Tafsir Surat Yasin (Ayat 45-59)
Syeikh Muhyiddin Ibnu Araby
45. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Takutlah
kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu
mendapat rahmat”, (niscaya mereka berpaling).
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Takutlah kamu akan apa yang di
hadapanmu” berupa kiamat Kubro, dan siksa yang akan datang, (berupa
kiamat shughro). Kiamat yang pertama dating dari arah Allah Azza
wa-Jalla, sedangkan kiamat kedua datang dari arah diri melalui fana’
dalam Allah swt, di dunia, berikutnya menyendiri dari situasi dan
kondisi fisik dan menyemalatkan diri darinya. Agar kamu mendapat
rahmat”,
46. Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu
tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu
berpaling daripadanya.Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu
tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu
berpaling daripadanya. (Mereka berpaling karena tertirai hijab, yang
menimbulkan kontra kepada Allah swt, sebab nafsu mereka mengkristal
dalam hijab itu sendiri sehingga mereka tersiksa.)
47. Dan apabila dikatakan kepada mereka:
“Nafkahkanlah sebahagian dari rezki yang diberikan Allah kepadamu”, maka
orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman:
“Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah
menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan
dalam kesesatan yang nyata”.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari
rezki yang diberikan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu
berkata kepada orang-orang yang beriman: “Apakah kami akan memberi makan
kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan
memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata”.
Mereka tersesat karena mereka berkata dari kegelapan jiwanya.
Kegelapan nafsu dan jasad, yang terus menerus membangun sikap sinis
kepada Ketuhanan Allah swt., kekuasaanNya dan RahmatNya.
Bahasa-bahasa yang keluar dari diri mereka adalah bahasa nafsu,
bahasa kesombongan, bahasa pengandalan pada “keakuan” yang telah menjadi
berhala bagi mereka sendiri.
48. Dan mereka betkata: “Bilakah (terjadinya) janji
ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” Sebuah
pertanyaan sinis atas kekafiran dirinya kepada Allah swt.
49. Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja1270) yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
Nafsu mereka bertengkar dengan ruh mereka, nafsu mereka menguasai diri mereka, dan dikipas-kipas oleh syetan.
50. Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.
Keadaan orang-orang mu`min di hari kiamat.
Keadaan orang-orang mu`min di hari kiamat.
51. Dan ditiuplah sangkakala1271), maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
52. Mereka berkata: “Aduh celakalah kami! Siapakah
yang membangkitkan kami dati tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang
dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
53. Tidak adakah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.
Teriakan ketidakberdayaan, kehinaan, ketidakmampuan, dan teriakan
kefakiran yang sangat mengejutkan selama ini atas diri mereka yang
terbungkus oleh semesta kemakhlukannya.
54. Maka pada hari itu seseorang tidak akan
dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang
telah kamu kerjakan.
Amal seseorang menentukan kualifikasi kema’rifatannya. Bukannya berarti amal itu sebagai visa untuk bertemu dengan Allah swt? Bukan. Namun seorang hamba harus menggantungkan diri dan mengandalkan Allah Yang Menciptakan amal bagi hambaNya.
Amal seseorang menentukan kualifikasi kema’rifatannya. Bukannya berarti amal itu sebagai visa untuk bertemu dengan Allah swt? Bukan. Namun seorang hamba harus menggantungkan diri dan mengandalkan Allah Yang Menciptakan amal bagi hambaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar