Rabu, 14 April 2010

ABU YAZID AL- BUSTHAMY

sejak waktu mudanya ia sudah mulai hidup memencil. Dua puluh tahun lamanya ia bersemedi. Disangkanya bahwa ia sudah sampai kepada apa yang dimaksud. Ia kembali kepada masyarakat, bertemu dengan seorang kakek2 , kilau kemilau sinar mukanya. Orang tua itu memperingatkannya ; Nak, sebenarnya engkau baru bertunas, belum sampai kepada buah. Abu Yazidpun kembali bersemedi lagi, 20 tahun lagi lamanya. Ia beribadah dengan penuh cinta, pengagungan dan peleburan pribadi dalam Zat Hakikat yang abadi.

Tetapi ia belum merasa puas, katanya ; sejak itu saja turut beribadah bersama-sama ahli2 Ibadah, turut berjuang bersama-sama pejuang2, turut sembahyang bersama-sama ahli sembahyang dan berpuasa bersama-sama ahli puasa, tetapi saja masih belum tahu tempat berpijak. Maka saja berdo’a, saja bertanya kepada Tuhan :

• ada manusia yang diajak bicara oleh Tuhannya, seperti Musa pernah diajak bicara waktu dibukit Sinai. Tetapi bicaranya, bukanlah seperti pembicaraan antara kita, tetapi bersifat wahyu, seperti diterangkan dalam ayat lain. Yang berbunyi : ( Tidak ada seorangpun manusia diajak bicara oleh Tuhan, hanya dengan jalan wahyu )
• ya Tuhan bagaimana caranya bisa sampai kepadaMu ?
• tinggalkan dulu dirimu, baru kau boleh datang kepadaKu “

menurut Abu Yazid, huibungan kepada Allah itu, terbagi dalam :

a. Ma’rifat, mengenal penghambaan dan ketuhanan, thaat dan ma’siat.
b. Ma’rifat, mengenal keagungan, kebesaran, kemurahan, dan taufiknya.
c. Ma’rifat, mengenal munajat dan merasa senang di HadiratNya.
d. Ma’rifat, mengenal Hati / jiwa.
e. Ma’rifat, mengenal rahasianya.

Abu Yazid sudah mengenal apa yang dikatakan rahasia itu, maka pribadinya lebur dalam ilham Tuhan, lebur pancaran NyrNya.
Ia hidup cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama manusia, cinta kepada semua yang hidup.

Ia hidup dengan semboyan cinta, makannya cinta, minumnya cinta dan hidupnya cinta.

Itulah bakti, itulah cinta kesucian.

Abu Yazid berseru kepada Tuhan, ya Tuhan, Ya Tuhan, Tuhan didunia dan diakhirat.

Ya Tuhan, inilah aku datang kepadaMu, kurniailah aku, meni’mati Nur cahayaMu.

Ya Tuhan semua yang didunia ini tidak ada artinya buat saya, kecuali Engkau satu. Kasihanilah hambaMu ini, yang sangat cinta kepadaMu, yang sangat rindu kepadaMu dan yang sangat mengharap kerinduanMu.

Maha suci Engkau dan Maha Qudus.

Engkau yang awal dan yang akhir, yang Dzahir dan yang Bathin. Semua tidak ada artinya bagiku, kecuali Engkau satu.

Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Tidak ada komentar: