Rabu, 14 April 2010

ABDUL QODIR JAELANI

Aneh ………………………..
Hari puasa, bulan Ramadhan. Suatu hari suntuk, bayi itu tidak mau menete, tapi anehnya waktu berbuka, bayi itu menangis minta menete. Benar setelah diberinya susu oleh ibunya, ia terus mengisap.

Itulah Abdul qodir Jaelany, waktu masih bayi, sebulan suntuk dalam bulan Ramadhan, ia tidak mau menete waktu siangnya, ia baru mau menete bersamaan dengan para sha’imin berbuka.

Sejak bayi Abdul qodir jaelany sudah hidup dalam ibadah. Begitulah sampai ia dewasa, ia menyingkiri masyarakat ramai, pergi memncil di gurun sahara, untuk mencari Tuhannya, mencari kehidupan rohani, mencari pancaran2 Nur Illahy.

Dua puluh lima tahun lamanya, ia hidup berkelana dengan beribadat, tidak mengenal masyarakat dan tidak dikenal oleh masyarakat. Dalam pada itu ia bertemu dengan Nabi Chidir dan berkenalan dengan beliau. Lama Abdul Qodir Jaelany berkenalan dengan Nabi Chidir, tetapi ia tidak tahu. Bahwa temannya itu, adalah Nabi Chidir.

Achirnya setelah cukup amalnya dan telah banyak peroleh Ilham, baru abdulqodir Jaelany tahu, bahwa temannya itu adalah Nabi Chidir, setelah beliau mengucapkan selamat

berpisah ; Hari ini kita berpisah, untuk menjadi teman selanjutnya, cukuplah kau punya hati dengan Ilham dari Tuhan, dan kini Tuhan telah memperkenankan engkau untuk kembali kepada Masyarakat.

Demikianlah Abdulqodir Jaelany kembali kebaghdad, untuk memberikan tuntunan dan bingbingan kepada masyarakat.

Waktu siang ia mengajar. Waktu malam ia beribadah, sembahyang dan berdzikir, sampai sepertiga malam. Pada waktu itu, demikian kata Al Hury menceritakan Abdulqodir Jaelany diwaktu malam, ketika saya bertemu kerumahnya, ku lihat badannya menjadi kecil dan semakin kecil, lalu kembali jadi besar dan semakin besar, achirnya naik menghubung keudara, sampai lenyap dari pandanganku.

Seterusnya kata Hury ; pada waktu sepertiga malam yang kedua ( tengah malam ) dia sembahyang, membaca Qur’an, lama ia sujud, lalu duduk dan bertekun, ia berdo’a dan berdzikir. Dalam pada itu kulihat dia sudah diliputi oleh Nur cahaya Rabbany, dan ……………….. ia lenyap dalam Nur itu.

Praktek Tashauf, kata Abdulqadir Jaelany, bukan barang yang gampang dan enteng, tapi itu adalah amal para alim dan para Nabi. Tashauf adalah jalan menuju Hakekat, hanya orang2 besar yang mendapat ilhalah yang dapat menempuh jalan itu. Tashauf adalah suatu bidang yang penuh cobaan dan ujian, orang tidak bisa tahan, kecuali mereka orang2 kuat dan ada bakat, mereka para rohaniawan ( Ahli kerohanian ). Tashauf adalah kenaikan jiwa membungbung keatas langit, tidak akan sampai kesana, hanya garuda2 yang besar dan kuat sayapnya.

Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Tidak ada komentar: