhluk ke makhluk bersama Tuhan ( Syr fi Al Khalq bi al Haq ).
Pada perjalanan ini seorang salik tidak berpaling lagi kepada makhluk-makhlukNya seperti pada perjalanan pertama, berpalingnya seorang salik pada perjalanan pertama menyebabkan terhalangnya pandangan kasyafnya kepada Tuhan.
Di perjalanan ini seorang salik memberi petunjuk kepada masyarakat serta membimbing mereka kepada Al Haq. Seperti cara Ibadah, cara Shalat, cara wudhu, cara berpolitik, cara berekonomi, dan lain sebagainya.
Jadi kasyafnya salik pada tingkatan tahu alam-alam lain dan maqom-maqom yang berada “ di Atas “ –Nya. Seorang salik tahu rahasia alam, tahu masa depan, tahu alam malaikat, tahu alam surga dan neraka, tahu halal dan haram sehingga dalam pandangannya sesuatu yang haram akan membentuk Api yang menyala.
Dalam pandangan seorang pendosa, maka raganya akan berbentuk seperti hewan dan juga tahu syariat Tuhan walaupun tidak dipilih tidak menjadi utusan Tuhan.
Allah mengambil Nabi dan Rasul dari orang – orang yang telah menyelesaikan empat perjalanan ini.salah satu contoh orang yang mencapai maqom ini tapi bukan Nabi atau Rasul adalah ( Lukman AS. ) kisahnya bisa dilihat dalam Al – Qur’an dan hadist – hadist.
Lukman AS ditawari kenabian atau ke arifan oleh Allah SWT. Maka dia memilih ke Arifan. Tapi walaupun Nabi dan Rasul dipilih dari golongan orang – orang ini, tapi mereka masih berbeda-beda maqomnya ( Qs.2:253 ). Allah tidak membedakan Nabi dan Rasul dari segi wajib yang harus di taatinya.
Karena ada prbedaan maqom maka utusan Tuhan dibagi menjdi dua yaitu :
1 . Rasul Syariat yaitu utusan Tuhan dalam mengembangkan amanat syariat untuk disampaikan kepada Nabi atau Umat. Yang pertama adalah Jibril AS.( malaikat pembawa wahyu ) seperti yang tedapat di dalam ( Qs. 42:51). dan yang kedua adalah Nabi dan Rasul seperti terdapat didalam ( Qs.4;146. ).” Dan sebagian Rasul telah kami ceritakan kepadamu sebelum ini sedangkan sebagian lainnya belum kami ceritakan.”
2 . Rasul cipataan yaitu utusan Tuhan yang mengatur tatanan alam dan makhluknya. Seperti malaikat pengatur hujan dan sebagainya.
Begitulah sekilas empat perjalanan ruhani seorang pesuluk atau salik yang dilakukan para arif billah dalam tasawuf. Pendapat ini di kemukakan oleh Mulia Sadra, seorang ulama besar, filosof dan sufi. Dia menerangkan hal ini secara luas di dalam kitabnya yang berjudul ASFAR AL ARBA’AH.
Kitab ini masih menjadi kurikulum pelajaran di Iran dan di Iraq bagi pelajar – pelajar yang belajar disana.
RAhmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Pendapat ini dikemukakan oleh Mulia Sadra,
seorang Ulama Besar , Filosof .
Dia menerangkan hal ini secara luas
di dalam kitabnya yang berjudul
ASFAR AL-ARBA’AH ……
Mulia sadra adalah seorang filosof dan sufi besar di zamannya. Dia mengatakan dalam kitabnya yang berjudul ASFAR AL – ARBA’AH, bahwa seorang sufi sejati harus menempuh ( Empat perjalanan Ruhani ), yang dimaksud perjalanan disini bukanlah perjalanan dari tempat ketempat lain, tapi dari Maqom – kemaqom.
Empat perjalanan yang dikemukakan oleh Mulia Sadra adalah sebagai berikut :
1 . perjalanan seorang salik ( Hamba ) dari dunia sampai ke Tuhan ( Syarmin Al Khalq ila Al Haq ).
Perkataan sampai ke Tuhan bukan sampai kepada Dzat Tuhan atau maqom Tuhan, karena bila DzatNya dapat dicapai oleh makhluknya yang terbatas maka Allah pun terbatas.
Sifat terbatas adalah sufat kekuarangan karena terbatas masih dikelilingi oleh sesuatu yang membatasinya, seperti dimensi, ruang dan waktu, jika Allah terbatas maka Allah masih tidak sempurna karena nasuh dikelilingi makhluk ciptaanNya.
Oleh karena Allah Maha Sempurna, maka Allah tidak dikelilingi makhlukNya yang sebelumnya tiada. Sifat terbatas mempunyai awalan sehingga ketika sebelum awal bukan hanya alam materi saja tapi mencakup seluruh semua alam seperti alam manusia, alam jin, alam barzah dan lain sebagainya.
Dimana Surga dan Neraka berada ( alam realitas dan bagian alam metafisika )? Jadi, pada perjalanan pertama ini seorang salik harus meninggalkan Haram, Makruh, ( dengan hati dan badan ), kesenangan hawa nafsu walaupun halal seperti keinginan memiliki dan sebagainya.
Kasyat, keramat, ilmu laduni, surga, lauhul mahfuzh hingga ke alam Arsy ( akal, tetapi bukan akal dalam pikiran manusia ) yang pertama. Dimana Allah menciptakan langsung alma akal pertama ini yang berefek terus, sehingga tecipta semua alam ini atas izin Allah SWT.
Dan dilakukan secara spiritual dan jasmani. Dan perlu diketahui bahwa alam – alam ini bukanlah tempat yang seperti kita bayangkan, tapi alam – alam ini adalah maqom – maqom. Surga dan Neraka pun menurut sebagian besar para sufi adalah maqom bukannya tempat seperti taman atau tempat yang menyala api seperti api dunia. Sehingga jika seorang mukmin berada di neraka baginya bukan tempat siksaan tapi puncak kenikmatan yang dirasakan ruhnya karena sebenarnya ruhnya telah mencapai maqom kenikmatan yang tinggi. Demikian menurut pendapat kalangan sufi.
Perjalanan pertama seorang salik di awali dengan meninggalkanalam materi seperti haram, makruh, kesenangan dan lain – lain lalu meninggalkan alam jin yang dia lihat dengan mata batinnya.
Kemudian meninggalkan keramat seperti karomah – karomah yang dimilikinya karena karunia dan rahmat Allah SWT. Hingga dia berada dialam mistal ( Barzah ) dimana dia tidak terfana oleh indahnya Surga dan tidak takut akan buruknya Neraka. Kemudian perjalanan berlamjut ke alam akal yang memiliki tingkatan maqom hingga ke alam akal pertama.
Di makom ini tiada yang “ yang diperhatikan” kecuali Allah saja. Sesampai disini seorang salik baru bisa disebut dengan Wali Allah, tapi hanya wali kecil. Penyembayangannya bukan karena ingin surga atau takut neraka tapi kecintaannya yang amat tinggi melebihi segalanya kepada Allah saja.
2 . perjalanan seorang salik dari Tuhan ke Tuhan ( Syar bi al Haq fi Al Haq ).
Dalam perjalanan kedua ini seorang salik mengembara dalam berbagai kesempurnaan dan sifat – sifat Tuhan. Seorang salik tidak pernah lengah sedikit pun untuk menghadirkan dalam jiwanya Asma – Asma Allah dari asma yang satu ke asma yang lain.
3 . perjalanan seorang salik dari Tuhan ke Makhluk bersama Tuhan ( Syar min al Haq ila al Khalq bi al Haq ).
Yang dimaksud bersama Tuhan di sini bukan berdampingan, tapi hanya bahasa saja karena Allah tidak terbatas, seorang salik turun dari maqom mengkasyafi asma –asma Allah kepada makhluk tapi,” dengan “ Tuhan.
Jadi penglihatannya ( bukan penglihatan fisik ) kepada makhlik tidak menutupi perhatiannya kepada Tuhannya.
4 . perjalanan dari makhluk ke makhluk bersama Tuhan ( Syr fi Al Khalq bi al Haq ).
Pada perjalanan ini seorang salik tidak berpaling lagi kepada makhluk-makhlukNya seperti pada perjalanan pertama, berpalingnya seorang salik pada perjalanan pertama menyebabkan terhalangnya pandangan kasyafnya kepada Tuhan.
Di perjalanan ini seorang salik memberi petunjuk kepada masyarakat serta membimbing mereka kepada Al Haq. Seperti cara Ibadah, cara Shalat, cara wudhu, cara berpolitik, cara berekonomi, dan lain sebagainya.
Jadi kasyafnya salik pada tingkatan tahu alam-alam lain dan maqom-maqom yang berada “ di Atas “ –Nya. Seorang salik tahu rahasia alam, tahu masa depan, tahu alam malaikat, tahu alam surga dan neraka, tahu halal dan haram sehingga dalam pandangannya sesuatu yang haram akan membentuk Api yang menyala.
Dalam pandangan seorang pendosa, maka raganya akan berbentuk seperti hewan dan juga tahu syariat Tuhan walaupun tidak dipilih tidak menjadi utusan Tuhan.
Allah mengambil Nabi dan Rasul dari orang – orang yang telah menyelesaikan empat perjalanan ini.salah satu contoh orang yang mencapai maqom ini tapi bukan Nabi atau Rasul adalah ( Lukman AS. ) kisahnya bisa dilihat dalam Al – Qur’an dan hadist – hadist.
Lukman AS ditawari kenabian atau ke arifan oleh Allah SWT. Maka dia memilih ke Arifan. Tapi walaupun Nabi dan Rasul dipilih dari golongan orang – orang ini, tapi mereka masih berbeda-beda maqomnya ( Qs.2:253 ). Allah tidak membedakan Nabi dan Rasul dari segi wajib yang harus di taatinya.
Karena ada prbedaan maqom maka utusan Tuhan dibagi menjdi dua yaitu :
1 . Rasul Syariat yaitu utusan Tuhan dalam mengembangkan amanat syariat untuk disampaikan kepada Nabi atau Umat. Yang pertama adalah Jibril AS.( malaikat pembawa wahyu ) seperti yang tedapat di dalam ( Qs. 42:51). dan yang kedua adalah Nabi dan Rasul seperti terdapat didalam ( Qs.4;146. ).” Dan sebagian Rasul telah kami ceritakan kepadamu sebelum ini sedangkan sebagian lainnya belum kami ceritakan.”
2 . Rasul cipataan yaitu utusan Tuhan yang mengatur tatanan alam dan makhluknya. Seperti malaikat pengatur hujan dan sebagainya.
Begitulah sekilas empat perjalanan ruhani seorang pesuluk atau salik yang dilakukan para arif billah dalam tasawuf. Pendapat ini di kemukakan oleh Mulia Sadra, seorang ulama besar, filosof dan sufi. Dia menerangkan hal ini secara luas di dalam kitabnya yang berjudul ASFAR AL ARBA’AH.
Kitab ini masih menjadi kurikulum pelajaran di Iran dan di Iraq bagi pelajar – pelajar yang belajar disana.
RAhmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
BEBERAPA CONTOH SEPUTAR AKHLAK SUFI
diriwatkan oleh Anas bahwa seseorang bertanya
kepada Nabi Muhammad SAW, “ Wahai Rasulullah,
siapakah di antara orang-orang beriman
yang paling utamanya Imannya? “ Beliau menjawab ;
“ Yaitu mereka yang paling baik akhlaknya . “ ( HR. Ibnu Majah ).
Akhlak yang baik adalah keutamaan sejarah hidup hamba,sehingga mutiara-mutiara seseorang nampak. Manusia itu terlapisi oleh pisiknya, namun terungkap oleh akhlaknya.
Syekh Abu Ali Ad-Daqqaq berkata ; “ Allah SWT menganugrahi utusanNya ( Muhammad SAW ) dengan keistimewaan sifat Beliau, dengan pujian yang sama sekali tidak tidak pernah dipujikan kepada makhluk lain karena itu Allah SWT berfirman , “ bahwa sesungguhnya Beliau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
Muhammas Al Wasithy mengatakan, “ Allah SWT memberi predikat beliau dengan akhlak yang agung, karena beliau melerakan diri dari dunia dan akhiratnya, dan merasa puas hanya dengan Allah semata-mata, “
Al-Husen bin Manshur menjelaskan , “ Akhlak mulia adalah, bahwa engkau tidak terpengaruh kekasaran orang banyak, setelah engkau memperhatikan Akhlak.
Abu Sa’id Al-Karraz mengatakan ,” Akhlak mulia berarti engkau tidak mempunyai ciata-cita selain Allah SWT.
Al-Kattany menegaskan, “ Tasawuf adalah Akhlak. Barang siapa bertambah dalam akhlak, berarti bertambah pula dalam tasawuf.”
Al-Fudhail bin Iyad mengatakan , “ jika seseorang bertindak dengan Akhlak mulia dalam segala hal, tapi dia memperlakukan ayamnya dengan buruk, maka tidak dapat dianggap berakhlak baik.
Abdullah bin Muhammad Ar - Razy menyatakan , “ Akhlak berarti memandang rendah, bahwa engkau mencegah bahayaapaun yang datang darimu, serta mengagungkan yang datang dari Allah SWT. “
Syekh Al-Kirmany mengatakan,” sutu tanda Akhlak yang baik adalah, bahwa engkau mencegah bahaya dan secara rela menanggung kerugiannya yang mereka timpakan kepaamu.
Nabi SWT bersabda , “ engksu tidak akan dapat memberikan kebahagiaan orang lain dengan hartamu, karenanya berilah kebahagiaan dengan wajah yang manis dan Akhlak yang baik, “ ( HR . Al-Bazzar dan Hakim ).
Seorang bertanya kepada Dzu Nun Al; Misrhy, “ siapakah orang yang piling banyak cemas ? “ Ia menjawab, “ Orang yang paling buruk akhlaknya.
Wahb menegaskan, “ Jika seseorang mempraktekan akhlak mulia selama empat puluh hari, “ Allah akan menjadikan akhlak mulia sebagai sifat bawaan baginya. “
Dikatakan , “ Akhlak yang buruk menyempitkan hati pelakunya. Sebab ia tidak memberi ruang bagi apapun selain hawa nafsunya sendiri, dan hati menjadi sebuah ruangan sempit hanya cukup bagi pemiliknya. “
Dikatakan juga, “ suatu tanda keburukan akhlak Anda, manakala Anda hanya tertuju pada keburukan akhlak orang lain. “
Rasulullah SAW ditanya, “ apakah yang disebut celaka itu ? “ Beliau menjawab, “ Akhlak yang buruk .
Dikatakan, “ Akhlak yang baik berarti menanggung penderitaan dengan penuh kegembiraan. “
BEBERAPA CONTOH SEPUTAR AKHLAK SUFI
Yahya bin Ziyad Al-Haritsy ditanya berkaitan dengan seorang budak yang buruk perilakunya,” mengapa engkau masih tetap memeliharanya ? “
Ia menjawab,” agar aku dapat belajar bermurah hati, “
Dikatakan bahwa anak-anak apabila melihat Uways Al Qarny, mereka selalu melemparinya dengan batu. Karena itu ia mengatakan kepda mereka, jika kalian memang harus melempariku, gunakanlah yang kecil agar kakiku tidak teluka, yang membuatku terhalang shalat. “
Suatu ketika seorang laki-laki memaki Al-Ahnaf bin Qays dan menghinanya. Orang itu mengikuti dibelakangnya. Ketika Al-Ahnaf sampai dekat lingkungan kediamannya sendiri, ia berhenti dan menasasehati orang tersebut, “ wqahai anak muda, jika engkau masih punya kata-kata untuk di ucapkan, katakanlah sekarang, sebelum salah seorang tetanggaku yang bodoh mendengar, dan menjawab kata-katamu.
Dikatakan bahwa Sa’id Al Hiry sedang melewati jalan menjelan tengah hari ketoka seseorang di atas atap menumpahkan seember debu ke atas kepalanya. Kawan – kawannya menjadi marah dan mulai menereaki orang yang menumpahkan abu itu.”
Sa’id berkata, “ jangan mengatakan apa-apa ! orang yang layak memperoleh neraka. Tapi hanya dikenai abu saja, tidak berhak untuk marah.”
Diceritakan, Ibrahim bin Adham pergi kesalah satu padang pasir yang luas. Tiba-tiba seorang tentara muncul dihadapannya dan bertanya, “ dimana kampung yang paling ramai ?
Ibrahim menunjuk kerah kuburan. Si tentara itu lalu memukul kepala ibrahim bin Adham, ketika ia akhirnya melepaskan ibrahim, seseorang mengatakan kepadanya, “ itu tadi Ibrahim bin Adham, sufi dari Khurasan.”
Tentara itu lalu meminta maaf kepada ibrahim bin Adham, ibrahim berkata, “ krtika engkau memukulku, aku berdo’a kepada Allah SWT agar memasukanmu kedalam surga. “ tentara itu bertanya, “ Mengapa ? “
Ibrahim menjawab, “ aku tahu bahwa aku akan memperoleh pahala karena pukulanmu. Aku tidak ingin nasibku menjadi baik dengan kerugianmu, dan perhitungan amalmu menjadi buruk karena diriku.”
Diriwayatkan, ada seseorang mengundang Sa’id bin Ismail Al-Hiry ke rumahnya. Ketika Sa’id muncul di muka pintu, orang itu mengatakan kepadanya, “ Wahai Seikh, ini bukan waktu yang baik bagi tuan untuk
masuk kedalam rumahku. Maaf, silahkan pergi.”
Ketika Sa’id datang lagi kerumahnya, orang tersebut menyuruhnya pergi lagiseraya mengatakan, “ Maaf, tuan . “ ia menyuruh Sa’id supaya dtang lagi pada suatuwaktu tertentu. Orang itu mengatakan hal yang sama. ( peristiwa itu sampai terulang empat kali ).
Akhirnya orang itu menjelaskan, “ Wahai Seikh, aku hanya ingin menguji anda. Ia lalu meminta maaf kepada Sa’id lalu memuji-mujinya. Tapi Sa’id berkata, “ jangan memujiku karena sifat yang juga dimiliki oleh seekor anjing. Jika anjing dipanggil dia datang jika dia diusir dia pergi.”
Ibrahim bin adham ditanya, “ apakah anda pernah merasa senang di dunia ini ? “ ia menjawab, “ Ya, dua kali. Yang pertama, ketika aku sedang duduk dan seorang laki-laki mengencingiku. Yang kedua, ketika aku sedang duduk dan seorang laki-;aki datang menamparku.”
Diceritakan bahwa ketika Ma’ruf Al-Karkhy pergi berwudhu, ia meletakan Al-Qur’an dan jubahnya. Tiba-tiba seorang wanita datang dan membawa benda miliknya. Ma’ruf mengikutinya dari belakang lalu berkata, “ Wahai saudaraku, engka tidak apa-apa dengan perbuatanmu ini. Apaka engkau punya seorang anak laki-laki yang dapat membaca Al-Qur’an ? “
Tidak, “ jawab wanita itu, Ma’ruf lalu berkata, “ kalu begitu berikanlah Al-Qur’an itu, kembalikan kepadaku. Sedangkang jubah, silahkan ambil. “
Diceritakan bahwa Abdullah Al-Khayyath mempunyai pelanggan jahitan baju seorang majusi. Orang itu biada membayarnya dengan uang dhirham palsu dan Abdullah menerima saja. Suatu hari saat Abdullah sedang sibuk disuraunya, orang Majusi itu datang untuk mengambil pakaian pesanannya dan coba membayarnya dengan dhirham-dhirham palsu, yang diberikan kepada muridnya.
Namun oleh si murid di tolak. Akhirnya terpaksa si Majusi membayar dengan dirham asli, ketika abdullah datang, ia bertanya kepada muridnya. “ dimana pakaian pesanan orang Majusi itu? “
Simurid menceritakan apa yang telah terjadi, Abdullah marah kepada muridnya tersebut katanya, “ engkau telah melakukan kesalahan. Selama beberapa waktu, kami telah melakukan binis dengan caranya itu, dan aku bersabar saja. Dirham-dirham palsu itu biasa kulemparkan kedalam sumur, agar ia tidak menipu orang lain, selai diriku, “ ( disarikan dari kitab Rasalatul Qusyairiyah, karya Imam Al- Qusyairy An-Naisabury ).
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
kepada Nabi Muhammad SAW, “ Wahai Rasulullah,
siapakah di antara orang-orang beriman
yang paling utamanya Imannya? “ Beliau menjawab ;
“ Yaitu mereka yang paling baik akhlaknya . “ ( HR. Ibnu Majah ).
Akhlak yang baik adalah keutamaan sejarah hidup hamba,sehingga mutiara-mutiara seseorang nampak. Manusia itu terlapisi oleh pisiknya, namun terungkap oleh akhlaknya.
Syekh Abu Ali Ad-Daqqaq berkata ; “ Allah SWT menganugrahi utusanNya ( Muhammad SAW ) dengan keistimewaan sifat Beliau, dengan pujian yang sama sekali tidak tidak pernah dipujikan kepada makhluk lain karena itu Allah SWT berfirman , “ bahwa sesungguhnya Beliau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
Muhammas Al Wasithy mengatakan, “ Allah SWT memberi predikat beliau dengan akhlak yang agung, karena beliau melerakan diri dari dunia dan akhiratnya, dan merasa puas hanya dengan Allah semata-mata, “
Al-Husen bin Manshur menjelaskan , “ Akhlak mulia adalah, bahwa engkau tidak terpengaruh kekasaran orang banyak, setelah engkau memperhatikan Akhlak.
Abu Sa’id Al-Karraz mengatakan ,” Akhlak mulia berarti engkau tidak mempunyai ciata-cita selain Allah SWT.
Al-Kattany menegaskan, “ Tasawuf adalah Akhlak. Barang siapa bertambah dalam akhlak, berarti bertambah pula dalam tasawuf.”
Al-Fudhail bin Iyad mengatakan , “ jika seseorang bertindak dengan Akhlak mulia dalam segala hal, tapi dia memperlakukan ayamnya dengan buruk, maka tidak dapat dianggap berakhlak baik.
Abdullah bin Muhammad Ar - Razy menyatakan , “ Akhlak berarti memandang rendah, bahwa engkau mencegah bahayaapaun yang datang darimu, serta mengagungkan yang datang dari Allah SWT. “
Syekh Al-Kirmany mengatakan,” sutu tanda Akhlak yang baik adalah, bahwa engkau mencegah bahaya dan secara rela menanggung kerugiannya yang mereka timpakan kepaamu.
Nabi SWT bersabda , “ engksu tidak akan dapat memberikan kebahagiaan orang lain dengan hartamu, karenanya berilah kebahagiaan dengan wajah yang manis dan Akhlak yang baik, “ ( HR . Al-Bazzar dan Hakim ).
Seorang bertanya kepada Dzu Nun Al; Misrhy, “ siapakah orang yang piling banyak cemas ? “ Ia menjawab, “ Orang yang paling buruk akhlaknya.
Wahb menegaskan, “ Jika seseorang mempraktekan akhlak mulia selama empat puluh hari, “ Allah akan menjadikan akhlak mulia sebagai sifat bawaan baginya. “
Dikatakan , “ Akhlak yang buruk menyempitkan hati pelakunya. Sebab ia tidak memberi ruang bagi apapun selain hawa nafsunya sendiri, dan hati menjadi sebuah ruangan sempit hanya cukup bagi pemiliknya. “
Dikatakan juga, “ suatu tanda keburukan akhlak Anda, manakala Anda hanya tertuju pada keburukan akhlak orang lain. “
Rasulullah SAW ditanya, “ apakah yang disebut celaka itu ? “ Beliau menjawab, “ Akhlak yang buruk .
Dikatakan, “ Akhlak yang baik berarti menanggung penderitaan dengan penuh kegembiraan. “
BEBERAPA CONTOH SEPUTAR AKHLAK SUFI
Yahya bin Ziyad Al-Haritsy ditanya berkaitan dengan seorang budak yang buruk perilakunya,” mengapa engkau masih tetap memeliharanya ? “
Ia menjawab,” agar aku dapat belajar bermurah hati, “
Dikatakan bahwa anak-anak apabila melihat Uways Al Qarny, mereka selalu melemparinya dengan batu. Karena itu ia mengatakan kepda mereka, jika kalian memang harus melempariku, gunakanlah yang kecil agar kakiku tidak teluka, yang membuatku terhalang shalat. “
Suatu ketika seorang laki-laki memaki Al-Ahnaf bin Qays dan menghinanya. Orang itu mengikuti dibelakangnya. Ketika Al-Ahnaf sampai dekat lingkungan kediamannya sendiri, ia berhenti dan menasasehati orang tersebut, “ wqahai anak muda, jika engkau masih punya kata-kata untuk di ucapkan, katakanlah sekarang, sebelum salah seorang tetanggaku yang bodoh mendengar, dan menjawab kata-katamu.
Dikatakan bahwa Sa’id Al Hiry sedang melewati jalan menjelan tengah hari ketoka seseorang di atas atap menumpahkan seember debu ke atas kepalanya. Kawan – kawannya menjadi marah dan mulai menereaki orang yang menumpahkan abu itu.”
Sa’id berkata, “ jangan mengatakan apa-apa ! orang yang layak memperoleh neraka. Tapi hanya dikenai abu saja, tidak berhak untuk marah.”
Diceritakan, Ibrahim bin Adham pergi kesalah satu padang pasir yang luas. Tiba-tiba seorang tentara muncul dihadapannya dan bertanya, “ dimana kampung yang paling ramai ?
Ibrahim menunjuk kerah kuburan. Si tentara itu lalu memukul kepala ibrahim bin Adham, ketika ia akhirnya melepaskan ibrahim, seseorang mengatakan kepadanya, “ itu tadi Ibrahim bin Adham, sufi dari Khurasan.”
Tentara itu lalu meminta maaf kepada ibrahim bin Adham, ibrahim berkata, “ krtika engkau memukulku, aku berdo’a kepada Allah SWT agar memasukanmu kedalam surga. “ tentara itu bertanya, “ Mengapa ? “
Ibrahim menjawab, “ aku tahu bahwa aku akan memperoleh pahala karena pukulanmu. Aku tidak ingin nasibku menjadi baik dengan kerugianmu, dan perhitungan amalmu menjadi buruk karena diriku.”
Diriwayatkan, ada seseorang mengundang Sa’id bin Ismail Al-Hiry ke rumahnya. Ketika Sa’id muncul di muka pintu, orang itu mengatakan kepadanya, “ Wahai Seikh, ini bukan waktu yang baik bagi tuan untuk
masuk kedalam rumahku. Maaf, silahkan pergi.”
Ketika Sa’id datang lagi kerumahnya, orang tersebut menyuruhnya pergi lagiseraya mengatakan, “ Maaf, tuan . “ ia menyuruh Sa’id supaya dtang lagi pada suatuwaktu tertentu. Orang itu mengatakan hal yang sama. ( peristiwa itu sampai terulang empat kali ).
Akhirnya orang itu menjelaskan, “ Wahai Seikh, aku hanya ingin menguji anda. Ia lalu meminta maaf kepada Sa’id lalu memuji-mujinya. Tapi Sa’id berkata, “ jangan memujiku karena sifat yang juga dimiliki oleh seekor anjing. Jika anjing dipanggil dia datang jika dia diusir dia pergi.”
Ibrahim bin adham ditanya, “ apakah anda pernah merasa senang di dunia ini ? “ ia menjawab, “ Ya, dua kali. Yang pertama, ketika aku sedang duduk dan seorang laki-laki mengencingiku. Yang kedua, ketika aku sedang duduk dan seorang laki-;aki datang menamparku.”
Diceritakan bahwa ketika Ma’ruf Al-Karkhy pergi berwudhu, ia meletakan Al-Qur’an dan jubahnya. Tiba-tiba seorang wanita datang dan membawa benda miliknya. Ma’ruf mengikutinya dari belakang lalu berkata, “ Wahai saudaraku, engka tidak apa-apa dengan perbuatanmu ini. Apaka engkau punya seorang anak laki-laki yang dapat membaca Al-Qur’an ? “
Tidak, “ jawab wanita itu, Ma’ruf lalu berkata, “ kalu begitu berikanlah Al-Qur’an itu, kembalikan kepadaku. Sedangkang jubah, silahkan ambil. “
Diceritakan bahwa Abdullah Al-Khayyath mempunyai pelanggan jahitan baju seorang majusi. Orang itu biada membayarnya dengan uang dhirham palsu dan Abdullah menerima saja. Suatu hari saat Abdullah sedang sibuk disuraunya, orang Majusi itu datang untuk mengambil pakaian pesanannya dan coba membayarnya dengan dhirham-dhirham palsu, yang diberikan kepada muridnya.
Namun oleh si murid di tolak. Akhirnya terpaksa si Majusi membayar dengan dirham asli, ketika abdullah datang, ia bertanya kepada muridnya. “ dimana pakaian pesanan orang Majusi itu? “
Simurid menceritakan apa yang telah terjadi, Abdullah marah kepada muridnya tersebut katanya, “ engkau telah melakukan kesalahan. Selama beberapa waktu, kami telah melakukan binis dengan caranya itu, dan aku bersabar saja. Dirham-dirham palsu itu biasa kulemparkan kedalam sumur, agar ia tidak menipu orang lain, selai diriku, “ ( disarikan dari kitab Rasalatul Qusyairiyah, karya Imam Al- Qusyairy An-Naisabury ).
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
HUSAIN AN-NUR AL- BAGHDADI
Husain an-nuri, lahir di baghdad dan keluarganya berasal dari Khurasan. Dia adalah murid Sari As-Saqathi dan sahabat karib Al-junayd. Seorang tokoh sufi terkemuka di kota Baghdad dia telah mengubah berbagai syair mistis yang indah. Dia meninggal pada tahun 295 H / 908 M.
Menurut keterangan yang termaksud dalam berbagai kitab tasauf,Husain pada masa hidupnya melakukan disiplin diri seperti dilakukan oleh Al-Junayd. Dia dijuluki Nuri ( Manusia yang memperoleh cahaya ) karena setiap kali dia berbicara di suatu ruangan pada malam yang gelap, dari ( mulutnya keluar Cahaya ) sehingga seluruh ruangan tersebut menjadi terang.
Alasan lain mengapa dia dijuluki demikian adalah karena dia menjelaskan Rahasi – rahasia yang paling pelik dengan cahaya intuisi. Tetapi versi yang ketiga mengatakan bahwa dia mempunyi tempat menyepi di tengah padang pasir, dimana dia bisa shalat di sepanjang malam dan apabila dia berada ditempat itu, orang – orang dapat menyaksikan cahaya yang memancarkan dari tersebut.
Sebagai seorang wali Allah, Husaian memang dianugrahi banyak keajaiban atau karamah. Selain yang tersebut di atas, ada banyak kisah yang menunjukan hal tersebut. Sekedar contoh, suatu ketika pasar budak di kota Baghdad terbakar dan banyak orang yang tebakar hidup-hidup. Di dalam sebuah toko, dua orang budak Yahudi yang tampan terkurung api. Pemilik budak – budak itu berteriak – teriak,” siapa saja yang dapat menyelamatkan mereka, akan kuberi seribu keping dinar emas.”
Tetapi tak seorangpun berani mencoba menyelamatkan budak-budak tersebut. Pada saat yang sangat kritis itu tiba-tiba munculah Nuri. Sambil mengucapkan, “ dengan nama Allah yang Maha Pengasuh lagi Penyayang” dia mencebur kedalam lautan api itu dan menyelamatkan keduanya. Kemudian pemilik budak-budak itu hendak memberi seribu dinar emas seperti yang telah dijanjikannya kepada Nuri.
Simpanlah emas-emasmu itu,” Nuri menolak.” Berterima kasihlah kepada Allah, sesungguhnya kemulaian yang telah diberikan kepadaku ini adalah karena aku tidak mau menerima emas dan menukar akhirat dengan dunia.
Keajaiban lainnya, misalnya, pada suatu hari ada seorang buta mengeluh, “ Ya Allah “ Nyri lalu menghampiri orang buta itu dan berkata,” apakah yang engkau ketahui tentang Allah ? seandainya pun engkau telah mengenalNya, mengapakah engkau masih hidup ?
Setelah berkata demikian kesadaran Nuri hilang dan dadanya dipenuhi oleh hasrat mistis. Maka berjalanlah dia menuju padang pasir melalui padang lang – alang yang baru ditebas sehingga tibuhnya penuh luka. Anehnya, dari setiap tetes darah yang tumpah ke atas tanah terdengarlah suara,” Ya Allah.”
Ketika orang – orang membawa Nuri pulang dari padang alang-alang itu mereka berkata kepadanya,” katakanlah , tiada tuhan selainAllah.”
Nuri menjawab,” aku justru sedang menuju kepada-Nya,” dan, tidak lama kemudian dia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
RAhmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Menurut keterangan yang termaksud dalam berbagai kitab tasauf,Husain pada masa hidupnya melakukan disiplin diri seperti dilakukan oleh Al-Junayd. Dia dijuluki Nuri ( Manusia yang memperoleh cahaya ) karena setiap kali dia berbicara di suatu ruangan pada malam yang gelap, dari ( mulutnya keluar Cahaya ) sehingga seluruh ruangan tersebut menjadi terang.
Alasan lain mengapa dia dijuluki demikian adalah karena dia menjelaskan Rahasi – rahasia yang paling pelik dengan cahaya intuisi. Tetapi versi yang ketiga mengatakan bahwa dia mempunyi tempat menyepi di tengah padang pasir, dimana dia bisa shalat di sepanjang malam dan apabila dia berada ditempat itu, orang – orang dapat menyaksikan cahaya yang memancarkan dari tersebut.
Sebagai seorang wali Allah, Husaian memang dianugrahi banyak keajaiban atau karamah. Selain yang tersebut di atas, ada banyak kisah yang menunjukan hal tersebut. Sekedar contoh, suatu ketika pasar budak di kota Baghdad terbakar dan banyak orang yang tebakar hidup-hidup. Di dalam sebuah toko, dua orang budak Yahudi yang tampan terkurung api. Pemilik budak – budak itu berteriak – teriak,” siapa saja yang dapat menyelamatkan mereka, akan kuberi seribu keping dinar emas.”
Tetapi tak seorangpun berani mencoba menyelamatkan budak-budak tersebut. Pada saat yang sangat kritis itu tiba-tiba munculah Nuri. Sambil mengucapkan, “ dengan nama Allah yang Maha Pengasuh lagi Penyayang” dia mencebur kedalam lautan api itu dan menyelamatkan keduanya. Kemudian pemilik budak-budak itu hendak memberi seribu dinar emas seperti yang telah dijanjikannya kepada Nuri.
Simpanlah emas-emasmu itu,” Nuri menolak.” Berterima kasihlah kepada Allah, sesungguhnya kemulaian yang telah diberikan kepadaku ini adalah karena aku tidak mau menerima emas dan menukar akhirat dengan dunia.
Keajaiban lainnya, misalnya, pada suatu hari ada seorang buta mengeluh, “ Ya Allah “ Nyri lalu menghampiri orang buta itu dan berkata,” apakah yang engkau ketahui tentang Allah ? seandainya pun engkau telah mengenalNya, mengapakah engkau masih hidup ?
Setelah berkata demikian kesadaran Nuri hilang dan dadanya dipenuhi oleh hasrat mistis. Maka berjalanlah dia menuju padang pasir melalui padang lang – alang yang baru ditebas sehingga tibuhnya penuh luka. Anehnya, dari setiap tetes darah yang tumpah ke atas tanah terdengarlah suara,” Ya Allah.”
Ketika orang – orang membawa Nuri pulang dari padang alang-alang itu mereka berkata kepadanya,” katakanlah , tiada tuhan selainAllah.”
Nuri menjawab,” aku justru sedang menuju kepada-Nya,” dan, tidak lama kemudian dia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
RAhmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
AL- MUHASIBI SEORANG TOKOH SUFI
Al–Muhasibi adalah seorang Sufi yang sangat terkenal, berasal dari Iraq bahkan Al – Imam Qusyairi berkata , “ dia seorang Sufi yang tiada bandingnya dalam hal otoritas keilmuan kesalehan, dan kekayaan intelektualnya, “
Siapa sebenarnya Al Muhasibi sehingga Imam Qusyairi begitu mengaguminya ?
Dia bernama lengkap ( Abu Abdillah Al Harits Ibnu As’ad Al Bashri. Dia berguru kepada banyak ulama, salah satu guru fiqihnya ialah Imam Syafi’ai.
Adapun gelarnya Al Muhasibi, dikarenakan dia selalu mawas diri terhadap ativitas batinnya.
Kekaromahannya yang dimiliki adalah tangannya akan mengejang bila diberi makan yang haram atau diragukan kehalalannya. Seorang tokoh sufi Junaidi Al Baghdadi yang juga keponakannya berkisah tentang pamannya ini.
“ Pada suatu hari Al – Muhasibi mengunjungiku, tampaknya dia sedang lapar. Maka akupun mengambil makanan sisa dari pesta perkawinan. Kusuguhkan makanan itu kepadanya, taoi aoa yang terjadi ?
ketika dia hendak mengambil makanan itu, tangannya tiba-tiba mengejang dan tidak dapat digerakan. Dia pun lalu pamit pulang.
Keesok harinya Al – Muhasibi menerangkan, “ Rupanya Allah memberi isyarat khusus kepadaku bahwa makanan yang diragukan kehalalannya tak bisa kutelan jari-jariku mengejang tak mau menyentuhnya.
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Siapa sebenarnya Al Muhasibi sehingga Imam Qusyairi begitu mengaguminya ?
Dia bernama lengkap ( Abu Abdillah Al Harits Ibnu As’ad Al Bashri. Dia berguru kepada banyak ulama, salah satu guru fiqihnya ialah Imam Syafi’ai.
Adapun gelarnya Al Muhasibi, dikarenakan dia selalu mawas diri terhadap ativitas batinnya.
Kekaromahannya yang dimiliki adalah tangannya akan mengejang bila diberi makan yang haram atau diragukan kehalalannya. Seorang tokoh sufi Junaidi Al Baghdadi yang juga keponakannya berkisah tentang pamannya ini.
“ Pada suatu hari Al – Muhasibi mengunjungiku, tampaknya dia sedang lapar. Maka akupun mengambil makanan sisa dari pesta perkawinan. Kusuguhkan makanan itu kepadanya, taoi aoa yang terjadi ?
ketika dia hendak mengambil makanan itu, tangannya tiba-tiba mengejang dan tidak dapat digerakan. Dia pun lalu pamit pulang.
Keesok harinya Al – Muhasibi menerangkan, “ Rupanya Allah memberi isyarat khusus kepadaku bahwa makanan yang diragukan kehalalannya tak bisa kutelan jari-jariku mengejang tak mau menyentuhnya.
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
SYU’AIB ABU MADYAN AL- MAGHRIBI
Bekiau adalah salah seorang tokoh tasauf dan wali Allah yang namanya sangat terkenal di dunia Islam. Beliau wafat pada tahun ( 580 M ), dan dimakamkan di Rabitatul ‘ibad, di kota Talmasan, Aljazair.
Mengenal keajaiban beliau, salah satunya adalah sebagai berikut : pada suatu ketika, terjadilah peperangan antara kaum Muslimin dan tentara salib di daerah Maghribi.
Dalam peperangan tersebut barisan kaum Muslimin terdesak, sehingga terpaksa sebagian dari mereka melarikan diri. Saat itu Syekh Abu Madyan yang tidak ikut berperang pergi ketengah padang pasir, di iringi oleh santri – santrinya sambil menghunus pedang.kemudian duduk dionggokan pasir, seolah – olah menunggu sesuatu yang akan datang.
Benar, tiba – tiba datanglah babi. Melihat hewan – hewan itu berdatangan, dengan tangkas Syekh Abu Madyan maju dan membabatkan pedangnya kesana kemari, sehingga banyak babi yang terbunuh.
Ketika salah seorang muridnya menanyakan kenapa dia membunuh babi – babi itu, sang wali menjawab ; “ Segerombolan babi itu tak lain adalah barisan tentara salib yang dikalahkan oleh Allah.
Apa yang dikatakan syekh itu dicatat tanggal kejadiannya oleh seorang muridnya. Tidak berapa lama, setelah kejadian tersebut, pasukan Islam yang mendapatkan kemenangandatang kepada syekh abu madyan sambil menciun kaki dan tangannya.
Kata salah seorang diantara mereka, “ kalau Syekh Abu Madyan tidak hadir di medan perang, pasti barisan kaum Muslimin kalah. Anehnya, setelah peperangan selesai, kami tidak melihat keberadaan Syekh,”
Kejadian lain misalnya, pada suatu hari syekh pergi kebukit Al-Khawakib untuk minum susu dari seekor kijang yang setiap hari mendatangi beliau ditempat yang sama ; yang mengherankan hari itu sang kijang senantiasa menghindar. Berkali – kali Syekh berusaha mendekati kijang tersebut untuk mengambil susunya, namun selalu gagal.
Akhirnya dia mengingat – ngingat, dosa apakah gerangan yang telah diperbuatnya sehingga kijang itu tak mau mendekat. Tidak berapa lama dia mengingat bahwa di kantongnya masih ada uang diham yang belum disedekahkan.
Maka dengan segera syekh melemparkan uang itu ke tanah. Dengan izin Allah, sang kijang kembali menjadi jinak sehingga air susunya dapat diperah dengan mudah.
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Mengenal keajaiban beliau, salah satunya adalah sebagai berikut : pada suatu ketika, terjadilah peperangan antara kaum Muslimin dan tentara salib di daerah Maghribi.
Dalam peperangan tersebut barisan kaum Muslimin terdesak, sehingga terpaksa sebagian dari mereka melarikan diri. Saat itu Syekh Abu Madyan yang tidak ikut berperang pergi ketengah padang pasir, di iringi oleh santri – santrinya sambil menghunus pedang.kemudian duduk dionggokan pasir, seolah – olah menunggu sesuatu yang akan datang.
Benar, tiba – tiba datanglah babi. Melihat hewan – hewan itu berdatangan, dengan tangkas Syekh Abu Madyan maju dan membabatkan pedangnya kesana kemari, sehingga banyak babi yang terbunuh.
Ketika salah seorang muridnya menanyakan kenapa dia membunuh babi – babi itu, sang wali menjawab ; “ Segerombolan babi itu tak lain adalah barisan tentara salib yang dikalahkan oleh Allah.
Apa yang dikatakan syekh itu dicatat tanggal kejadiannya oleh seorang muridnya. Tidak berapa lama, setelah kejadian tersebut, pasukan Islam yang mendapatkan kemenangandatang kepada syekh abu madyan sambil menciun kaki dan tangannya.
Kata salah seorang diantara mereka, “ kalau Syekh Abu Madyan tidak hadir di medan perang, pasti barisan kaum Muslimin kalah. Anehnya, setelah peperangan selesai, kami tidak melihat keberadaan Syekh,”
Kejadian lain misalnya, pada suatu hari syekh pergi kebukit Al-Khawakib untuk minum susu dari seekor kijang yang setiap hari mendatangi beliau ditempat yang sama ; yang mengherankan hari itu sang kijang senantiasa menghindar. Berkali – kali Syekh berusaha mendekati kijang tersebut untuk mengambil susunya, namun selalu gagal.
Akhirnya dia mengingat – ngingat, dosa apakah gerangan yang telah diperbuatnya sehingga kijang itu tak mau mendekat. Tidak berapa lama dia mengingat bahwa di kantongnya masih ada uang diham yang belum disedekahkan.
Maka dengan segera syekh melemparkan uang itu ke tanah. Dengan izin Allah, sang kijang kembali menjadi jinak sehingga air susunya dapat diperah dengan mudah.
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
SAYID AHMAD AL-FARUQI SARHINDI
Di antara keajaibannya, dikisahkan bahwa ada seorang yang baru datang dari tempat jauh dengan maksud untuk berkunjung kepada Syekh Ahmad. Namun karena hari sudah larut malam, ia tidak langsung menemui Syekh melainkan ikut menginap di rumah seseorang. Pemilik rumah itu menanyakan apa tujuannya datang di kota tersebut.
Aku datang kemari untuk berkunjung pada Syekh Ahmad Sarhindi,” jawab tamu
Rupanya si tuan rumah adalah orang yang membenci Sayid Ahmad. Terbukti telah mendengar jawaban tamu, ia langsung menghinakannya. Sang tamu merasa takut akan balasan Allah ketika ia mendengar kata-kata busuk yang dilontarkan pemilik rumah terhadap Sayid Ahmad,sehingga berkata dalam hatinya, “ wahai Sayid aku datang kemari untuk bersilaturahmi padamu namun orang ini menghalangiku.”
Esok harinya ketika tamu tersebut bangun tidur, ia mendapatkan si pemilik rumah telah mati. Dengan segera dia meninggalkan rumah itu menuju tempat kediaman Sayid Ahmad. Kedatangannya disambut oleh sang wali dengan senang hati. Ketika ia menceritakan apa yang dialaminya, Sayid Ahmad berujar bahwa kejadian di malam hari tidak perlu diceritakan di pagi hari.
Keajaiban lainnya, misalnya, pada suatu waktu beliau pernah dipenjarakan oleh seorang penguasa di India selama tiga tahun karena difitnah oleh musuh-musuhnya. Sayid dikurung dalam sel khusus yang dijaga ketat oleh para petugas penjara. Pada suatu hari Jum’at, para petugas terkejut sekali karena mereka melihat Sayid Ahmad datang dari luar hendak masuk ke dalam penjara.
Ketika ditanya dari manakah beliau, Sayid Ahmad menjawab,” aku datang dari mesjid. Aku baru saja melaksanakan shalat jum’at.”
Mereka merasa heran sekali, bagaimana beliau mendapatkan jalan keluar, padahal sekeliling sel dijaga dengan sangat ketat. Akhirnya, kejadian tersebut dilaporkan kepada penguasa. Si penguasa menjadi sangat ketakutan dan buru-buru membebaskannya dari penjara.
Aku datang kemari untuk berkunjung pada Syekh Ahmad Sarhindi,” jawab tamu
Rupanya si tuan rumah adalah orang yang membenci Sayid Ahmad. Terbukti telah mendengar jawaban tamu, ia langsung menghinakannya. Sang tamu merasa takut akan balasan Allah ketika ia mendengar kata-kata busuk yang dilontarkan pemilik rumah terhadap Sayid Ahmad,sehingga berkata dalam hatinya, “ wahai Sayid aku datang kemari untuk bersilaturahmi padamu namun orang ini menghalangiku.”
Esok harinya ketika tamu tersebut bangun tidur, ia mendapatkan si pemilik rumah telah mati. Dengan segera dia meninggalkan rumah itu menuju tempat kediaman Sayid Ahmad. Kedatangannya disambut oleh sang wali dengan senang hati. Ketika ia menceritakan apa yang dialaminya, Sayid Ahmad berujar bahwa kejadian di malam hari tidak perlu diceritakan di pagi hari.
Keajaiban lainnya, misalnya, pada suatu waktu beliau pernah dipenjarakan oleh seorang penguasa di India selama tiga tahun karena difitnah oleh musuh-musuhnya. Sayid dikurung dalam sel khusus yang dijaga ketat oleh para petugas penjara. Pada suatu hari Jum’at, para petugas terkejut sekali karena mereka melihat Sayid Ahmad datang dari luar hendak masuk ke dalam penjara.
Ketika ditanya dari manakah beliau, Sayid Ahmad menjawab,” aku datang dari mesjid. Aku baru saja melaksanakan shalat jum’at.”
Mereka merasa heran sekali, bagaimana beliau mendapatkan jalan keluar, padahal sekeliling sel dijaga dengan sangat ketat. Akhirnya, kejadian tersebut dilaporkan kepada penguasa. Si penguasa menjadi sangat ketakutan dan buru-buru membebaskannya dari penjara.
SAYID AHMAD AL-FARUQI SARHINDI
Di antara keajaibannya, dikisahkan bahwa ada seorang yang baru datang dari tempat jauh dengan maksud untuk berkunjung kepada Syekh Ahmad. Namun karena hari sudah larut malam, ia tidak langsung menemui Syekh melainkan ikut menginap di rumah seseorang. Pemilik rumah itu menanyakan apa tujuannya datang di kota tersebut.
Aku datang kemari untuk berkunjung pada Syekh Ahmad Sarhindi,” jawab tamu
Rupanya si tuan rumah adalah orang yang membenci Sayid Ahmad. Terbukti telah mendengar jawaban tamu, ia langsung menghinakannya. Sang tamu merasa takut akan balasan Allah ketika ia mendengar kata-kata busuk yang dilontarkan pemilik rumah terhadap Sayid Ahmad,sehingga berkata dalam hatinya, “ wahai Sayid aku datang kemari untuk bersilaturahmi padamu namun orang ini menghalangiku.”
Esok harinya ketika tamu tersebut bangun tidur, ia mendapatkan si pemilik rumah telah mati. Dengan segera dia meninggalkan rumah itu menuju tempat kediaman Sayid Ahmad. Kedatangannya disambut oleh sang wali dengan senang hati. Ketika ia menceritakan apa yang dialaminya, Sayid Ahmad berujar bahwa kejadian di malam hari tidak perlu diceritakan di pagi hari.
Keajaiban lainnya, misalnya, pada suatu waktu beliau pernah dipenjarakan oleh seorang penguasa di India selama tiga tahun karena difitnah oleh musuh-musuhnya. Sayid dikurung dalam sel khusus yang dijaga ketat oleh para petugas penjara. Pada suatu hari Jum’at, para petugas terkejut sekali karena mereka melihat Sayid Ahmad datang dari luar hendak masuk ke dalam penjara.
Ketika ditanya dari manakah beliau, Sayid Ahmad menjawab,” aku datang dari mesjid. Aku baru saja melaksanakan shalat jum’at.”
Mereka merasa heran sekali, bagaimana beliau mendapatkan jalan keluar, padahal sekeliling sel dijaga dengan sangat ketat. Akhirnya, kejadian tersebut dilaporkan kepada penguasa. Si penguasa menjadi sangat ketakutan dan buru-buru membebaskannya dari penjara.
Aku datang kemari untuk berkunjung pada Syekh Ahmad Sarhindi,” jawab tamu
Rupanya si tuan rumah adalah orang yang membenci Sayid Ahmad. Terbukti telah mendengar jawaban tamu, ia langsung menghinakannya. Sang tamu merasa takut akan balasan Allah ketika ia mendengar kata-kata busuk yang dilontarkan pemilik rumah terhadap Sayid Ahmad,sehingga berkata dalam hatinya, “ wahai Sayid aku datang kemari untuk bersilaturahmi padamu namun orang ini menghalangiku.”
Esok harinya ketika tamu tersebut bangun tidur, ia mendapatkan si pemilik rumah telah mati. Dengan segera dia meninggalkan rumah itu menuju tempat kediaman Sayid Ahmad. Kedatangannya disambut oleh sang wali dengan senang hati. Ketika ia menceritakan apa yang dialaminya, Sayid Ahmad berujar bahwa kejadian di malam hari tidak perlu diceritakan di pagi hari.
Keajaiban lainnya, misalnya, pada suatu waktu beliau pernah dipenjarakan oleh seorang penguasa di India selama tiga tahun karena difitnah oleh musuh-musuhnya. Sayid dikurung dalam sel khusus yang dijaga ketat oleh para petugas penjara. Pada suatu hari Jum’at, para petugas terkejut sekali karena mereka melihat Sayid Ahmad datang dari luar hendak masuk ke dalam penjara.
Ketika ditanya dari manakah beliau, Sayid Ahmad menjawab,” aku datang dari mesjid. Aku baru saja melaksanakan shalat jum’at.”
Mereka merasa heran sekali, bagaimana beliau mendapatkan jalan keluar, padahal sekeliling sel dijaga dengan sangat ketat. Akhirnya, kejadian tersebut dilaporkan kepada penguasa. Si penguasa menjadi sangat ketakutan dan buru-buru membebaskannya dari penjara.
KEAJAIBAN DAN KAROMAH ABUSA’ID
KEAJAIBAN
DAN KAROMAH
ABUSA’ID
Salah satu dari sekian banyak Sufi
Terbesar pada abad X dan XI M adalah
ABUSA’ID AL KHAIR dari Maihana.
Orang suci ini dikenal memiliki sejumlah
keajaiban dan karomah ….
Menurut Dr.A . Zarinkoob didalam bukunya yang berjudul ( the Value of Sufi Heritage ), Syekh satu ini banyak memiliki keajaiban dan karomah yang terlalu dilebih-lebihkan. Walau begitu, Abu Sa’id memiliki banyak pengikut dan penganut sangat fanatik.
Sebagaimana kajian pada umumnya, untuk memahami sosok Abu Sa’id secara jernih dan obyektif diperlukan tinjauan atas ilmu esotarik dan eksoterik . keberanian dan kegemarannya kegemarannya sama tarian eksatik dan lantunan syairnya telah menimbulakn keanehan tersendiri di kalangan para Ulama dan Ilmuan yang hidup sezaman dengannya.
Banyak yang dilakukan untuk membunuh Abu Sa;id, namun dengan bijak Syekh suci yang hidup di abad XI Masehi tepatnya di masa khalifah Abasyiah ini dapat tehindar karena kedalamannya ilmunya.
Sebelum menempuh jalan Sufi dia telah menghapal lebih dari ( 30,000 ) bait Syair kegemarannya akan syair ini terus berlanjut sampai akhir hayatnya. Bahkan sebagai guru dan syekh sufi,
Dia menggunakan syair dengan dua cara yang berbeda. Di anrtaranya adalah Melantunkan dalam pagutuban dan pertemuan kaum sufi dan majlis sama guna meningkatkan intensitas keadaan ektase.
Abu Sa’id Abu Al Khair kecil lahir pada ( 987 M ) di kota Maihana di kawasan Iran timur laut, dan wafat di tempat yang sama pada tahun ( 1061 M ). Ayahnya adalah pemeluk Islam ortodok yang shalih, namun akrab dengan tarekat dan jalan sufi.
Pada suatu ketika, sang ibu membujuk ayahnya agar mengajak Abu Sa’id dengan harapan agar memproleh berkah dari kaum sufi. Sejak itulah api cinta pada illahi yang ada didalam diri Abu Sa’id bergelora. Bahkan, setibanya dirumah dengan serta merta dia meminta kamar khusus yang dindingnya diberi lukisan yang bertuliskan “ Allah “ ketika hal itu
ditanyakan oleh ayahnya, dengan tegas Abu Sa’id menjawab, “ setiap orang menulis nama Rajanya di dinding rumahnya. “ Sang ayah pun langsung saja kagum terhadap sikap anaknya ini.
Sejak itu pula sang ayah melakukan apa saja guna mendidik Abu Sa’id. Mulanya, dia dibawa ke Muhammad Anazi untuk belajar dasar-dasar ilmu Qu’an dan tata bahasa arab.
Pada suatu ketika, saat dia dan ayahnya berangkat untuk menunaikan ibadah shalat jum’at, keduanya bertemu dengan ( Pir Basyr ), wali besar pada masa itu. Ketika melihat Abu Sa’id, Pir Basyr mengalami ektase dan berkata kepada ayah sang bocah, “ Kami tidak bisa meninggalkan dunia ini karena tetap kami akan kosongdan kaum Darwis sudah ditinggalkan sendirian. Kini, aku bisa beristirahat dengan tenang dan yakin.”
Kemudian, dia meminta Abu Sa’id dan ayahnya untuk singgah di pondok dan bercakap-cakap sebentar dengan Pir Basyr, tuan meminta ayah Abu Sa’id untuk memanggil anaknya guna mengambil sepotong roti di atas rak yang lumayan tinggi. Bartahun – tahun kemudian baru Abu Sa’id kejadian yang sebenarnya ; “ Roti itu hangat ketika kusentuh. “ dan ketika Pir Basyr mengambilnya dari tanganku, dia sangat senang dan terharu. Kemudian dia memotong Roti itu menjadi dua bagian. Dia memakannya sepotong dan memberikan sisanya kepadaku. Ayahku heran sebab dia tidak diberi bagian berkah illahi itu.
“ sudah ( Tiga puluh tahun ) aku
meletakan roti ini di atas rak itu.
Aku dijanjikan bahwa orang sentuhan
Tangannya mampu menghangatkan roti ini
Akan menghidupkan Dunia. “
Dikisahkan oleh Abu Sa’id juga, “ saat itu, Pir Basyr pun berkata kepada ayahku, Roti ini di atas itu. Aku dijanjikan bahwa orang yang sentuhan tangannya mampu menghangatkan ( Roti ) ini akan menghidupkan dunia.”
Sejak itulah abu Sa’id mendapatkan bingbingan dari Pir Basyr tentang cinta
tampa pamrih kepada Allah, yang segala hal dilakukan bukan untuk mengharapkan ganjaranatau takut akan hukumaNya. Melainkan hanya untuk cinta !
Pada suatu ketika, Pir Basyr bertanya kepada Abu Sa’id ihwal apakah dia ingin berdialog dengan Allah.
“ tentu saja aku ingin, “ jawab Abu Sa’id.
Manakala engkau sedang sendirian, lantunkan syair ini ;
TampaMu
Duhai kekasih
Aku tak bisa istirahat
Tak sanggup kuhitung kebaikanMu
Kepadaku
Meski setiap utas rambut ditubuhku
Menjadi lidah
Tak mampu kuucapkan seperseribu
Syukurku kepadaMu.”
Begitu sering Abu Sa’id mengulang-ngulang syair itu, maka tak heran, di usia muda dia sudah menuju jalan Allah. Dan tak lama setelah Pir Basyr meninggal dunia, dia pun berguru kepada ( Abu Ali Faqih ) di kota Sarakhs. Di kota inilah dia berjumpa dan bersahabat debgan ( Lukman ), seorang shalih yang bakal mengubah jalan hidup dan kehidupannya.
Pada suatu ketika, Sa’id melihat Lukman, sahabatnya duduk di atas seonggok abu dan membuat sesuatu dari kulit domba. Dan saat ditanya, Lukman pun menjawab,” Aku membuat jubah untukmu ,” ujarnya sambil menggamit tangannya dan membawanya ke khanaqah Pir Abu’ al Fadhl Hasan.
Saat itu juga Pir Abu’al Fadhl Hasan memberitahukan bahwa ( 124 ) ribu Nabi telah datang dan menyeru manusiauntuk memenuhi panggilan Allah. Bagi yang tidak memperhatikan, peringatan itu dianggap sebagai angin lalu saja. Tetapi, bagi sebagian orang yang Taqwa, mereka langsung saja melantunkan Asma Allah berulang-ulang dan tenggelam dalam ( Dzikir ) sehingga hatinya pun menjadi bersih. Dan Asma Allah pun muncul di hati mereka.
Kata-kata Abu Al Fadhl sangat berpengaruh pada Abu Sa’id, sehingga malam itu dia tidak bisa tidur barang sekejap.
Esoknya, dia langsung disuruh meminta keterangan dari Abu Al Faqih setibanya disana, dia langsung disuruh meminta keterangan dari Pir Abu al Fadhl Hasan. Sesudah berkhidmat, dia diminta untuk segera pulang ke kampung halamannya guna berkhalawat dan bersimpuh kehadirat Allah. Dan selama rentang waktu itu, dia duduk di padepokannya dengan mengulang – ngulang Asma Allah. Bahkan ketika ia tertidur atau pikirannya sedang pepet, terlihat olehnya sesosok bayangan membawa tongkat api yang menyuruhnyauntuk kembali melantunkan kata – kata itu. Ketakutan Abu Sa’id akan bayangan itu membuat dia terus mengulang – ngulang Asma Allah bahkan segenap wujud dirinya mulai mengucapkan kata yang sama ; ( Allah , Allah , Allah ) .
Sesudah peristiwa itu, dia kembali kepada Abu al Fadhl dan mulai mengamalkan kehidupan zuhud secara keras dan ketat. Pada akhirnya, dia diterima sepenuhnya oleh Pir Abu Al Fadhl dan menerima jubah sufi darinya. Dan setelah gurunya wafat, kembali Abu Sa’id melanjutkan khalawatnya
dengan lebih keras lagi.
Abu Sa’id menghabiskan tujuh tahun di tanah gersang dan hanya makan akar – akaran dari tanaman berduri yang tumbuh di sekitarnya. Selanjutnya, dia melangkahkan kakinya ke kota Amul dan berhidmat kepada Syekh Abu al Abbas dan mukim selama setahun di sana. Di kota ini, dia menerima jubah sufi untuk kedua kalinya.
Bagi Abu Sa’id, Syekh Abu al Abbas adalah seorang guru yang sempurna dan insan kamil. Perasaannya terhadap sang guru amat dalam, sehingga acap kali mengunjungi makam sang guru di Sarakhs tiap ia mengalami pengalaman mistis yang tak sanggup diatasinya.
Setelah melewati latihan – latihan panjang dan mencapai kesempurnaan, Abu Sa’id pun mulai menghentikan latihan kezuhudannya yang keras itu. Kinu dia tak lagi perlu melakukan berbagai amalan dan latihan secara ketat. Pandangannya langsung tertuju kep pada Allah.
KEAJAIBAN YANG DITUNJUKAN ABU SA’ID
Suatu malam, Raja Mahmud yang sangat dihormati oleh Syekh bermimpi melihat
Gunung di dekat Nisyapur terbelah menjadi dua dan terbitlah bulan purnama.bulan itu.
bergerak kelangit dan mendarat di khanaqah di kawasan distrik Adanykoyoun. Dari mimpi itu Mahmud tau bahwa telah datang seorang tokoh spiritual ke Ni syapur. Seorang pecinta pripurna kepada Allah biasa dilambangkan sebagai bulan purnama yang tidak punya cahaya sendiri tetapi sepenuhnya memantulkan cahaya matahari keagungan ( Allah ). Sedang terbelahnya Gunung menandakan tiada hambatan apa pun yang merintangi jalan orang seperti itu.
Kemudian, Mahmud pun berangkat ke luar kota guna menyambut kedatangan Abu Sa’id dan membawanya ke Khanaqah.
Sebagaimana kodrat alam yang selalu mendua. Kedatangannya Abu Sa’id ternyata mengundang rasa tidak suka pada beberapa kalangan. Diantaranya dua kepala suku dan sekaligus fundamentalis ektrim. Abu Bakr Ishak dan sa’id keduanya menganggap Abu Sa’id sebagai ahli Bid’ah, dan selalu menggunakan kesempatan untuk menghentikan tindakannya. Bahkan, keduanya nekad melaporkan kepada Raja Mahmud, mereka diprolehkan untuk menggunakan Syekh Sufi yang baru datang itu sesuai dengan keinginannya asalkan tidak menyimpang dari hukum Islam.
Walau pengikut Abu sa’id tahu, tetapi tak ada seorangpun yang berani melaporkan keadaan itu kepada sang guru.
Pada saat shalat jum’at, dimana Imamnya adalah sa’id, salah seorang musuhnya, sebelum selesai khutbah Abu Sa’id meminta kepada Hasan untuk membeli Kauk ( Kue kering ) dan managha ( Kacang polong ) dan mengantarkannya kepada Abu Bakr sambil menyampaikan pesan yang berbunyi , “ Abu Sa’id ingin agar engkau berbuka dengan makanan ini.
Abu Bakr langsung menyimpan makanan itu untuk berbuka puasa. Dan tak lama setelah itu, dia mengirim utusan untuk menyampaikan pesan kepada Sa’id, sahabatnya,” Aku tidak mau bekerjasama tak mungkin aku mampu melawan orang yang tahu banyak tentang segala yang terbesit di dalam hati orang lain.
Bahkan, utusan Abu Bakr menceritakan betapa ketika dirinya berpesan dengan Abu Sa’id, mendadak segala kekuatannya seolah tercabut dari tubuhnya.
Kisah lain menyebutkan, pernah pada suatu ketika Abu Sa’id kedatangan ( 80 ) darwais dari luar kota dan ( 40 ( dari sekitarnya. Kemudian menyuruh Hasan untuk menyajikan makanan berupa daging panggang yang diolesi gula, manisan dan air mawar, dan membakar daging itu dengan kayu Gaharu serta dusajikan di atas meja bertaplak putih di Masjid kota
. Maksudnya, agar orang tahu makanan apa yang disajikan untuk pilihan Tuhan dari alam Gaib.
Dengan hati bingung Hasan berangkat ke pasar tampa membawa uang barang sepeserpun. Dan setibanya di pasar, Hasan hanya berdiri di depan pintu pasar sampai seluruh toko tutup. Beberapa saat kemudian, ada seseorang mendekati dan bertanya ikhwal kesulitannya. Setelah Hasan menceritakan, orang itu tersenyum dan menyuruhnya
mengambil uang sebanyak yang dibutuhkannya.
Kisah lain diceritakan tentang hari-hari akhir Abu Sa’id, pada usia ( 82 tahun ). Ketika itu dia pergi dari Ni Nyapur menuju Maihana. Dalam setiap ceramah dia meramalkan, sesudah wafatnya nanti, Allah akan di depak dari komonitas Manusia. Saat itu, Manusia bakal tenggelam dalam berbagai urusan materi dan mengabaikan spiritual.
Dan didalam akhir ceramahnya dia mengatakan, “ Jika seseorang bertanya tentang Identitasmu, jangan katakan bahwa kalian adalah seorang Mukmin, Sufi atau Muslim ; sebab kalian akan diminta untuk membuktikan apa saja yang kalian katakan , sebaiknya katakan bahwa kalian adalah pengikut, dan pemimpinmu ada dimana-mana. Katakan, tanyalah pemimpin-pemimpin kami, sebab hanya mereka yang punya jawaban. Carilah siapa pemimpin spiritual kalian. Sebab, jika kalian dibiarkan sendiri, akan banyak kerusakan.
Abu Sa’id meninggal pada ( 1061 ) dan dikebumikan di Maihana. Makamnya dipelihara oleh keturunannya selama ( 120 tahun ), dan sesudah invasi kau mturcemon dan suku Ghuzz, sekitar tahun 115 anggota sekeluarganya dibantai dan kota itu sendiri akhirnya hancur lebur.
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
DAN KAROMAH
ABUSA’ID
Salah satu dari sekian banyak Sufi
Terbesar pada abad X dan XI M adalah
ABUSA’ID AL KHAIR dari Maihana.
Orang suci ini dikenal memiliki sejumlah
keajaiban dan karomah ….
Menurut Dr.A . Zarinkoob didalam bukunya yang berjudul ( the Value of Sufi Heritage ), Syekh satu ini banyak memiliki keajaiban dan karomah yang terlalu dilebih-lebihkan. Walau begitu, Abu Sa’id memiliki banyak pengikut dan penganut sangat fanatik.
Sebagaimana kajian pada umumnya, untuk memahami sosok Abu Sa’id secara jernih dan obyektif diperlukan tinjauan atas ilmu esotarik dan eksoterik . keberanian dan kegemarannya kegemarannya sama tarian eksatik dan lantunan syairnya telah menimbulakn keanehan tersendiri di kalangan para Ulama dan Ilmuan yang hidup sezaman dengannya.
Banyak yang dilakukan untuk membunuh Abu Sa;id, namun dengan bijak Syekh suci yang hidup di abad XI Masehi tepatnya di masa khalifah Abasyiah ini dapat tehindar karena kedalamannya ilmunya.
Sebelum menempuh jalan Sufi dia telah menghapal lebih dari ( 30,000 ) bait Syair kegemarannya akan syair ini terus berlanjut sampai akhir hayatnya. Bahkan sebagai guru dan syekh sufi,
Dia menggunakan syair dengan dua cara yang berbeda. Di anrtaranya adalah Melantunkan dalam pagutuban dan pertemuan kaum sufi dan majlis sama guna meningkatkan intensitas keadaan ektase.
Abu Sa’id Abu Al Khair kecil lahir pada ( 987 M ) di kota Maihana di kawasan Iran timur laut, dan wafat di tempat yang sama pada tahun ( 1061 M ). Ayahnya adalah pemeluk Islam ortodok yang shalih, namun akrab dengan tarekat dan jalan sufi.
Pada suatu ketika, sang ibu membujuk ayahnya agar mengajak Abu Sa’id dengan harapan agar memproleh berkah dari kaum sufi. Sejak itulah api cinta pada illahi yang ada didalam diri Abu Sa’id bergelora. Bahkan, setibanya dirumah dengan serta merta dia meminta kamar khusus yang dindingnya diberi lukisan yang bertuliskan “ Allah “ ketika hal itu
ditanyakan oleh ayahnya, dengan tegas Abu Sa’id menjawab, “ setiap orang menulis nama Rajanya di dinding rumahnya. “ Sang ayah pun langsung saja kagum terhadap sikap anaknya ini.
Sejak itu pula sang ayah melakukan apa saja guna mendidik Abu Sa’id. Mulanya, dia dibawa ke Muhammad Anazi untuk belajar dasar-dasar ilmu Qu’an dan tata bahasa arab.
Pada suatu ketika, saat dia dan ayahnya berangkat untuk menunaikan ibadah shalat jum’at, keduanya bertemu dengan ( Pir Basyr ), wali besar pada masa itu. Ketika melihat Abu Sa’id, Pir Basyr mengalami ektase dan berkata kepada ayah sang bocah, “ Kami tidak bisa meninggalkan dunia ini karena tetap kami akan kosongdan kaum Darwis sudah ditinggalkan sendirian. Kini, aku bisa beristirahat dengan tenang dan yakin.”
Kemudian, dia meminta Abu Sa’id dan ayahnya untuk singgah di pondok dan bercakap-cakap sebentar dengan Pir Basyr, tuan meminta ayah Abu Sa’id untuk memanggil anaknya guna mengambil sepotong roti di atas rak yang lumayan tinggi. Bartahun – tahun kemudian baru Abu Sa’id kejadian yang sebenarnya ; “ Roti itu hangat ketika kusentuh. “ dan ketika Pir Basyr mengambilnya dari tanganku, dia sangat senang dan terharu. Kemudian dia memotong Roti itu menjadi dua bagian. Dia memakannya sepotong dan memberikan sisanya kepadaku. Ayahku heran sebab dia tidak diberi bagian berkah illahi itu.
“ sudah ( Tiga puluh tahun ) aku
meletakan roti ini di atas rak itu.
Aku dijanjikan bahwa orang sentuhan
Tangannya mampu menghangatkan roti ini
Akan menghidupkan Dunia. “
Dikisahkan oleh Abu Sa’id juga, “ saat itu, Pir Basyr pun berkata kepada ayahku, Roti ini di atas itu. Aku dijanjikan bahwa orang yang sentuhan tangannya mampu menghangatkan ( Roti ) ini akan menghidupkan dunia.”
Sejak itulah abu Sa’id mendapatkan bingbingan dari Pir Basyr tentang cinta
tampa pamrih kepada Allah, yang segala hal dilakukan bukan untuk mengharapkan ganjaranatau takut akan hukumaNya. Melainkan hanya untuk cinta !
Pada suatu ketika, Pir Basyr bertanya kepada Abu Sa’id ihwal apakah dia ingin berdialog dengan Allah.
“ tentu saja aku ingin, “ jawab Abu Sa’id.
Manakala engkau sedang sendirian, lantunkan syair ini ;
TampaMu
Duhai kekasih
Aku tak bisa istirahat
Tak sanggup kuhitung kebaikanMu
Kepadaku
Meski setiap utas rambut ditubuhku
Menjadi lidah
Tak mampu kuucapkan seperseribu
Syukurku kepadaMu.”
Begitu sering Abu Sa’id mengulang-ngulang syair itu, maka tak heran, di usia muda dia sudah menuju jalan Allah. Dan tak lama setelah Pir Basyr meninggal dunia, dia pun berguru kepada ( Abu Ali Faqih ) di kota Sarakhs. Di kota inilah dia berjumpa dan bersahabat debgan ( Lukman ), seorang shalih yang bakal mengubah jalan hidup dan kehidupannya.
Pada suatu ketika, Sa’id melihat Lukman, sahabatnya duduk di atas seonggok abu dan membuat sesuatu dari kulit domba. Dan saat ditanya, Lukman pun menjawab,” Aku membuat jubah untukmu ,” ujarnya sambil menggamit tangannya dan membawanya ke khanaqah Pir Abu’ al Fadhl Hasan.
Saat itu juga Pir Abu’al Fadhl Hasan memberitahukan bahwa ( 124 ) ribu Nabi telah datang dan menyeru manusiauntuk memenuhi panggilan Allah. Bagi yang tidak memperhatikan, peringatan itu dianggap sebagai angin lalu saja. Tetapi, bagi sebagian orang yang Taqwa, mereka langsung saja melantunkan Asma Allah berulang-ulang dan tenggelam dalam ( Dzikir ) sehingga hatinya pun menjadi bersih. Dan Asma Allah pun muncul di hati mereka.
Kata-kata Abu Al Fadhl sangat berpengaruh pada Abu Sa’id, sehingga malam itu dia tidak bisa tidur barang sekejap.
Esoknya, dia langsung disuruh meminta keterangan dari Abu Al Faqih setibanya disana, dia langsung disuruh meminta keterangan dari Pir Abu al Fadhl Hasan. Sesudah berkhidmat, dia diminta untuk segera pulang ke kampung halamannya guna berkhalawat dan bersimpuh kehadirat Allah. Dan selama rentang waktu itu, dia duduk di padepokannya dengan mengulang – ngulang Asma Allah. Bahkan ketika ia tertidur atau pikirannya sedang pepet, terlihat olehnya sesosok bayangan membawa tongkat api yang menyuruhnyauntuk kembali melantunkan kata – kata itu. Ketakutan Abu Sa’id akan bayangan itu membuat dia terus mengulang – ngulang Asma Allah bahkan segenap wujud dirinya mulai mengucapkan kata yang sama ; ( Allah , Allah , Allah ) .
Sesudah peristiwa itu, dia kembali kepada Abu al Fadhl dan mulai mengamalkan kehidupan zuhud secara keras dan ketat. Pada akhirnya, dia diterima sepenuhnya oleh Pir Abu Al Fadhl dan menerima jubah sufi darinya. Dan setelah gurunya wafat, kembali Abu Sa’id melanjutkan khalawatnya
dengan lebih keras lagi.
Abu Sa’id menghabiskan tujuh tahun di tanah gersang dan hanya makan akar – akaran dari tanaman berduri yang tumbuh di sekitarnya. Selanjutnya, dia melangkahkan kakinya ke kota Amul dan berhidmat kepada Syekh Abu al Abbas dan mukim selama setahun di sana. Di kota ini, dia menerima jubah sufi untuk kedua kalinya.
Bagi Abu Sa’id, Syekh Abu al Abbas adalah seorang guru yang sempurna dan insan kamil. Perasaannya terhadap sang guru amat dalam, sehingga acap kali mengunjungi makam sang guru di Sarakhs tiap ia mengalami pengalaman mistis yang tak sanggup diatasinya.
Setelah melewati latihan – latihan panjang dan mencapai kesempurnaan, Abu Sa’id pun mulai menghentikan latihan kezuhudannya yang keras itu. Kinu dia tak lagi perlu melakukan berbagai amalan dan latihan secara ketat. Pandangannya langsung tertuju kep pada Allah.
KEAJAIBAN YANG DITUNJUKAN ABU SA’ID
Suatu malam, Raja Mahmud yang sangat dihormati oleh Syekh bermimpi melihat
Gunung di dekat Nisyapur terbelah menjadi dua dan terbitlah bulan purnama.bulan itu.
bergerak kelangit dan mendarat di khanaqah di kawasan distrik Adanykoyoun. Dari mimpi itu Mahmud tau bahwa telah datang seorang tokoh spiritual ke Ni syapur. Seorang pecinta pripurna kepada Allah biasa dilambangkan sebagai bulan purnama yang tidak punya cahaya sendiri tetapi sepenuhnya memantulkan cahaya matahari keagungan ( Allah ). Sedang terbelahnya Gunung menandakan tiada hambatan apa pun yang merintangi jalan orang seperti itu.
Kemudian, Mahmud pun berangkat ke luar kota guna menyambut kedatangan Abu Sa’id dan membawanya ke Khanaqah.
Sebagaimana kodrat alam yang selalu mendua. Kedatangannya Abu Sa’id ternyata mengundang rasa tidak suka pada beberapa kalangan. Diantaranya dua kepala suku dan sekaligus fundamentalis ektrim. Abu Bakr Ishak dan sa’id keduanya menganggap Abu Sa’id sebagai ahli Bid’ah, dan selalu menggunakan kesempatan untuk menghentikan tindakannya. Bahkan, keduanya nekad melaporkan kepada Raja Mahmud, mereka diprolehkan untuk menggunakan Syekh Sufi yang baru datang itu sesuai dengan keinginannya asalkan tidak menyimpang dari hukum Islam.
Walau pengikut Abu sa’id tahu, tetapi tak ada seorangpun yang berani melaporkan keadaan itu kepada sang guru.
Pada saat shalat jum’at, dimana Imamnya adalah sa’id, salah seorang musuhnya, sebelum selesai khutbah Abu Sa’id meminta kepada Hasan untuk membeli Kauk ( Kue kering ) dan managha ( Kacang polong ) dan mengantarkannya kepada Abu Bakr sambil menyampaikan pesan yang berbunyi , “ Abu Sa’id ingin agar engkau berbuka dengan makanan ini.
Abu Bakr langsung menyimpan makanan itu untuk berbuka puasa. Dan tak lama setelah itu, dia mengirim utusan untuk menyampaikan pesan kepada Sa’id, sahabatnya,” Aku tidak mau bekerjasama tak mungkin aku mampu melawan orang yang tahu banyak tentang segala yang terbesit di dalam hati orang lain.
Bahkan, utusan Abu Bakr menceritakan betapa ketika dirinya berpesan dengan Abu Sa’id, mendadak segala kekuatannya seolah tercabut dari tubuhnya.
Kisah lain menyebutkan, pernah pada suatu ketika Abu Sa’id kedatangan ( 80 ) darwais dari luar kota dan ( 40 ( dari sekitarnya. Kemudian menyuruh Hasan untuk menyajikan makanan berupa daging panggang yang diolesi gula, manisan dan air mawar, dan membakar daging itu dengan kayu Gaharu serta dusajikan di atas meja bertaplak putih di Masjid kota
. Maksudnya, agar orang tahu makanan apa yang disajikan untuk pilihan Tuhan dari alam Gaib.
Dengan hati bingung Hasan berangkat ke pasar tampa membawa uang barang sepeserpun. Dan setibanya di pasar, Hasan hanya berdiri di depan pintu pasar sampai seluruh toko tutup. Beberapa saat kemudian, ada seseorang mendekati dan bertanya ikhwal kesulitannya. Setelah Hasan menceritakan, orang itu tersenyum dan menyuruhnya
mengambil uang sebanyak yang dibutuhkannya.
Kisah lain diceritakan tentang hari-hari akhir Abu Sa’id, pada usia ( 82 tahun ). Ketika itu dia pergi dari Ni Nyapur menuju Maihana. Dalam setiap ceramah dia meramalkan, sesudah wafatnya nanti, Allah akan di depak dari komonitas Manusia. Saat itu, Manusia bakal tenggelam dalam berbagai urusan materi dan mengabaikan spiritual.
Dan didalam akhir ceramahnya dia mengatakan, “ Jika seseorang bertanya tentang Identitasmu, jangan katakan bahwa kalian adalah seorang Mukmin, Sufi atau Muslim ; sebab kalian akan diminta untuk membuktikan apa saja yang kalian katakan , sebaiknya katakan bahwa kalian adalah pengikut, dan pemimpinmu ada dimana-mana. Katakan, tanyalah pemimpin-pemimpin kami, sebab hanya mereka yang punya jawaban. Carilah siapa pemimpin spiritual kalian. Sebab, jika kalian dibiarkan sendiri, akan banyak kerusakan.
Abu Sa’id meninggal pada ( 1061 ) dan dikebumikan di Maihana. Makamnya dipelihara oleh keturunannya selama ( 120 tahun ), dan sesudah invasi kau mturcemon dan suku Ghuzz, sekitar tahun 115 anggota sekeluarganya dibantai dan kota itu sendiri akhirnya hancur lebur.
Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Langganan:
Postingan (Atom)