Rabu, 14 April 2010

MALIK BIN DINAR

pada mulanya malik bin Dinar, orang yang bergajul, seorang polisi yang kasar dan bengis, Ia jatuh cinta kepada seorang hamba wanita cantik, yang kemudian dikawininya. Tidak lama wanita itu meninggal, dan meninggalkan seorang anak perempuan. Tidak lama pula anaknyapu meninggal. Maka untuk melipur hatinya yang sedang gundah itu, ia cari hiburan dengan mabuk-mabukan minuman keras.

Sepanjang hari kerjanya hanya keliaran dijalan2 dipasar2 diwarung2. kalau hari sudah petang, baru ia pulang.

Suatu malam ia mimpi. Mimpi hari Qiamat yang dasyat. Seekor naga besar dari langit menyambar2 memuntahkan api dari mulutnya. Malik bin Dinar lari pontang panting. Bertemu dengan seorang tua yang sudah lanjut umurnya. Malik minta tolong Orang tua itu hanya menyuruh supaya lekas lari. Malik terus lari dan lari ……………….. terengah – engah, kembang kempis perutnya, letih lunglai seluruh persendiannya. Akhirnya ia bertemu anaknya itu memberi nasehat supaya Malik lekas kembali kepada Tuhan. Diterangkannya bahwa naga yang hendak mencaploknya itu adalah amalnya yang jahat, dan orang tua yang tidak sanggup memberi pertolongan itu amalnya yang baik yang hanya sedikit.

Setelah bangun dari tidurnya, Malik bin Dinar segera melempar2kan gelas dan botol2 minumannya kerasnya. Terus bertobat nasuha. Sejak itu, ia terus beribadah dan bertaqarub kepada Allah.

Malik bin Dinar jadi seorang penghiba dan santun, kasih sayang dan cinta terhadap sesama manusia dan semua manusia cinta kepadanya.

Saudara2 ! Kata Malik bin Dinar. Tuhan itu kasih sayang. Berbahagialah Sdr2 yang telah mendapat kasih sayangNya. Dan katakanlah kepada orang banyak bahwa Tuhan itu sangat kasih sayang kepada manusia semua. Sekiranya saudara2 tahu tentang kasih sayang itu, niscaya kalian tidak akan berbuat ma’siat kepadaNya, cintakah saudara2 kepada Allah ? jika benar2 kalian cinta kepadaNya itu, ialah banyak berdzikir, banyak ingat kepadaNya ; orang yang tidak suka me-muja2 kepada Tuhannya, itulah orang picik ilmunya, orang buta mata bathinnya, dan sia2lah seluruh hidupnya.

Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Tidak ada komentar: