Rabu, 14 April 2010

“ DZUNUN AL- MISHRY “

haus , ia pergi mencari air, Rindu ia pergi mencari kekasih.

Ia pergi meninggalkan kampung halaman, pergi berkelana, dari kota kekota, mencari guru, mencari Syekh, pergi mengembara dari sahara ke sahara, dari lembah kelembah, mencari kekasih mencari hakekat.

Akhirnya bertemu dengan seorang Syekh ( guru ) disebuah gua ;
Dzunun : bagaimana jalannya supaya sampai kepada Tuhan ?
Syekh : Tinggalkan semua perselisihan dan pertentangan ! “
Dzunun : Bukanlah perselisihan antara para Ulama itu, suatu rahmat ? “
Syekh : Betul, kecuali dalam kemurnian kemahaesaan “ ( Tauhid ).
Dzunun : Apa maksudnya kemurnian dalam Kemahaesaan ? “
Syekh : Tidak adanya perhatian terhadap sesuatu, selain kepada Tuhan “
Dzunun : Apakah seorang Ulama akan merasa menyesal, bila kehilangan sesuatu selain dari Allah ? “
Syekh : Tetapi kenapa, Tuhan bisa lenyap dari pandangannya, hanya sewaktu bila merindu saja ? “
Dzunun : Berilah aku wejangan “ ,
Syekh : Ucapkan ,, ALLAH ,, dengan penuh rasa ketakutan “ .
Dzunun : Itu sudah sering aku ucapkan tapi tidak ada menyelinap dalam hati rasa takut sedikitpun “ .
Syekh : itu sebab kau Ucapkan menurut istilahmu, bukan menurut kehendak Tuhan “
Dzunun : Apa saranmu kepadaku dan apa tugasku sekarang ? “
Syekh : Hai Dzunun ! Bersemedi itu gampang, tetapi memberi penerangan dan tuntunan kepada masyarakat itu menjadi tugasmu yang utama “
Memang benar apa yang diwejangkan oleh Syekh tadi.

Penduduk lembah sungai Nyl ; kaum Alim Ulamanya, hanya sibuk memperb incangkan sekitar Zat, Sifat, Qidam, dan baharu, sebab dan musabab, tetapi hati mereka kosong dari ketakutan dan Chusyu ; sedang rakyat umum tenggelam dalam kechurafaan dan kema’siatan.

Dzinun mulai memetik kecapinya, memperdenganrkan kepada chalayak ramai lagu2 keimanan. Antaranya beliau berkata :
Jiwa itu murni,
Seperti cahaya yang lembut,
Sebab jiwa adalah urusan Tuhan.
Jiwa itu diciptakan oleh Allah tampa ada tabir alang-alang antara dia dan Tuhan. Tetapi karena hawa nafsunya, maka jiwa menjadi berselubung. Barang siapa bisa melawan hawa nafsunya, jiwa menjadi tinggi membungbung kealam atas, tersingkap kasfah, maka ia bisa bertemu dengan Tuhan .

Sebenarnya Tuhan tidak dapat dilihat. Dan ayat-ayat menyanggah melihat Tuhan, seperti :( Berkata Musa : … ya Tuhan, biar aku dapat melihat Engkau “ ,, Tidak mungkin engkau dapat melihatku, dijawab oleh Allah “ dan ayat yang berbunyi : ( Dia tidak bisa dicapai oleh penglihatan mata ). Adalah lebih tegas daripada ayat2 yang menetapkan melihat Tuhan, sep :( Waktu itu ada orang2 yang mukanya indah cemerlang, sambil melihat kepada Tuhannya ) yang aslinya berbunyi : ,, ILA RABBIHAA NAADZIRAH “ dan banyak kata2 ( Nadzara ) dalam Qur’an, yang berarti menunggu. Jadi , ,, sambil menunggu keputusan dari Allah “. Dalam Hadits Mi’raj. ‘Aisyah menyanggah bahwa Nabi telah melihat Tuhannya, katanya : bohong orang yang mengatakan, bahwa Nabi telah melihat Tuhannya “.

Perkataannya ini ditentang oleh orang banyak dan dituduh Zindiq . dia dipanggil oleh Chalifah di Baghdad dan untuk diperiksa. Akhirnya Dzinnun dijatuhi hukuman mati. Tetapi hukuman mati itu dicabut kembali, setelah Chalifah dibikin berputar-putar diatas kursi singgasananya pada empat penjuru ruangan, oleh keramatnya. Dengan ini Chalifah mengakui kebenarannya.

Sungguhpun Dzinnun memiliki kekuatan bathin ( jiwa ) yang besar, namun jiwanya tetap merindu kepada Tuhan. Karenanya ia lebih senang bersemedi hidup memencil, daripada di kota penuh ma’siat.

•Zindiq orang yang pura2 Islam, tapi bathinnya tetap kafir. Sebagaimana dulu banyak orang-orang Yahudi dan Majusi, yang masuk Islam atau pura2 masuk Islam. Mereka berusaha menanam kekufuran, menyebarkan Bid’ah2 yang membawa kepada kenifakan, atau yang menjerumuskan umat Islam kedalam perpecahan, dengan maksud untu menjatuhkan Islam dan menggulingkan pemerintahan Islam.

Tidak ada komentar: