Rabu, 14 April 2010

IBIN ‘ATHA AS-SAKANDARY

Guru besar, ulama besar pada Universitas Azhar. Kuliahnya paling banyak dikunjungi oleh para siswa. Beliau seorang ulama ahli ( Dzahir ), kontra ahli Tashauf dan ahli kebathinan, terutama beliau banyak menyerang ( Abil ‘Abbas Al-Mursi dan Imam Syadzili ).

Suatu waktu, ketika beliau sedang memberikan ceramah dihadapan murid2nya dan orang banyak, beliau menyerang dan memaki-maki kedua tokoh ahli Tashauf tersebut habis-habisan, tiba2 beliau berhenti dan bertekun, terdengarlah olehnya suatu suara membisik ; ,, mereka itu, adalah orang-orang yang telah diridhoi oleh Tuhan dan mereka ridho kepadaNya. Karenanya tidak patut kau menyerang mereka “.
Suara pakah itu ?

Siapakah yang membisik pada telinganya dengan nada yang lembut merayu itu ?
Pikirannya kalut, hatinya gelisah. Akhirnya diputuskannya untuk berkunjung kepada ( Imam Abil Abbas Al-Musri ) . seorang tokoh Tashauf yang besar dengan harapan dapatlah kiranya suatu petunjuk daripadanya.

Kebetulan Imam Mursi sedang memberikan ceramah tentang ketashaufan, diantaranya beliau menerangkan :
Bahwa tingkata para Salikin ( Orang2 yang mengamalkan ketashaufan ) itu adalah ;

1. Islam, tingkatan ini berarti penyerahan diri dan ketaatan, dengan menjalankan kewajiban2 Syara.

2. Iman, tingkatan ini, tingkatan Ma’rifat, mengenal hakekatnya Syara’, dengan jalan mempelajari dan mengetahui kewajiban2 peribadatan.

3. Ihsan, tingkatan ini berarti penyaksian atas hakekat Tuhan dan ketuhanan, dalam jiwa.

Atau jika disimpulkan sebagai berikut :
1. Syare’at
2. Hakekat
3. Yaqin
Keesokan harinya Ibin ‘Atha pergi lagi, diantara percakapannya sbb :
Ibin ‘Atha ; sebenarnya, kini aku jadi cinta kepadamu “.
Abul ‘Abbas : ,, Semoga Tuhanpun cinta kepadamu, sebagaimana engkau cinta kepadaku “
Ibin ‘Atha : Aku tidak mengerti apa yang menjadi pangkal dan sebabnya kini aku jadi susah dan gelisah “

Abul ‘Abbas : ,, Sifat manusia hanya empat : senang dan susah, taat dan ma’siat ;
Jika sedang senang, sewajibnya kau bersyukur,
Jika sedang susah, sewajibnya kau sabar,
Jika sedang menjalankan taat sewajibnya kau banyak berterima kasih,
Jika terlanjur Ma’siat, sewajibnya kau lekas minta ampunan “.
Dengan pergaulannya yang samakin rapat dengan Imam Abul ‘Abbas Almursi, maka kini Ibin ‘Atha, disamping sebagai tokoh ( Ahluddzahir ), juga terkenal sebagai tokoh besar Tashauf.

Rahmat Mulyadi Taman Bima Blok A 11 Cirebon Jabar

Tidak ada komentar: