Sabtu, 18 Januari 2014

Tafsir Surat Yasin (Ayat 21-36)

Tafsir Surat Yasin (Ayat 21-36)

Syeikh Muhyiddin Ibnu Araby
“Dan suatu tanda kekuasaan Allah bagi mereka adanya malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, tiba-tiba mereka dalam kegelapan.”
Suatu tanda kebesaran Allah swt, adalah “malam kegelapan nafsu”
 yang ditanggalkan oleh “siangnya cahaya matahari ruh” dan ragam kondisi ruhani, tiba-tiba mereka berada dalam kegelapan hijab. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah takdir dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. “Matahari ruh” yang berjalan pada edar maqomnya, yaitu Maqom Al-Haq swt,  dalam akhir perjalanan ruh.
Semua itu adalah takdir Yang Maha Perkasa, dimana KeperkasaanNya yang bisa menghalangi mereka untuk sampai ke Hadhirat AhadiyahNya, Yang Mengalahkan segalaNya dengan Sifat PaksaNya dan kefanaan makhlukNya. Allah Yang Maha Tahu, yang mengetahui batas kesempurnaan setiap perjalanan dan akhirnya.
Dan telah Kami tetapkan rembulan, manzilah-manzilah, sehingga ketika sampai pada manzilah terakhir kembalilah dia sebagaimana bentuk tandan yang tua.
Sedangkan  “Rembulan Qalbu” Kami tetapkan peredaran dalam perjalanannya menempuh maqomat (manazil-manazil) antara lain seperti maqom al-Khauf, Ar-Raja’, Sabar, Syukur, dan seluruh maqomat semisal Tawakal, dan Ridlo, sehingga kembali ketika fana’ dalam ruhnya di dalam maqom Sirr, “sebagaimana tandan yang matang”, yang menggambarkan kematangan jiwa dengan kecerahan wajah hati yang mengiringi Ruh sebelum sempurna kefanaannya, dan ketiuka terhijab cahayanya oleh nafsu dan kekuatan dirinya. Dan posisinya sebagai “purnama” karena posisinya ada di dalam dada yang berhadapan dengan maqom Sirr.
Tidak layaklah matahari bertemu bulan, dan tidak pula malam  mendahului siang. Dean masing-masing berada dalam garis edarnya.
Tidak layaklah matahari “ruh” bertemu bulan qalbu, dalam perjalanan ruhaninya , sehingga meraih keparipurnaan batin berupa sifat meliputi keseluruhan semesta, dan tajalli dengan Akhlaq dan Sifat. Dan tidak pula malam  mendahului siang, dengan pertyemuan matahari dan bulan, serta perubahan kegelapan nafsu menjadi siangnya cahaya qalbu.
Karena rembulan qalbu ketika menanjak ke maqom ruh,  maka ruh akan sampai ke Hadhirat Wahdah (Kestauan) makanya tidak akan bertemu.
Pada saat itulah nafsu menjadi luapan api dalam qalbu yang tak lagi berada dalam kegelapannya, dan kegelapannya tidak akan melampaui cahanya, bahkan kegelapannya sirna. Hanya saja Qalbu dan cahanya berada di maqom Ruh, makanya tidak akan mendahuluinya menurut ketentuan baqo’Nya maqom Ruh.
Dan masing-masing berada dalam garis edarnya, berjalan, dengan ketentuan dalam awal perjalanan dan akhirnya, yang tidak melampaui dua kenyataan, berjalan sampai Allah swt memadukan antara dua ketentuan itu dalam satu garis, lalu rembulan sirna dan matahari terbit dari arah tenggelamnya, ketika itulah qiyamat tiba.
Dan suatu tanda bagi mereka adalah Kami angkat keturunan mereka dalam bahtera yang penuh dengan muatan.
Yaitu kapal Nuh as, yang didalamnya ada rahasia yang sangat dahsyat, dimana rahasianya tidak diceritakan oleh pendahulu mereka. Maka harus ada keluarga dan keturunan yang bersambung.
Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
Sebagaimana Kapal Nuh, yaitu Kapal Muhammadiyah yang sempurna untuk dikendarai menuju kepadaNya.
Dan jika Kami menghendaki, Kami bisa tenggelamkan mereka, bagi tiada lagi penolong bagi mereka, dan tidak pula mereka diselematkan.
Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai pada masa yang ditentukan.

Tidak ada komentar: